8.

1.2K 176 75
                                    

Mon maap, saya hampir lupa kalo saya punya wetped :'v
Keasikan baca AU di twt jdi lupa klo saya juga bikin AU di Wetped.

***
Sampai di tempat tujuan, Geto menurunkan Gojo perlahan. Sebelum benar-benar menurunkannya, Geto mencium Gojo terlebih dahulu. Bukan di bibir, melainkan di leher. Entah kenapa, Geto sangat menyukai wangi tubuh orang tersebut, walau dikata Gojo belum mandi sama sekali.

"Belum puas lo cium gue?!" Gojo risih.

"Heh.. Baru sekali doang."

"Sekali palelo! Selama perjalan lo selalu cium gue! Kesian, pipi, bibir, leher gue udah nggak perawan lagi."

"First kiss lo gue?" tanya Geto semangat.

"Ngga deng. First kiss gue kan Michael."

"Siapa Michael?"

"Kambing engkong gue. Napa? Lo mau cium dia?"

"Gue mau cium pemiliknya aja."

"ENGKONG?!"

"Cucu nya maksudnya."

"Dih,"

Setelah itu tawa Geto mengakhiri percakapan.

Saat ingin membuka bajunya, Gojo sedikit ragu. Bagaimanapun juga, di sampingnya ini ada setan sagne. Ia takut jika membukanya malah membuat Geto makin menjadi-jadi. Apalagi ini di hutan. Ia tidak tau harus meminta tolong pada siapa, dan berlari kemana.

Sampai akhirnya Gojo memutuskan untuk mandi dengan membasahi pakaiannya juga.

Geto duduk dengan membelakangi Gojo. Dia membuka baju, lalu melepas ikat rambutnya. Gojo yang berada di belakangnya terpana untuk beberapa saat.

Punggung itu...
Rambut itu...

Pemandangan indah yang terjadi dalam sekejap.

"Kenapa?" tanya Geto.

Gojo tersadar. Dia langsung memutar punggungnya, menjadi ia yang membelakangi Geto.

Gojo cepat-cepat mengguyur dirinya.

Geto yang melihat itu ikut terpana. Meski Gojo memakai baju, baju itu sangatlah tipis. Saat basah, baju itu dengan jelas mencetak punggung indah milik Gojo.

"Tubuh lo bagus juga ternyata."

Gojo terkejut.

"Mbing." panggil Gojo.

"Mbing?" ulang Geto.

"Pokoknya mulai sekarang gue manggil lo mbing, kambing."

"Oke." Jawab Geto santai.

"Nggak marah?"

"Ngapain gue marah? Kan itu panggilan sayang dari lo ke gue." Geto narsis.

"Apaan sih. Gr banget."

Demi apapun, Gojo dagdigser. Ia tidak tau jika gombalan cringe milik Geto mampu membuat jantungnya berdisko.

"Mbing, gue mau nanya."

"Hm? Silahkan."

"Lo... "

Sebenarnya Gojo tidak ingin ke pedean. Tapi ia juga capek harus bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Lo... "

Tapi kalau Gojo bilang, nanti malah Geto yang ke pedean.

"Lo... "

"Bilang nggak ya?"

"Apa Satoru? Cepet, jangan bikin gue penasaran."

"Lo suka sama gue?"

"..."

"..."

"..."

"Hahahahahaha. Kok lo bisa mikir gitu?"

"Ya karena tindakan lo lah!"

"Tapi lo suka, kan?"

"Siapa bilang?! Itu gue terpaksa ya!"

"Hm, iya deh terserah."

"Jangan ngalihin topik. Cepet jawab pertanyaan gue!"

Geto terdiam sejenak. Beberapa saat kemudian, ia menarik nafasnya dalam. Tatapan santai itu kini berubah menjadi tegang. Matanya menyipit, dahinya berkerut, menatap serius pada Gojo.

"Satoru, lo suka gue?"

"Kok lo malah nanya balik? Harusnya lo-"

"Jawab gue." ujar Geto dingin.

Gojo terdiam sesaat, sebelum akhirnya menjawab:

"Ya nggak lah!"

"Dan itu juga jawaban gue."

"Hah?"

"Gue juga nggak suka sama lo."

"Terus tindakan lo selama ini itu-"

"Oh, lo mikir selama gue cium lo, artinya gue suka sama lo? Hah, Satoru.. Satoru.. Naif banget lo jadi orang."

PLAK

Satu tamparan keras mendarat di pipi Geto, memberikan bekas yang amat merah. Meski begitu, Gojo masih belum puas. Ia melayangkan satu tangannya lagi mendarat di sisi lain pipi Geto.

Mendapat perlakuan seperti ini, Geto justru tidak terima. Saat ingin memarahi, ia berhenti. Mulutnya yang ingin mengeluarkan sekumpulan kalimat, kini tertahan, kembali masuk ke tenggorokan.

"JADI SELAMA INI LO CUMAN JADIIN GUE SEBAGAI BONEKA PELAMPIASAN NAFSU LO?!"

"DAN DENGAN NGELAKUIN ITU SEMUA, LO MASIH NGAKUIN DIRI LO SEBAGAI KETOS?!"

"DASAR SETAN MESUM! ANJING. BANGSAT. LO-"

"Eh? Kok gue malah marah? Bukannya bagus kalo dia nggak ada perasaan sama gue?"

Gojo menarik nafasnya dalam-dalam, berujar dengan tenang; "Bagus deh kalo lo nggak suka sama gue."

"Tapi kenapa gue malah mau nangis ya?"

"Hm, gue cuman mau ngasih saran. Lebih baik kalo sagne lari nya ke pacar lo, jangan ke gue. Oke?"

"..."

"Ah, maaf atas ketidaksopanan Saya tadi ya kak. Saya terlalu terbawa suasana. Jika berkenan, Kakak boleh hukum saya." Gojo menunduk dalam.

Geto jelas kebingungan. Sikap Gojo langsung berubah 180°, sangat berbeda dengan yang sebelumnya.

"Satoru..." panggilnya. "Mending lo lebih jujur sama perasaan lo. Gue nggak papa kok." Geto menangkat tangannya, menarik wajah Gojo agar menatapnya.

Di detik itu juga Geto terkejut melihat mata biru itu berlinang air mata.

"Kalo gitu, boleh nggak saya tampar kakak lagi? Saya masih agak kesal soalnya."

"Satoru, gue-"

PLAK

***
Bingung sama alurnya?
Nanti ada penjelasan di chp berikutnya.

So, bye bye

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KAMBING || SuguSato [BL]Where stories live. Discover now