6.

926 189 20
                                    

Semak belukar itu bergerak, membuat suara berisik. Gojo masih diam di tempat, tak berani mendekat.

Demi apapun, ini hutan. Siapa yang tau apa yang ada di dalamnya? Tidak mungkin, kan, hanya tumbuhan, dan pohon?

Gojo diam sambil menebak-nebak apa yang ada di balik semak tersebut.

"Kucing?"

"Monyet?"

"Kelinci?"

Ia menebak seperti itu sepenuhnya karena ingin menenangkan diri. Gojo tak sanggup membayangkan jika yang ada di balik semak tersebut adalah hewan buas.

"Tikus?"

"Domba?"

"Kam... Bing? Pfft." saat menyebutkan hewan tersebut, Gojo membayangkan jika yang ada di balik semak itu adalah Kakak Pembimbingnya, Getou.
Jelas, itu tidak mungkin.

Apalagi kalau berharap untuk di selamatkan oleh orang itu. Jelas, hal yang tidak mungkin.

Toh, sekarang Gojo sedang mati-matian menghindari orang tersebut.

Saat sibuk menebak-nebak, cahaya senternya mulai meredup, hingga akhirnya mati.

Sekarang, Gojo sepenuhnya diselimuti oleh kegelapan. Bahkan, cahaya bulan pun tak ada karena cuacanya hujan.

Gojo menangis sesegukan, meminta tolong.

Gelap, gelap, gelap.

Sekitarnya gelap.

Semuanya gelap.

Gojo tak merasakan apapun, kecuali kegelapan.

"Gue... Takut."

Gojo memejam matanya. Mempererat memeluk dirinya sendiri.

"Tolong, gue takut... "

Hujan semakin deras, angin berhembus kencang. Bibir pucat Gojo bergemetar, karena kedinginan. Matanya bengkak, karena menangis. Suaranya serak, karena terus berteriak.

Demi apapun, ia benci hari ini.

Sayup-sayup, telinga Gojo menangkap sebuah suara yang memanggilnya. Tapi apalah daya, Gojo sudah tidak mampu berjalan.

Di detik itu juga, dibawah hujan deras dan gelapnya malam, Gojo Satoru terkapar tak sadarkan diri di dalam hutan.

***
"Gojo! Gojo! Gojo!" teriak orang itu. Ia mengecek nafas Gojo, dan merasa lega karena Gojo masih bernafas. Hanya saja, hembusan nafas Gojo semakin lama semakin lemah.

Orang itu semakin khawtir, "Apa gue lakuin itu aja kali, ya?" ujarnya pada diri sendiri.

Getou membuka mulut Gojo lebar-lebar, lalu memberikannya CPR.

Gojo terbangun. Ia perlahan membuka matanya. Saat melihat Getou mencium dirinya, ia secara reflek meninju.

"Lo apa-apaan, sih?" Getou kesal.

"Lo yang apa-apaan! Nggak puas lo sama yang kemaren, hah?!" Gojo langsung bangkit, berdiri menjauh dari Getou.

"Gue cuman mau ngasih CPR buat lo. Bukannya makasih, malah nonjok."

Gojo diam. Beberapa saat kemudian, ia tersadar. "Lo ngapain ada di tengah hutan gini?"

"Ya nyariin lo, lah!"

Gojo kembali tak bersuara. Ia berdiri mematung di tempat. Hal itu, tentu saja membuat Getou menjadi risih.

"Lo ngapa jauh-jauh, sih? Sini, duduk dekat gue."

Gojo menyipitkan matanya, tampak curiga. Ia takut jika Getou akan macam-macam dengannya. Apalagi, ini di hutan. Bisa saja orang itu benar-benar memperkaosnya.

"Lo mikirin apa, sih? Cepat sini! Lo kedinginan, kan, pasti? Mending lo angetin diri di api unggun ini."

"Lo nggak akan macam-macam sama gue, kan?"

"Ya nggak lah. Gue janji, gue nggak macem-macem. Cepetan angetin tubuh lo, takutnya ntar malah sakit."

Gojo akhirnya menurut. Ia duduk di sebelah Getou. Kedua telapak tangannya terulur ke api unggun, mencoba mengambil rasa hangatnya.

"Lo sendiri?"

"Ya kayak yang lo liat."

"Yang lain mana?"

"Mereka ada di hutan satunya."

"Oh."

Setelah itu, hanya ada keheningan menyelimuti.

Entah karena ada cahaya, atau karena ada Getou di sampingnya, Gojo jadi merasa tenang. Matanya perlahan-lahan mulai tertutup.

Dan di detik itu juga, ia tertidur.

Getou terkejut saat kepala Gojo jatuh dibahunya.

Ia membenarkan posisi kepala Gojo menjadi berbaring di atas pahanya. Bagian bawah tubuh Gojo sudah ia selimuti, dan hanya menyisakan kepalanya saja.

Getou menatap intens wajah indah orang itu. Tangannya terulur, mengelus surai basah milik Gojo.

"Gue janji, gue nggak macem-macem." ia terseyum mengingat janjinya tadi.

Getou mengelus bibir mungil Gojo. "Kalau cuman ciuman, gapapa, kan?"

***

HARGAI PENULIS DENGAN MEMBERIKAN VOTEMENT NYA.

DarrenChanz

KAMBING || SuguSato [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang