After Story - Same Dream, Same Mind, Same Night

245 27 17
                                    

Benar ucapan Seulgi saat menasihatinya malam kemarin, menjumpai pihak orang tua calon adalah yang paling menggugupkan. Entah ide apa yang bercokol dan membuatnya berambisi untuk menunjukkan keseriusannya, Yoo Jeong sudah bilang untuk menjalani hubungan lebih terbuka antara satu dengan yang lain selama beberapa bulan, tapi Wonwoo tak sabar untuk bertemu ibu Yoo Jeong.

Sekarang ia terjebak dengan idenya sendiri, duduk di depan ibu Yoo Jeong yang hanya tersenyum tipis, terlibat dalam keadaan yang kaku sekaligus canggung. Wonwoo sudah mempersiapkan semuanya, pakaiannya yang sangat pantas dari atas hingga ke bawah, kemeja serta luarannya yang senada dengan celana kainnya. Ditambah ia baru saja potong rambut sore kemarin dan Yoo Jeong hampir terkejut bukan main melihat gaya sisirannya yang berubah. Semua untuk keluarga Yoo Jeong. Aroma parfumnya juga yang hanya ia pakai untuk acara-acara tertentu, yang paling mahal selama ia membeli parfum. Lembut, gentle, dan cirinya.

Nyatanya itu tak menjadi modal untuk memberanikan diri lebih dari tersenyum, kikuk, dan berucap seadanya. Ditambah Yoo Jeong segala punya urusan dengan perutnya makanya mengurung diri di kamar mandi setibanya mereka di rumah ibu Yoo Jeong. Dan Sewoon sudah pergi bermain dengan beberapa kenalannya yang cukup akrab bersama tetangga di sini.

"Aku pulang.." Wonwoo hampir kelepasan menghela napas sesaat adik perempuan Yoo Jeong datang bersama seorang lelaki yang mengikutinya dari belakang. Keduanya menggunakan pakaian kerja yang formal.

"Anyyoeng haseo. Aku Park Hayoon." Sapanya memberikan salam membungkukkan badan.

"Aku Jeon Wonwoo."

"Anyyoeng, aku Lee Seokmin. Teman Hayoon dan Yoo Jeong noona. Sempat jadi pengacaranya, tapi lebih sering ke tempat curhat." Pria itu tersenyum lebar dan sangat ramah, Wonwoo tak enakan lantas berdiri dan membungkukkan badannya dalam-dalam memberi salam kepada keduanya sekali lagi memperkenalkan diri.

"Pacarnya ibu Sewoon?" alis Hayoon terangkat sekilas, sesaat Wonwoo ingin menjawab, ibu Yoo Jeong lantas berdehem membuat Hayoon dan Wonwoo melihat ke arah mereka,"Oohh mianhae, bawaan anak hukum jadi inginnya langsung to the point." Hayoon mengibas-ngibaskan tangannya di udara dan langsung duduk bergabung bersama ibu dan Wonwoo.

"Ini semua Yoo Jeong eonnie bawakan?" tanya Hayoon lagi ke hidangan dan bingkisan yang cukup banyak di hadapan mereka berempat.

"Hanya itu yang dibawa kakakmu, sisanya Wonwoo-ssi yang bawa." Kata ibunya menjawab menunjukkan ke bungkusan kue yang sudah terbuka milik Yoo Jeong dan sisanya yang membuat Hayoon terpesona adalah enam hingga tujuh karton kertas yang masih utuh.

"Dari dulu ya, eonnie itu pelit bukan main!" gerutu Hayoon lalu tersenyum simpul ke Wonwoo,"Tapi kalau uang cash dia memang selalu berikan, anaknya ya gitu, malas cari repot kalau soal kado atau buah tangan." Hayoon membuka aib kakaknya, membuat Seokmin tergelak. Ia sudah hapal aduan Hayoon tentang kakaknya tersebut.

Wonwoo di situ, sekali lagi duduk hanya tersimpul dengan senyumannya yang lembut dan canggung sekaligus. Dalam hati membenarkan karakter Yoo Jeong soal bingkisan. Ia sempat mendengarkan gerutuan Yoo Jeong tentang hadiah Wonwoo yang menurutnya terlalu banyak.

"Kenapa pulang cepat?"

"Ini hanya sebentar, kami mau ke kantor jaksa. Ada uji berkas kasus, jadi sekitaran dua jam lagi. Kebetulan tadi ibu bilang ada eonnie pulang membawa pacarnya ya sudah aku bawa Seokmin."

Alis Wonwoo terangkat, sejak kapan ibunya Yoo Jeong mengirimkan kabar soal kedatangannya sebagai pacar ke adik Yoo Jeong? Ditambah lagi ia bahkan belum sempat berbagi cerita tentang hubungannya bersama Yoo Jeong? Unik juga, pikirnya.

Where The Sea Sleep 《Complete》 - Jeon Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang