✨Urusan kepolisian✨

309 4 0
                                    

.

.

.
Begini awalnyaaaa?
.

.

.
Yehh tungguin okh2 maap hehhehe, lnjutttt begini awalnya?
.
.
Karena di waktu2 saya lagi giat2 nya olahraga trampoline, lagi hebat2nya salto, maka pergilah saya dan beberapa teman lainya ke tempat olahraga trampoline di Jakarta. Semua terjadi seperti sebagaimana mestinya. Biasanya kami sllu pergi ba'da maghrib agar bisa menyelesaikan ibadah maghrib dulu di rumah. Hal tersebut sllu kami lakukan bisa seminggu sekali selama berbulan bulan

Gak heran, kan saya jago salto hehehhehe,,,
Malam itu agak berbeda. Rasanya tidak sesemangat minggu2 sebelumnya.
Ntah apa yg sedang saya pikirkan. Rasanya tidak ada. Karena kalau weekend, biasanya otaknya juga libur. :P
Tapi serius. Malam itu berbeda. Yg biasa setiap olahraga paling jarang pegang handphone. Sllu fokus dengan loncatan dan pernapasan. Malam itu berbeda. Saya resah. Lalu saya lawan dengan loncatan tertinggi diarea trampoline saat itu. Tapi semua gerakan mendadak slh dan gagal. Bahkan sempat jatuh beberapa kali. Ada apa?
Di sebelah area ada beberapa teman saya yg msih melakukan loncatan dan berolahraga sebagaimana mestinya.
Dengan pikiran dan hati yg resah, saya istirahatkan dulu tubuh ini untuk meminum segelas air. Lalu tanpa sengaja saya mengambil handphone, yg tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Benar selama bermain trampoline.

Tiba-tiba.......
Cetung...cetung... (Anggap saja itu bunyi notif yaa, jngan di protes, hihihi.)
Ada pemberitahuan dari SMS banking bahwa telah terjadi penarikan tunai sebanyak kurang lebih total Rp.6.500.000 (Enam juta lima ratus ribu rupiah).
Dengan kening yg mulai dikerutkan saya terheran. Dan dengan polosnya bertanya kepada teman diarea.

" Penarikan tunai itu apa, ya?" Masih sma dengan kening berkerut binggung.
" Ya, kmu narik uang." Teman yg berada di seberang area, menjawab.
"Di ATM?" Tanya saya yg msih binggung dengan notifikasi SMS banking yg baru saja terima.
"Iya..." Dengan yakin, teman tersebut menjawab.

Seketika saya berpikir dengan kemampuan ingatan yg minim ini.

Apa hari ini ada tarik tunai di ATM ,ya? Sementara hari ini keluar rumah baru ke sini (Trampoline Park).
"Inget gak, tadi aku tarik tunai di ATM atau enggak?" Saya bertanya dalam keadaan tidak ada yg saya ingat satupun sebelumnya. Ternyata bukan saya pikun, tapi memang tidak ada kegiatan penarikan tunai saat itu.
" Dompet dimana?" Saya bertanya dengan mata yg mulai berkaca
" Ada di loker..." Jawab mereka
Lalu tanpa pikir panjang saya langsung berlari dengan kecepatan maksimal kearah loker penyimpanan barang berserta dompet. Seinget saya, loker dalam keadaan terkunci rapat. Lalu saya mencari pihak lokasi untuk meminta kunci cadangannya. Sebab kunci loker hanya teman yg saya percaya yg memegangnya. Dan beliau sedang keluar membeli sesuatu. Dengan tergesa-gesa saya berlarian kesana kemari.

" Mbak, Mas, tolong bukain loker ini. Tolong."
Masih dalam keadaan panik tak menentu
Tak lama seorang karyawan datang membuka loker dengan kunci yg ia miliki.
Dan apa yg saya dapati?
Isi loker berantakan. Tas saya dalam keadaan terbuka dan....dompet saya pun terbuka dalam keadaan tidak ada kartu ATM. Dua, dua kartu ATM tidak ad di tempt semestinya.
Tahu gimana rasanya?
Campur aduk. Menangis, panik. Apa yg ada dipikiran saya?
TIDAK ADA. Bukan karena gak bisa mikir. Tpi semua tiba-tiba blank. Sebab semua biaya dan kehidupan saya dan keluarga besar ada di kartu itu.
Adakah pikiran saya tertuju pada teman yg saya percaya sebab beliaulah yg memegang kunci? TIDAK.
Sementara itu SMS pemberitahuan penarikan tunai masih berjalan dan dengan sangat tergesa-gesa saya menghubungi bank tersebut untuk di blokir.
.

.

.
" Mbak, saya kehilangan kartu ATM dan ada transaksi penarikan tunai, bantu saya blokir ATM saya atas nama ****"
Dengan airmata yg terus bercucuran deras. Mengapa saya menangis? Saya panik. Walaupun mungkin ada limitnya, tpi sya pnik. Semua biaya kehidupan dari A sampai Z ada di sana. *Maaf agak lebayyyy hehhehe,,,,
.
.
" Mbak,tenang dulu, jangan menangis, saya bantu blokir, dan kartu mba tidak akan bisa digunakan lgi."
Saya terus menangis dan panik, saat itu suasana berubah. Satu lokasi trampoline park ramai berkumpul. Dan satu yg ada di pikiran saya siapa yg melakukan hal jahat ini. Karyawan trampoline park. Dengan logika mereka yg menjaga, mereka yg memiliki kunci lebih dari satu dan mungkin si kasir yg mengintip proses pemencetan pin. Saya masih panik.
Kemudian teman saya datang berikanlah nama samaran, duduung. Dudung datang dengan langkah yg tenang dan berkata,

SAYA PAMITWhere stories live. Discover now