Part 29 - Late Night

191 24 2
                                    

Hari ini check up selanjutnya, hari-hari menuju operasi tak lama lagi. Lagi-lagi lembaga selalu memberikannya hari khusus untuk cuti. Walaupun harus dikenakan potongan setengah dari upah penuh hariannya. Keberadaan beberapa tutor baru di kelas preparation juga sangat membantu ketidakhadirannya.

Pagi-pagi sebelum berangkat bekerja, ia mengantarkan Sewoon ke tempat Seungcheol. Pria itu memohon untuk mengizinkan Sewoon tinggal sampai seminggu ke depan. Seungcheol baru saja pindah ke komplek rumah yang lebih luas dari apartemennya, beberapa keluarganya datang sehingga mencari-cari keberadaan Sewoon yang selama ini jauh dari keluarga besarnya. Dan Yoo Jeong juga tidak perlu khawatir mengingat jadwal operasinya kemungkinan dalam waktu dekat, sehingga Sewoon tidak akan sendirian di rumah dan ada yang membantunya.

Choi Sewoon dengan tawa yang sangat gembira mengiyakan dan saat tiba di depan rumah baru Seungcheol. Ia bisa sebebas-bebasnya dibandingkan dengan ibunya kalau tinggal bersama ayahnya. Seungcheol selalu memberikan pelayanan terbaik untuk anak lelakinya tersebut, apapun diberikan walaupun kalau sudah marah tanpa bersuara pun Sewoon bisa tunduk ketakutan.

Hari ini juga menghabiskan waktu berjam-jam untuk prosedur pengecekan menyeluruh. Perasaannya lebih banyak takut dibandingkan tenang karena dosis obatnya untuk beberapa hari terakhir seperti kurang ampuh untuk nyeri beberapa kali di bagian panggul dan perutnya.

Hasilnya tetap sama, sel yang ia anggap kecil ternyata bisa tumbuh beberapa milimeter dengan cepat dan bisa sangat berbahaya. Beberapa perlakuan medis dengan suntikan dan obat membantu memperlambat sel kankernya, Yoo Jeong semakin gelisah sendiri. Ia takut mati sejujurnya, apalagi malam kemarin ia mendapatkan kabar jika kakek yang sempat menemaninya di rumah sakit beberapa waktu lalu sudah meninggal dunia. Pengobatan ternyata tidak menyembuhkan total, pikirnya.

"Rumah sakit kanker di Incheon sudah dikontak untuk operasinya. Ada tiga dokter ahli bedah yang akan menanganimu termasuk saya. Semua pasien operasi kanker dan besar, pasti ditangani di sana."

Yoo Jeong mengangguk saja, sepakat dengan semua prosedur operasinya.

"Ada sel abnormal di permukaan luar ovarium," Dokter Seo tersebut menjelaskan hasil pemeriksaan terbaru, lebih detail hingga pada proses operasinya,"Gumpalan ini harus diangkat. Dan operasi histerektomi ada konsekuensinya. Biasanya wanita-wanita yang sudah diangkat bagian rahimnya, berefek pada kejiwaannya. Mereka yang produktif seperti dirimu saat ini masih punya keinginan untuk punya anak."

Yoo Jeong membasahi bibirnya yang kering, kecemasan langsung saja menyelimutinya tatkala mendengarkan konsekuensi yang sebenarnya bukan lagi hal baru baginya.

Dokter tersebut mengarahkan sebuah kertas ke hadapannya, menjelaskan dengan tenang dan pelan,"Kalau misalnya masih berkeinginan punya anak, sebenarnya masih ada kesempatan walaupun kecil. Tapi rahim tempat janin berkembang memang tidak berfungsi total kembali. Jadi, harus dibicarakan dengan pasanganmu, ada pertimbangan buat ke depan mau bagaimana."

Yoo Jeong hanya tersenyum,"Pasanganku sudah punya pasangan baru."

Dokter tersebut membalasnya dengan gelakan tawa kecil dan ramah. Sampai Yoo Jeong meraih pena tersebut, menandatangani surat yang menjadi perjanjian untuk menerima segala konsekuensi dan syarat terkait operasinya. Ditekannya ujung pena tersebut, menarik garisan tangannya dengan perlahan walaupun kepalanya masih bercabang-cabang.

"Sudah dokter."

Dokter Seo menarik kertasnya dan menyerahkan buku konsultasinya ke Yoo Jeong,"Sampai bertemu lima hari ke depan Yoo Jeong-ssi. Semoga operasimu berjalan dengan lancar dan kau bisa pulih kembali."

Yoo Jeong bangkit dari kursinya, membungkukkan badannya memberikan salam kepada dokter tersebut. Ia menggantikan pakaian rumah sakit menjadi pakaiannya yang awal.

Where The Sea Sleep 《Complete》 - Jeon Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang