chapter dua puluh empat

188 2 0
                                    

Naya sama pedro sudah sampai di lapangan.dan pertandingan pun sedang berlangsung di mainkan.pedro keluar dari mobil buat mengganti pakaiannya di sebuah ruang ganti.adapun naya ia masih ada di dalam mobil.sebetulnya malas sekali melihat pertandingan futsal seperti itu.pokoknya enggak kayak waktu sma dulu yang sangat bersemangat sekali.karena waktu itu ia sangat tergila gila sama sosok suaminya dulu yaitu ivan.

Namun entah kenapa setelah menikah dengannya, rasa kekagumannya itu terhadap dirinya kini malah menjadi lenyap tanpa sisa.

" Non enggak keluar " Tanya sang supir.

" Eh nanti aja pak, kalo si pedro sudah keluar dari ruang ganti" Jawab naya tersenyum tipis.

Pedro keluar dan ia mengajak naya untuk menontonnya.naya mengangguk lalu ia duduk di luar dan melihat pertandingan.

Namun hal yang mengejutkan pun terjadi, yaitu lawan dari timnya pedro adalah tim dari si ivan.mulut naya sedikit menganga lalu ia katupkan kembali karena saking enggak menyangkanya jika bertemu di tempat seperti ini.

Naya gugup saat melihat timnya ivan.di sebab kan dari timnya ivan tersebut kebanyakan orangnya itu berasal dari sekolahnya dulu pas waktu sma.bukan ia saja yang melihat mereka tetapi mereka juga dengan serentak melihat ke arahnya dengan tatapan kayak orang tidak suka.

" Van.naya kok gitu amat.apa ia sudah berani sama lo ya" Tanya digo yang sekarang perasaannya tidak suka sama kedatangan naya di karenakan si naya tersebut datang kemari sama si pedro yang membuat digo yang selaku sebagai temannya merasa kesal.

" Udah enggak usah di urusin,kita fokus aja mainnya " Jawab ivan tidak menoleh ke arahnya.sepertinya ia tidak perduli. tatapannya pun fokus ke arah depan atau lebih tepatnya mengarah ke seseorang yang baru masuk ke lapangan yaitu pedro.

" Van,lo rada ke belakang deh " Suruh reza.

Ivan diam.ia tidak menggubris panggilan temannya itu.reza mendekatinya, namun di cegah sama digo.

" Za, jangan ganggu dia dulu.kayaknya akan terjadi baku hantam nih" Ujar digo.reza terkejut.

" Maksud lo apaan" Timpal reza sambil memukul bahunya.

" Woy, jangan pada ribut napa " Lerai adam.

Dan pertandingan pun di mulai kembali.awal permainan masih lancar.namun entah kenapa pas di saat mau memasukkan bola dari lawan timnya ivan, tiba tiba aja si ivan mendorong tubuh pedro hingga ia terjatuh tersungkur.

Pedro langsung marah dan menyerang tubuh ivan dengan membabi buta.seketika itu juga tim Pedro pun ikut membantu.

Dan terjadilah perkelahian antar tim yang sudah tidak terelakan lagi.melihat hal tersebut naya cukup panik sekali, apalagi suaminya itu berkelahi dengan begitu sengit dengan si Pedro.

Naya bingung harus ngapain.ia pun berniat ingin melerai mereka berdua.naya menaruh tas miliknya dulu dan bertekad masuk ke dalam.baru saja masuk,si digo datang dengan cepat menghampirinya lalu mendorong tubuhnya keluar.

" Cepat pergi dari sini.lari sejauh mungkin " Suruhnya.

" Tapi, bagaimana dengan ivan " Ucap naya tampak khawatir sekaligus ragu ketika mau meninggalkannya.

" Jangan di pikirin.udah lo cepat kamu pergi dari sini.temui orang yang menurut lo itu sangat penting " Balas digo.naya cukup kaget dengan pernyataan tersebut.ia pun terdiam.

" Kenapa ia bisa tau ya.atau jangan jangan.."ucap batin naya.

" Cepat pergi nay" Pekik digo yang membuyarkan lamunannya.naya tersadar.kemudian ia pergi meninggalkan lapangan dan menuju ke tempat ketemuannya itu.

Naya langsung memesan taksi online.tak berselang lama taksi pun datang dan naya masuk ke dalam.

Di dalam naya langsung menghubungi seseorang yang harus ia temui itu untuk di ganti tempat pertemuannya tersebut yaitu di sebuah pantai.pada awal janjinya itu ia ingin menemui nya di sebuah taman kota namun tidak jadi soalnya ada si pedro.

Sesampainya di pantai ia langsung duduk dan menunggu orang tersebut.ia duduk memperhatikan pesisir pantai yang lumayan cukup indah.walaupun di suguhi dengan pemandangan tersebut, perasaannya masih terselip rasa takut dengan keadaan si ivan tadi.

" Apa ia baik baik aja ya.udah ah enggak usah di pikirin.dia kan orangnya kuat" Gumamnya.

Orang yang di tunggu tunggu pun datang juga.ia seorang lelaki dewasa yang mengenakan jaket kulit hitam dan memakai topi.

Naya tersenyum sumringah lalu menghampirinya kemudian memeluk tubuhnya.

" Maaf kan naya ya paman " Ujar naya kepada orang tersebut yang ternyata adalah pamannya.

" Iya enggak papa.yang terpenting, ponakan paman ini baik baik aja" Balasnya sambil tersenyum.

" Paman evan datang ke sini sama siapa " Tanya naya dan lalu mereka berdua duduk bersama sambil memandangi pantai.

" Sendirian aja.dan kamu dapat tau dari mana kalo paman sedang berada di Indonesia " Tanya evan balik.

" Dari ibu ku pas saat aku sedang belanja makanan "

" Pasti hanya bilang itu aja kan" Ucap evan memastikan.

" Iya paman " Naya mengangguk.

" Kamu ingin sekali bertemu sama paman sebenarnya mau apa"

Naya langsung merogoh isi tasnya dan mendapati sebuah album foto ayahnya.

" Ini foto ayah paman.pas ayah masih hidup, ia ingin foto foto ini itu di taruh di kampung halamannya " Pinta naya dengan nada sedikit parau.

" Baiklah kalo begitu.nanti paman taruh ke tempat yang seharusnya yang selama ini ayah kamu inginkan "jawab pamannya yang tersenyum tipis.

" Makasih ya paman evan" Naya langsung memeluknya.evan pun membalas balik pelukannya itu dan mengelus elus pucuk rambutnya tersebut.sekarang perasaan naya mulai agak tenang.ia merasa berpelukan dengan pamannya itu kek dengan mendiang ayahnya dulu.

" Oh ya paman,naya minta satu permintaan lagi" Ujar naya dan melepaskan pelukannya itu.

" Jangan satu dong.banyak juga boleh" Balas evan.

" Enggak ah satu saja.jadi gini paman, nanti pas naya lahiran paman langsung datang ke sini aja ya dan jemput naya untuk bawa ke malaysia " Pinta naya.

Evan mengerutkan dahinya karena bingung sama permintaan naya tersebut.

" Kamu kenapa "

" Please paman.kabulkan permintaan naya ini.mumpung paman masih ada di sini, soalnya besoknya kan mau pulang balik " Naya mengatupkan kedua tangannya dan memohon kepada pamannya itu.

" Suami kamu bagaimana "

" Nanti naya bisa selesai kan sendiri kok.yang terpenting paman mau ya"

Evan menghela nafasnya dan ia pun mengangguk menuruti permintaannya itu sebab ia sangat kasihan sama ponakannya tersebut.

- tbc-

black outWhere stories live. Discover now