Ch 14.

2.4K 359 360
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Summary : Di bawah cahaya bulan dengan termenung Haruto masih bertanya tanya, kenapa langit mengirimnya ke dunia ini. Dia harusnya mati karena bunuh diri harus hidup kembali di tubuh menyedihkan pangeran ketiga Kerajaan Nippon yang sering di sebut juga pangeran terkutuk.

Sampai matanya bertatapan dengan mata hitam yang begitu di kenalnya. Mata kekasih yang begitu dia cintai dan harus mati karena melindungi ambisi Haruto, Park Jeongwoo Putra mahkota Kerajaan Goryeo.

Haruskah dia kembali pada ke gilaan nya dan menghalalkan segala cara membuat Jeongwoo jatuh cinta, atau harus merelakan pemuda yang dia cintai hidup bahagia di dunia ini tanpa kehadiran Haruto.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Setelah beberapa saat masa kritis Haruto telah terlewati, membuat Asahi terduduk karena lelah di samping ranjang. Kakinya tidak dapat lagi menopang sebagai tumpuan, akibat dari rasa takut kehilangan Haruto.

"Kak Jeongwoo, berikan aku izin untuk menyelidiki ini."ucap Asahi pelan sambil menutup matanya.

"Kau tidak akan bisa melakukan itu."ucap Jeongwoo tenang, membuat Asahi membuka matanya lalu balas menatap Jeongwoo dengan senyum miring.

Aura di sekitar Asahi segera berubah, tekanannya bahkan menyebar sampai keluar dari ruangan. Dan Jeongwoo secara otomatis ikut mengeluarkan aura mana di sekitar tubuhnya agar tidak ikut terpengaruh, sepertinya Asahi sengaja melakukan hal itu untuk memberitahu Jeongwoo.

Seberapa kuat dia bisa melakukannya hanya untuk Haruto, dendam di hati Asahi sangat kuat hingga dia bisa melakukan apapun. Tetapi semuanya akan jauh lebih mudah jika ada campur tangan Jeongwoo juga, dia butuh plakat emas sebagai tanda dari putra mahkota untuk bisa dengan bebas melakukan penyelidikan.

"Baiklah lakukan apapun yang kau inginkan."ucap Jeongwoo sambil melempar plakat emas miliknya.

Plakat mas yang di berikan Jeongwoo sangat berharga, hal itu bisa di gunakan untuk memerintah setengah dari negara Goryeo. Termasuk bagian militer, juga harta atau benda apapun bisa di bayar dengan hanya menunjukan benda kecil ini.

Menyerahkan benda itu dengan mudah jika sampai jatuh ke tangan yang salah, maka orang pertama yang akan di salahkan tentu saja Jeongwoo. Dia akan bertanggung jawab atas semua kelakuan Asahi nanti, baik buruk atau tidak itu semua tergantung.

Dengan mudah Asahi menangkap plakat mas milik Jeongwoo, sebelum tersenyum kecil mengerti. Tentu saja dia akan bermain cantik, tidak akan Asahi biarkan Jeongwoo mendapat masalah karena hal ini. Lagipula di mata semua orang Asahi itu tidak terlalu berbeda jauh dari Haruto, dia hanya sekedar anak lemah.

Tidak ada yang tau seberapa kuat Asahi kecuali Haruto serta Jeongwoo, semua kekuatannya sengaja tersembunyi untuk mengecoh musuh agar mereka tidak terlalu mewaspadai dia.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tangan Jeongwoo terus menggenggam tangan kurus Haruto yang masih belum sadar juga, berulang kali dia mengelus pipi Haruto dan meminta maaf.

Dunia Yang Berbeda - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang