Ch 5.

2.7K 440 170
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Summary : Di bawah cahaya bulan dengan termenung Haruto masih bertanya tanya, kenapa langit mengirimnya ke dunia ini. Dia harusnya mati karena bunuh diri harus hidup kembali di tubuh menyedihkan pangeran ketiga Kerajaan Nippon yang sering di sebut juga pangeran terkutuk.

Sampai matanya bertatapan dengan mata hitam yang begitu di kenalnya. Mata kekasih yang begitu dia cintai dan harus mati karena melindungi ambisi Haruto, Park Jeongwoo Putra mahkota Kerajaan Goryeo.

Haruskah dia kembali pada ke gilaan nya dan menghalalkan segala cara membuat Jeongwoo jatuh cinta, atau harus merelakan pemuda yang dia cintai hidup bahagia di dunia ini tanpa kehadiran Haruto.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Langit Goryeo terlihat gelap, bergemuruh oleh suara petir yang sesekali menjadi cahaya —menyambar beberapa tempat menimbulkan kerusakan hebat. Hanya dalam waktu 3 hari saja negara makmur itu, hampir mengalami kehancuran.

Danau besar di sana mengering secara mendadak hingga tanah nya terlihat retak seolah tengah terkena panas matahari yang begitu hebat, padahal langit terus gelap tidak perduli pagi atau siang tidak ada sedikitpun cahaya kecuali kilat petir yang bisa terlihat.

Jika di pikir menggunakan logika manusia tentu semuanya terlihat tidak masuk akal, sayang nya alam benar benar tidak dapat di prediksi sedikitpun meski banyak ahli sihir di datangkan untuk menghentikan bencana.

Semua orang hanya bisa diam dengan penuh ketakutan di rumah masing masing, terlihat mulai lemas karena kekurangan minum meskipun stock makanan mereka telah terpenuhi. Hal ini membuat para menteri serta raja segera mengadakan rapat dadakan, di sana juga terdapat Jeongwoo sebagai putra mahkota.

"Yang mulia Raja, Ini semua pasti akibat hukuman pada pangeran negeri Nippon itu. Dewa pasti marah karena kita menyakiti seseorang yang tidak bersalah."ucap salah satu menteri berlutut di hadapan Raja Goryeo.

"Mana mungkin, jelas jelas pangeran itu telah mencelakai putri kami yang mulia, dia memang pantas mendapat hukuman. Bahkan hanya karena status pangeran negeri Nippon, hukuman 50 cambukan di pangkas menjadi 5 dan di cambukan ke 3 dia jatuh pingsan. Saya kira dia pasti berpura pura."bantah menteri Choi marah tapi masih sangat menghormati Raja.

"Keadaan Haruto memang lemah sejak awal, dia tidak berpura pura sama sekali. Lebih baik anda menutup mulut, sebelum saya akan menjadi sangat marah."teriak Jeongwoo tidak bisa mengendalikan diri.

"Jaga sikapmu putra mahkota."ucap Raja dingin, membuat Jeongwoo mau tidak mau kembali duduk di kursi nya.

"Hadirkan para peramal, kita perlu tau cara menghadapi musibah ini."perintah Raja yang langsung di laksanakan para ksatria, beberapa saat kemudian 5 orang peramal tingkat tinggi Kerajaan di undang ke dalam pertemuan besar hari ini.

Cukup lama 5 orang itu terus merapal berbagai macam kata entah apa, yang membuat mereka bisa mengintip sedikit masa depan dan hal itupun atas izin dewa.

Dunia Yang Berbeda - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang