chapter lima belas

263 5 0
                                    

Malam, tepatnya pukul jam dua belas malam, naya pergi ke dapur seorang diri.ia sedang mencari sebilah pisau.setelah di dapat,ia pun keluar dari rumahnya lewat jalur pintu belakang.

Sekarang naya sedang berada di pekarangan rumah.lalu ia menuju ke sebuah pohon mangga berukuran besar dan di dahannya itu terpasang sebuah ayunan kecil miliknya dulu yang di mana ia sering bermain sama ayahnya sewaktu ia kecil dan sebelum ayahnya meninggal.

Ia berdiri tepat di depan pohon mangga tersebut.walaupun sudah tengah malam dan jalanannya lumayan becek sekali sebab sehabis hujan waktu sore tadi,ia pun merasa tidak takut sedikitpun dan malah sangat merindukan tempat ini.

Naya mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap ke arah bulan yang malam ini benar benar bersinar lebih terang dari sebelumnya.hujan di waktu sore tadi membuat menambah kesan baginya.

" Ayah semoga kita bisa bertemu ya. Naya sudah tidak kuat lagi hidup di dunia ini"ucapnya dengan mata tertutup alias terpejam dengan kuat.ia sengaja melakukan hal itu supaya darah yang akan keluar dari perutnya tersebut tidak bisa ia lihat.

Dan sudah bisa di tebak lah kalo malam ini naya mau melakukan bunuh diri dengan sebuah pisau yang di ambilnya tadi.naya berniat ingin menusuk perutnya sampai ia meninggal.

Maksud hal tersebut ia ingin mengakhiri calon anaknya kelak dan juga dirinya.naya tidak mau jika anaknya nanti ikut menderita kalau dirinya hidup.

maka sekarang ia sudah di tekadkan dengan bulat untuk mengakhiri hidupnya itu.

Kedua tangan naya yang menggenggam sebuah pisau pun sudah mulai terangkat tinggi tinggi dan akan menghunus kan ke perutnya sendiri.setelah itu naya pun bener bener melakukannya.

Namun hal yang tidak terduga pun terjadi,tiba tiba aja pas menyentuh bagian perutnya,tangannya itu berasa ada yang mencegatnya dan entah kenapa naya tidak bisa menggerakkan tangannya tersebut.kayak ada yang menahannya.

Naya bingung dan mencoba berusaha untuk bisa menusuk perutnya sendiri.di sela sela usahanya itu ia pun mendengar ucapan dari seseorang orang.

" Hey hentikanlah, kau akan menyesal nantinya " Sumber suara tersebut dari belakang tubuhnya.naya pun langsung menengok ke belakang.ia terkejut.pisau yang ada di tangannya pun jatuh ke tanah.ia mendapati ayahnya berdiri di hadapannya dengan wajah tersenyum.

" Ayah masih hidup "naya langsung mendekatinya dan lalu memeluk tubuhnya.ayahnya pun membalas pelukannya itu.

" Ayah selalu mengawasi mu nak dan tenangkan lah"ucap ayahnya sambil mengelus elus rambutnya dengan lembut kemudian melepaskan pelukannya itu.

Ayahnya memegang kedua pundak Naya dan lalu menatap dengan hangat ke arahnya.

" Naya harus tau ini.bahwa sesuatu yang menurut kamu itu buruk maka belum tentu hal itu buruk dan sebaliknya juga.dan kamu harus terus maju nak, dan hadapi semuanya.ayah yakin kok, pasti kamu bahagia " Kata ayahnya lalu tubuhnya menjadi bercahaya putih terang benderang, kemudian menghilang dan lenyap dalam cahaya tadi.naya hanya terdiam dan terbengong dengan matanya menatap kosong ke arah langit.

Kemudian tak berselang lama,datang lah ibunya dan menghampiri naya yang sedang berdiri melamun di depan pohon mangga.

Tanpa ada ba bi bu lagi , tangan bu winda langsung menampar pipinya dengan begitu keras sebanyak dua kali.

Plakk

Plakk

Naya segera tersadar.dan ia pun di tarik oleh ibunya dengan kasar untuk cepat masuk kembali ke dalam rumah.

******

Besok paginya, naya menelpon aurel untuk datang ke rumahnya buat nunjukin di mana rumahnya si ivan.

Sehabis di telpon , aurel pun datang sekitar pukul jam delapan pagi.

Kemudian mereka bertiga bu winda, naya, dan juga aurel pergi ke rumahnya ivan dengan mobil milik aurel sekaligus ia juga yang menyetir.

Di dalam mobil, suasananya hening sekali.tidak ada pembicaraan sedikitpun.mata naya juga tidak berani melihat ke arah bu winda atau pun aurel.ia bener bener lagi tidak mau berkomunikasi dengan kedua orang tersebut.menelpon aurel juga ia benar-benar sangat terpaksa sekali karena keadaan yang telah menuntut nya.

Aurel juga cuman diam dan ia enggan untuk berbasa basi sama bu winda atau pun si naya.aurel hanya berniat untuk mengantarkannya saja, sebab hal tersebut bukan urusannya dia.

Dan setelah sampai di rumahnya ivan, aurel pun berniat akan bergegas pulang ke rumahnya kembali.

Lalu hanya memakan waktu sekitar setengah jam an akhirnya mereka bertiga sampai di tempat tujuan.

Bu winda dan naya masuk ke dalam,  yang untungnya saja satpam di rumah ivan itu langsung mengizinkannya.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam rumahnya ivan, aurel pun langsung pergi dengan mobilnya.

Di dalam mobil, ia merasakan matanya perih dan pada akhirnya ia pun meneteskan air mata.

"Sakit banget, aduuh" Aurel mengusap air matanya.

" Gue harus ikhlasin.ini semua demi lo"ucapnya sambil melirik ke arah sebuah foto yang ada di jok sampingnya dan langsung menancap gas.mobilnya pun melesat cepat dan sudah jauh dari kediamannya ivan.

-tbc-









black outWhere stories live. Discover now