Ch 1.

4.3K 567 120
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Summary : Di bawah cahaya bulan dengan termenung Haruto masih bertanya tanya, kenapa langit mengirimnya ke dunia ini. Dia harusnya mati karena bunuh diri harus hidup kembali di tubuh menyedihkan pangeran ketiga Kerajaan Nippon yang sering di sebut juga pangeran terkutuk.

Sampai matanya bertatapan dengan mata hitam yang begitu di kenalnya. Mata kekasih yang begitu dia cintai dan harus mati karena melindungi ambisi Haruto, Park Jeongwoo Putra mahkota Kerajaan Goryeo.

Haruskah dia kembali pada ke gilaan nya dan menghalalkan segala cara membuat Jeongwoo jatuh cinta, atau harus merelakan pemuda yang dia cintai hidup bahagia di dunia ini tanpa kehadiran Haruto.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini posisi Haruto sedang berdiri melihat ke arah luar, dimana sambaran petir terlihat menyambar kekaisaran Nippon. Angin kencang beserta hujan membuat semua orang panik, bahkan para pelayan dan ksatria berhamburan keluar.

Mengingat atap kediaman para pangeran dan putri saja bisa sampai di terbangkan oleh angin kencang. Yang terlihat tenang hanya Haruto,  angin bahkan tidak sekalipun menyentuh bagian kediaman miliknya.

Padahal jika di pikirkan menggunakan logika, kediaman putri ke 5 saja telah hancur akibat angin juga sambaran petir. Maka harusnya ke diaman Haruto juga ikut hancur bersamaan dengan terjangan badai ini.

"Jewu pasti sudah kembali lagi."gumam Haruto pelan dan melangkah menuju kediaman Kaisar yang merupakan istana utama agar bisa menemui Jeongwoo.

"Apa kalian masih ingin menentang ke hendak langit?"tanya Haruto pelan tapi bisa terdengar begitu jelas saat dia membuka pintu, menghentikan seluruh kepanikan di ruangan itu.

"Memangnya kau bisa yakin jika kau pergi ke Goryeo semua bencana ini akan meredah."tanya Permaisuri sinis.

"Ini semua ke hendak langit, jika kalian masih tidak percaya maka negeri ini bisa hancur menghadapi kemurkaan nya."ucap Haruto tenang sambil menatap ke arah Jeongwoo yang balik melihatnya dalam diam.

"Apa yang bisa kau buktikan jika hal ini bukan hanya karangan mu."ucap Putra mahkota negeri Nippon dingin.

"Mari pergi ke altar persembahan."ajak Haruto sambil tersenyum lembut tidak terlihat marah sama sekali meski permaisuri juga Putra mahkota berulang kali merendahkan nya.

Tanpa kata seluruh pejabat bahkan kaisar beserta keluarga Kekaisaran yang lain mengikuti Haruto, dengan tenang untuk pertama kalinya Haruto tertawa kecil menatap langit.

Dia segera pergi ke altar persembahan tanpa perlu di seret paksa, tangan Haruto menangkup di depan dada sebelum mulai memejamkan matanya. Berniat berbicara pada langit menggunakan hati, agar tidak ada satupun di antara mereka yang tau.

"Langit terima kasih karena telah membantuku hari ini. Kali ini aku memohon padamu agar menghentikan badai."

"Apa kau menyukai badai ini putra ku?"

Mata Haruto langsung terbuka dan menatap langit penuh tanya, dia tidak mengerti kenapa langit memanggilnya anak. Konspirasi apa yang terjadi di dunia ini dan belum dia ketahui.

Dunia Yang Berbeda - JeongharuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora