Chapter 1 - Bad

6.7K 382 87
                                    

Rosie POV

"You bitch!", Alika menjambak rambut gue dan mencakar gue.

"Anjing, mau cari mati hah?!", gue pun menjambak rambutnya dan balik mencakarnya.

Kami pun berantem di kelas saat istirahat pertama. Jambak-jambakan dan cakar-cakaran ma cewek ya sudah biasa buat gue. Padahal ini baru hari pertama kami naik ke kelas 12. The fuck!

Dan ini gara-gara gue ketahuan jalan sama cowoknya Alika, Nino, pas liburan kemaren.

Ya gimana lagi, ga ada cowok yang ga suka gue. Udah cantik, pinter, body bak model, tinggi, apalagi gue anak horang kayah. Kurang besar aja dada gue dikit sih! Wkwkwk.

Tapi... sebenarnya gue hanya seneng main-main aja dengan para cowok-cowok tersebut!

Prinsip gue 'no boys no problem'!

Buat gue cowok hanya pembawa masalah. Mereka rata-rata player dan itu membuat gue muntah. Pokoknya so what banget dengan yang namanya cowok. Makanya gue ga pernah pacaran sama cowok.

Lagian gue lesbian ini. Haha, kalo situ?

Ini sudah yang ketiga kali gue jambak-jambakan plus cakar-cakaran ma cewek selain Alika, sebelum akhirnya guru datang dan memisahkan kami.

Shit. Bakal kena hukuman lagi deh gue!

Dan sekarang gue dan Alika pun berada di ruang BK alias Bokong Keriput. Eh koreksi, Bimbingan Konseling.

Bu Dira, guru BK yang masih single berumur 26 dan masih cantik pun sedang menatap kami berdua dengan tatapan ga percaya.

"Rosie, apalagi yang kamu perbuat kali ini?", kata beliau.

"Jalan ama cowoknya Lika", gue pun menjawab jujur.

"Tuh liat aja bu kelakuannya, dia ini mau merebut Nino dari saya!", kata Lika nge-gas dan terlihat mau menangis.

"Hey, gue cuman jalan aja ya ma dia, ga ngapa-ngapain. Lagian Nino juga yang mau jalan ama gue", gue pun menjelaskan.

"Cukup, berhenti bertengkar!", bu Dira pun kini menaikkan nada suaranya. Pertanda beliau geram.

Gue pun menghela nafas dan membuang muka.

"Rosie, ibu ga tau kenapa, tapi please jangan begitu lagi. Ini sudah berapa kali kamu berantem dengan cewek lain. Jika ini terjadi lagi, ibu ga mau mentolerir dan terpaksa memanggil orang tua kamu. Plus men-skors kamu", ucap Bu Dira lagi.

"Ga janji deh", gue menjawab sekenanya.

"Rosie! Kamu ini siswa yang pintar, please behave! Perbaiki sikap kamu. Kamu juga sudah kelas 12 sekarang, sayang banget kalau kamu harus di skors dan berimbas ke nilai-nilai kamu", bu Dira melanjutkan.

"Iya iya bu. Duhh jadi panas kuping saya"

"ROSIE!", bu Dira pun kini benar-benar marah. Omegod.

"I'm sorry", gue pun meminta maaf dan menatap bu Dira sesaat.

"Oke. Kalian berdua ibu hukum membersihkan toilet selama seminggu plus tulis permintaan maaf dalam satu lembar folio. Janji kalau kalian tidak akan bertengkar dan mengulangi kesalahan lagi", kata beliau akhirnya.

"Hah? Toilet? Yang benar saja bu. It's dirty and have a bad bad smell, ew", gue pun protes.

"Kok Alika juga bu?", Lika pun juga protes.

"No complain please. Atau mau ibu tambah jadi sebulan?"

Dan kami pun langsung diam membisu. Seminggu aja udah berat dan malesin, apalagi sebulan!

Love Me BackDär berättelser lever. Upptäck nu