0.9 Blood Vommit

23 5 14
                                    

"Nona Cha, tolong fokus!"

"Ah, em— maaf, baik,"

"Walau nilai kamu adalah yang terbaik, bukan berarti kamu bisa sombong. Ingat!"

Untuk ke-lima kalinya hari ini aku kena tegur di kelas. Aku tidak bisa fokus dan dokter spesialis penyakit dalam yang menjadi dosen hari ini tau itu. Bukan sesuatu yang patut dibanggakan— walau nilaiku bagus.

Sepanjang malam, aku tidak tidur karena ucapan Younghoon. Dan bingung dengan perasaanku sendiri terhadap dia.

Apa aku menyukainya? Dalam konteks perempuan pada laki-laki?

Kugoyangkan kepala keras-keras.
Tidak!! TIDAK BOLEH.

⊱ ────── {⋅. ♪ .⋅} ────── ⊰

"Cha! Tolong ambilin resep obatku ya, aku ada meeting dadakan. Nanti anterin juga oke? Siang ini harus kuminum."

"Eh eh, aku ada urusan habis ini,"

"Daaah!!"

Blam

Pintu tertutup begitu saja, Younghoon pergi tanpa mandi, aku tau karena dia saja baru bangun tidur setelah menggarap proposal. Harusnya dia istirahat setelah insiden itu, tapi fakta bahwa temannya terbunuh, membuatnya bertekad menangani kasus ini.

Aku yakin dia ditolak, ini kan tidak masuk akal.

Not shy
Not me
ITZY~

Telepon dari Hyunjae, semoga dia mendapat pentunjuk baru tentang sepupuku.

"Halo?"

Hening sejenak, terdengar jelas Hyunjae berdehem kecil. Mau apa dia berlagak begini?

"Dosenmu ada disini, sebagai wali, Oppa harus memaksamu membatalkan janji kencan dengan pacarmu dan pulang sekarang juga."

Dosen yang mana? Jangan-jangan dokter itu ada di depan wajah Hyunjae sekarang.

"Baik Oppa, aku akan pulang,"

Mengikuti alur, aku harus memanggilnya oppa dan pergi ke hunian khas museum tempat Hyunjae singgah.
Antisipasi, lebih baik aku menggunakan kekuatan vampir agar lebih cepat sampai.

Begitu pintu terbuka, bisa kulihat dosen berbadan jangkung itu sudah duduk manis dengan secangkir kopi didepan lututnya. Sementara Hyunjae sudah berdiri ala orangtua yang siap memberikan siraman rohani.

"Kemana aja kamu? Kalo dibilang jangan pergi, ya jangan!" geramnya mendelik padaku.

Dia terlalu mendalami peran bung~

"Maaf," ucapku sopan.

Kami duduk di hadapan dosen yang sering dipanggil Pak Ji, bukan berarti dia sudah naik haji.
Nama lengkapnya Ji Changmin. Di Korea, lebih sopan memanggil nama marganya saja.

"Jadi kamu kurang fokus karena kasmaran? Anak muda jaman sekarang..." katanya sambil tersenyum datar.

"Saya rasa begitu, maaf," ucapku menunduk. Aku gadis yang penurut bukan?

"Baiklah, misalkan kamu jadi asisten saya, apakah pacar kamu keberatan?"

"Hah?"

Kuyang In DisgustWhere stories live. Discover now