2.

1.4K 266 163
                                    

Update pagi-pagi keren nih😎

***
Setelah tugasnya selesai, Gojo langsung mengirimkan pesan pada temannya. Terpampang jelas disana, 'Nanamin Kwento-kun.'

Nanami Kento adalah teman Gojo dari SMP. Dari sekian banyak orang, hanya dirinya lah yang bertahan untuk berteman dengan mahluk gaib itu. Nanami selalu tabah, dan sabar ketika syaiton itu mulai mengganggu nya.

Seperti sekarang, Gojo tak henti-hentinya spam chat, spam telpon. Padahal, saat ini dia lagi asyik-asyiknya belajar.

Untuk ke limapuluh dua kalinya, akhirnya panggilan itu ia angkat juga. Dari seberang sana, terdengar jelas kalau Nanami jengkel. "Apa sih?"

"Akhirnya lo angkat juga."

"Ngga penting gue tutup ya."

"Eh bentar. Ah elah, lo mah gitu. Gue cuman mo nanya, selesai foto sama kambing kirim ke siapa?"

"Kak Sugu." jawab Nanami singkat.

"Siapa Sugu? Lo ada no nya nggak?"

"Kan di grup MPLS ada. Chat aja sono."

"Oh, Suguru Getou?"

"Ya."

"Oke tengs. Oh ya, lo tau nggak kalau gue-" belum selesai Gojo melanjutkan, telepon itu dimatikan secara sepihak oleh Nanami.

Wajar, karena Nanami tau jika Gojo pasti ingin bercerita panjang tentang hal yang tidak penting. Bagi Nanami, waktu itu sangat berharga. Jadi, ia lebih memilih menghabiskan waktu nya untuk belajar materi untuk MPLS, dibanding harus mendengar ocehan tidak jelas dari orang tersebut.

Gojo yang sudah biasa di ghosting, mengabaikan hal itu. Ia langsung mengirimkan pesan pada Kakak OSIS yang bernama 'Sugu' itu.

Cr: @ladadiie (Twitter)https://twitter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cr: @ladadiie (Twitter)
https://twitter.com/ladadiie/status/1400040587814793223?s=20

Gojo merasa kecewa. Perjuangannya untuk berselfie bersama kambing ternyata hanya berbuah sia-sia.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Melihat siapa yang menelpon, buru-buru Gojo mengangkatnya.

"Iya kak ada apa?" tanya nya sesopan mungkin.

"AHAHAHAHA," di seberang sana terdengar suara berat laki-laki sedang tertawa terbahak-bahak. Gojo terdiam, tak mengerti. "Ah, maaf-maaf. Saya masih agak ngakak sama kejadian tadi. Maaf ya."

"Oh, gapapa kak. Wajar aja kok kakak ketawa. Saya nya goblok banget, gatau kalau 'Kambing' itu singkatan dari 'Kakak Pembimbing'. Ketinggalan jaman banget saya nya. Maklum, baru keluar dari goa." Jawab Gojo santai, tanpa beban.

"Nggak kok, ini juga salah saya yang kurang kasih penjelasan ke kamu. Saya minta maaf ya."

"Oh gapapa kak, santai aja."

"Btw, udah foto sama Kakak pembimbing nya?"

"Belum kak."

"Yaudah, nanti foto sama saya aja. Itupun kalau kamu mau-"

"Mau kok kak! Lagipula, susah banget ngajak Kakak Pembimbing buat foto. Susah banget dihubungin."

"Oke. Sore ini saya tunggu kamu di rumah saya. Alamatnya nanti saya share."

"Siap kak, makasih."

"Iya. Sekali lagi saya minta maaf ya. Udah? Itu aja, kan? Nggak ada yang mau kamu tanyakan?"

"Ada sih kak, cuman kayaknya nggak penting."

"Yaudah tanyakan aja sini. Jangan sungkan. Saya bakal jawab sebisa saya."

"Denger ketawa kakak kok rasanya adem banget ya?"

Setelah itu, sambungan dimatikan oleh Gojo secara sepihak. Ia merasa sedikit takut, karena telah lancang seperti itu.

Sedangkan diseberang sana, Suguru senyum-senyum sendiri akibat ulah adik bimbingannya itu.

Melihat gelagat Suguru yang aneh, orang bersurai biru itu menggembungkan pipinya, kesal.

"Kenapa senyum-senyum?" ujar Mahito, pacar Suguru.

"Gapapa. Cuman adek kelas yang tingkahnya gemush banget."

"Segemes apa sih dia? Emang lebih gemas dari aku?" Mahito ngambek.

Suguru langsung menarik pipi pacarnya itu. Mencubitnya, lalu akhirnya mencium. "Kamu yang paling gemushin."

"Masa?"

"Iyaa sayang."

Setelah mendengar jawaban Suguru, Mahito tersipu malu.

Jika kalian mengira Suguru Gay, itu bisa iya, bisa tidak. Lebih tepatnya, Suguru suka perempuan, suka laki-laki juga. Dengan kata lain, ia seorang biseksual.

Tidak diketahui sejak kapan ia menyimpang, bagi Mahito itu tidak penting. Selama ia bisa mendapatkan hati sang Ketos, ia merasa bahagia.

Mahito tidak lupa akan jati dirinya. Ia sepenuhnya laki-laki. Tapi demi sang pacar, ia rela menjadi perempuan, maupun laki-laki. Walaupun ia tau Suguru seorang bisex, tetap saja ia merasa tak tenang. Semua itu ia lakukan semata-mata agar Suguru tidak berpaling darinya.

Butuh waktu enam tahun baginya untuk menaklukkan hati Suguru. Meski orang itu bersifat sangat ramah dan baik hati, Suguru sangat susah untuk didapatkan hatinya.

Setiap Mahito mendekatinya, ia merasa selalu saja ada dinding di dalam diri Suguru yang menghalangi dirinya agar tidak masuk.

Berbagai cara ia lakukan. Mulai dari mengikuti kemanapun Suguru bersekolah, memantau kebiasaan dan kesukaan Suguru agar bisa ia lakukan, dan hal lainnya.

Di hari setelah ia sepenuhnya milik Suguru, perasaannya tercampur aduk. Antara terharu, dan bahagia. Sedih, marah, kesal, senang, semuanya tercampur sempurna, membuat Mahito bingung bagaimana harus mengekspresikan dirinya.

"Janji nggak bakal ninggalin aku?" Mahito mengeluarkan satu jari kelingkingnya.

Suguru tersenyum, mengaitkan jari kelingkingnya pada Mahito. "Janji."

***

AHAHAH, SAY NO TO MAHITO.
BYE BITCJH!

HARGAI PENULIS DENGAN MEMBERIKAN VOTEMENT.

DarrenChanz

KAMBING || SuguSato [BL]Where stories live. Discover now