Chapter 10 - Study Tour (Part 1)

1.6K 228 67
                                    

Rosie POV

Hari pertama study tour.

Kita naik bus ke sana. Mahal bossquh kalau naik pesawat semua! Haha.

Jogja ke Malang itu kira-kira 6 jam perjalanan gitu lah.

Kita di bagi dalam beberapa kelompok dan untungnya gue sama Sarah itu dapet satu kelompok. Kan bisa ga ada temennya gue nanti buat ngobrol selama perjalanan kalau kita beda bus. Apalagi gue banyak haters-nya. Duh.

Dan entah kebetulan apa gimana, Dira jadi guru pembimbing kelompok gue!

Aaaa, kenapa harus Dira coba dan bukan guru yang lain aja?

Gimana gue bisa berusaha buat ngelupain rasa galau di hati gue kalau begini?

Perjalanan menuju ke Malang pun di mulai. Gue duduk agak belakang sama Sarah dan para guru pembimbing di depan termasuk Dira. Sarah duduk dekat jendela dan gue di sampingnya dekat area tengah bus biar gue bisa melihat ke tempat Dira duduk.

Jarak kita mungkin 5-6 kursi gitu. Dan lagi-lagi tanpa sadar otak gue cuman memikirkan Dira. Dia serius terlihat berbeda kalau make baju bebas gini. Ish.

Tak berapa lama bus kita pun mulai jalan. Tentu aja semua anak pada berisik. Entah ngobrol, nge-gosip, bercanda tawa, dan lain-lain.

Gue sih asik main hape sambil makan snack sama Sarah sambil sesekali melihat ke arah depan. Damn, gue sumpah bucin.

"Chi, loe bawa antimo ga?", tanya Sarah setelah beberapa saat.

"Gak, kenapa? Loe mabok Sar? Udah mual?"

"Iya. Gue lupa bawa", katanya terlihat cemas gitu dan mencari kresek yang emang tadi di bagiin buat para mabokers.

"Haish, gue tanyain ke yang lain dulu deh. Loe di sini aja"

Belum juga gue sempat bertanya, Sarah udah muntah duluan. Aishh. Gue pun kembali duduk dan menepuk-nepuk punggung Sarah biar dia muntahin aja semua ya kan.

Untungnya ada anak yang langsung teriak, "Bu, ada yang muntah Bu"

Tak berapa lama, gue merasa ada yang datang dan itu adalah Dira!

Shit.

Tau ga, dia langsung membungkuk di depan gue persis dan menanyai Sarah tentang bagaimana keadaannya dan gue otomatis duduk tegak dan memundurkan badan gue maksimal ke kursi.

Entah kenapa gue menahan nafas dan sialnya saat gue menarik nafas, wangi parfum yang Dira pakai tercium dan membuat gue deg-deg an.

Ya Tuhan, jantung gue seakan langsung bereaksi ketika Dira sangat dekat begini.

Bahkan percakapan Dira dan Sarah pun gue ga tau dan otak gue berasa mati total. Anjirlah.

Tak lama Dira berjalan ke depan lagi dan mengambil sesuatu. Dan dengan cepat dia balik ke arah sini lagi dan gue mencoba untuk menenangkan hati gue dan bersikap cool.

"Ini obat dan air mineral, kamu minum ya Sarah", katanya kini sudah berada di dekat gue lagi dan memberi obat ke Sarah.

Gue pun memberanikan diri untuk menatap Dira dan tau ga, Dira balik menatap gue dan tersenyum ke gue sambil berkata, "Nanti bilang aja ke Ibu kalau Sarah masih mual atau mau muntah lagi ya Rosie"

Dan mau gak mau gue menjawab, "Iya Bu"

Dira pun tersenyum lagi dan tak lama balik ke depan. Sedangkan gue merasa sedikit kesal gimana gitu plus deg-deg an parah.

Aaaaaa, nyebelin nyebelin nyebelin! Plis deh, gue itu mau menjauhi dia!

Sarah yang melihat ke gue pun lalu berkata dengan lemas, "Maaf ya Chi"

"Eh, apasih Sar. Loe tiduran gih. Enakin posisi duduk loe biar nyaman", kata gue dan menepuk bahu Sarah sekilas. Sarah hanya mengangguk dan berusaha untuk tidur.

Sementara gue? Gue berusaha untuk menenangkan hati gue yang selalu ga bisa di kontrol ketika dekat dengan Dira.

Arghhhh.

***

Setelah beberapa jam di dalam bus, kita berhenti di sebuah bukit gitu sekalian istirahat, makan, atau buang air.

Udara udah mulai dingin karena suhu di Malang emang rendah. Sarah udah baikan sih, tapi dia jadi ga nafsu makan dan tiduran di bus. Gue tentu aja ga enak mo ninggalin dia, tapi perut gue udah sedikit keroncongan.

Akhirnya gue turun dari bus dan memutuskan untuk makan bakso yang jualan di emperan gitu.

By the way, Malang itu terkenal sama baksonya. Loe harus coba deh bakso Malang kalau kesini. Sebenarnya ada juga sih bakso Malang di kota gue, tapi tetep aja rasanya beda sama yang asli dari sini.

Hawa dingin plus bakso itu pokoknya the best.

Karena gue keasikan makan bakso, gue sampai ga sadar kalau guru-guru duduk di dekat gue dan gue saat menoleh, ada Dira di situ sedang duduk makan bakso juga bersama guru lain. Damn.

Jarak kita hanya sekitar 2 meter gitu. Miapah!

Gue pun otomatis makan dengan cepat dan menghabiskan sisa bakso gue.

Bukan gimana-gimana, deket sama Dira itu membuat kesehatan jantung gue ga baik!

Tak lama, bakso gue pun habis dan ketika gue mau bayar, ternyata dompet gue ketinggalan. The fuck.

"Gue bayarin aja ya?", kata seorang cowok yang melihat gue mencari-cari dompet di saku celana dan ga ketemu-ketemu daritadi.

"Eh, ga usah. Gue ambil aja di bus", jawab gue.

"Gapapa, sante aja", katanya langsung memberi uang ke penjualnya.

"Emm, makasih kalau gitu"

"Anytime Rosie"

"Eh, loe tau gue?"

"Tau lah. Gue kan sekelompok sama loe"

"Oh gitu"

"Nama gue Nino. Kelas C. Sama kayak Sarah", dia pun ngasih tau.

"Oh temen sekelasnya Sarah toh"

"Yepp, salam kenal ya", ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Iya, salam balik, hee", jawab gue merasa seneng dapat temen baru.

Dan gue sama Nino pun balik ke bus sambil tetep ngobrol satu sama lain. Dia anaknya lumayan seru. Plus kayaknya dia ga punya cewek deh. Kan bisa berabe kalau ceweknya jadi genk Nero dadakan, hahaha.

Selang beberapa saat, bus mulai jalan lagi dan tak berapa lama kemudian kita udah sampai di Malang.

Begitu sampai, hawa dingin pun menyambut dan sumpah dingin banget.

Mana saat turun dari bus gue kaget ada Dira sedang berdiri di samping pintu bus gitu, sedang menatap gue!

Anehnya, dia menatap gue dengan tatapan yang dingin sedingin Malang!

What's wrong?

Apa gue bikin kesalahan sama dia? Kenapa dia terlihat marah gitu ke gue?

Bodo ah.

Gue pun terus berjalan bersama Sarah dan menuju ke kamar hotel kita berada.

***

Bersambung ke part 2 ya study tour-nya.

Tunggu aja.

Vote n komen. Thanks for reading :)

Love Me BackWhere stories live. Discover now