09. Mulai peduli?

27 12 24
                                    

MULAI PEDULI?

Kesalahan lelaki adalah ketika

Ia mulai menunjukkan rasa pedulinya padahal tak memiliki rasa.

Perkataan Elgan kemarin membuat Biru terus kepikiran. 

Mengapa harus Andromeda? Ya, Biru tahu. dia memang tak pernah mencintai gadis itu namun Biru tak ingin jika Elgan menjadikan Andromeda sebagai target selanjutnya untuk menjadi umpannya.

Gadis itu masih polos, ia tak mau gadis bodoh sepertinya berpacaran dengan cowok playboy seperti temannya itu.

Sial, mengapa Biru jadi peduli soal Andromeda? Bukan kah bagus mereka berpacaran, agar tak ada lagi yang menganggunya.

Berusaha untuk menepis soal pikirannya, Biru beranjak untuk mengambil minuman di kulkasnya.

Dia memang tinggal sendiri, disebuah apartemen. Biru tak ingin tinggal bersama Brama dan Sandra. Terlalu banyak rasa sakit dari kisah keluarganya itu, terkadang orang yang paling dekat justru malah menjadi orang yang paling memberikan luka terdalam.

.......

"Hai An. Pagi." Sapa Zeline ketika memasuki kelas dan melihat Andromeda yang sedang duduk di kursinya

"Morning Zel." Jawab Andromeda, lesu.

"Tumben gak brisik, biasanya lu suka berisik.

Melihat wajah pucat Andromeda, Zeline merasa sedikit heran. Ada apa dengan temannya itu?

"An, lo kenapa?" Zeline berseru sambil mendekati Andromeda.

Andromeda menggeleng. "Enggak papa kok."

"Lo sakit?" Zeline meletakkan tangannya di dahi Andromeda yang sedikit panas. "Aduh, kening lo panas. Lo sakit, kan? Mana sekarang upacara lagi."

"Gak papa. Cuma sakit biasa."

"Lo udah sarapan?"

"Belum."

"Pantesan. Udah tau punya penyakit magh." Omel Zeline.

"Nih." Seseorang memberikan roti ke hadapan Andromeda. Andromeda mendonggakan kepalanya, menatap wajah seseorang itu. Seketika senyumnya mengembang, hanya dengan melihat wajah lelaki itu saja, hatinya sudah merasa tenang bahkan rasa sedihnya sudah terhapuskan.

Apakah pengaruh cinta sekuat itu?

"Makasih, ya?" kata Andromeda sambil menerima roti dari tangan Biru.

"Hm. Itu bukan dari gue, seseorang nitipin itu buat lo makan." Ketus Biru, memperjelas. Ia hanya tidak ingin Andromeda jadi salah mengartikannya, padahal memang benar roti itu sengaja Biru beli dikantin untuk gadis itu.

Senyum Andomeda memudar. Bodoh. seharusnya ia sadar bahwa Biru memang tidak akan pernah menyukainya tetapi kata menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup Andromeda.

"Dari siapa?"

"Gak tau, gak kenal." Ucap Biru sambil menyimpan tasnya dan berlalu keluar dari kelas saat terdengar komando tanda upacara di mulai.

Andromeda dan Zeline pun segera berjalan keluar kelas namun terhentikan ketika Zeline menyadari ada barang yang tertinggal di kelasnya. ia berlari menuju mejanya dan mencari sesuatu di dalam tasnya tetapi barang itu tidak ada. Zeline membeku, bagaimana nasibnya? Habis sudah, kepala sekolah pasti akan menjemurnya di depan lapangan.

"Zel, udah?"

"Gue lupa bawa topi gue anjir. Gimana ini?"

"Pake topi gue aja." Seseorang memakaikan topi tepat di belakang Zeline. Zeline menoleh, mendonggakan kepalanya, menatap siapa orang itu dan ternyata benar seperti dugaanya. Itu adalah Cakrawala.

Astrophile Where stories live. Discover now