0.20

2.1K 227 60
                                    

Krist tengah asik berdiri sembari menggenggam sebuah selang panjang berwarna hijau, dan membawanya mendekat ke arah taman bunga milik Singto.

Krist merasa bosan jika harus terus menerus berada didalam ruangan, apalagi handphone miliknya benar-benar diambil alih kembali oleh Singto. Jadi Krist memutuskan untuk pergi menghabiskan setengah hari nya ini diluar ruangan, ditaman ini contohnya.

"Bertumbuh lah dengan baik, bunga bunga cantik" gumam Krist dengan nada riang, mood anak itu terlihat begitu cepat untuk berubah, kembali membaik.

Masih asik dengan taman hijau kepunyaan Singto, Krist bahkan sampai tidak menyadari kehadiran Singto yang sudah berada tepat dibelakang nya, saat ini.

' tap '

Sebuah tangan tiba-tiba saja menempel tepat diatas kepala Krist, membuat anak itu terkejut kemudian refleks mengarahkan selang air yang masih menyala kearah Singto.

"Kittt hentikan, ini aku"

Singto mencoba untuk menjangkau selang itu dari tangan Krist, dengan tangan nya. Sementara Krist dengan segera melepas kan selang tersebut dari genggaman nya, kemudian berjalan mendekat kearah Singto.

"Aw Singtuan, ko tod na krab Singtuan" Krist berguman kecil sembari ikut mengusap lembut pipi Singto, untuk menghapus sisa percikan air tadi, disana.

Singto mengangkat kepalanya, pandangan matanya langsung bertemu dengan manik mata milik Krist. Amarah Singto yang sebelumnya sudah naik sampai pada puncaknya, seketika luluh kembali setelah melihat wajah menggemaskan milik Krist.

"Tidak masalah" gumam Singto kecil, masih merasa terpesona dengan manik mata milik Krist.

"Lagipula apa yang kau lakukan tadi?"
"Apa? aku hanya memegang kepala mu"
"Kenapa kau memegang nya?"
"Karna aku suka"
"Sudah minta izin?"
"Aku yakin kau tidak akan menolak hal itu"
"Cih bajingan, terlalu percaya diri !"

Singto memutar bola matanya, dengan malas. Lagi dan lagi, Singto mengaku kalah, ahh lebih tepatnya, mengalah daripada harus berkelahi dengan bayi besarnya itu. Ralat, maksutnya tawanan special ck.

"Berhentilah mengatai ku bajingan, atau itu akan benar-benar terjadi dan kemudian kau merasa tersakiti sendiri"

Krist seketika terdiam, mendengar Singto berbicara seperti itu seakan mampu membuat Krist menjadi gelisah sendiri.

Apakah Singto bisa kembali menjadi bajingan, seperti saat awal keduanya bertemu? apakah mungkin?

"Ahh iya, aku memegangi kepala mu karna kupikir hari ini terlihat lebih panas daripada hari sebelumnya, aku hanya ingin menjaga mu dari sinar matahari yang bisa menyakiti mu kapan saja"

Singto berlalu pergi dari hadapan Krist, begitu saja. Meninggalkan Krist yang masih terlihat sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Mai. Singtuan tidak akan pernah menjadi bajingan yang menyakiti ku, lagi. Tidak akan pernah"

☘︎ ☘︎ ☘︎

Krist memasangkan sebuah celemek berwarna biru, ke tubuhnya. Tangan Krist tergerak untuk mengikat sisi bagian belakang tali celemek tersebut, namun tangan seseorang yang sudah bisa dipastikan itu siapa, lebih dulu menjangkau tali celemek tersebut.

Singtuannghh 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang