numpang

119 15 15
                                    

Kedua manik hijau (name) menangkap sosok laki-laki berambut panjang hitam mint di sudut minimarket, tapi anak itu memilih menghiraukannya karna lelah berurusan dengan anak itu

(Name) kembali mengurus urusannya sendiri, mengambil barang yang ingin ia beli dan cepat-cepat hendak keluar dari sana sebelum berpapasan dengan kepala rumput laut itu

Saat hendak pergi mengambil antrian, dirinya berpapasan dengan orang yang paling ia hindari. Mata mereka bertemu sesaat lalu memandangi belanjaan masing-masing lalu kembali melirik mata satu sama lain

(Name) mempersilahkan laki-laki itu duluan lalu ia mengambil antrian di belakangnya. Suasana canggung mengelilingi kedua orang itu, mungkin saat ini mereka sedang pura-pura tidak saling mengenal

"Terima kasih, kami tunggu kedatangan berikutnya,"

Netra (name) bisa melihat laki-laki dihadapannya sudah membayar belanjaannya dan keluar dari sana. Akhirnya ada sedikit ruangan untuk (name), dan dia hanya berharap tidak satu bus dengan anak itu

(Name) berjalan keluar setelah membayar belanjaannya, ia merasakan atmosfer mencurigakan didepan pintu minimarket. Benar saja, laki-laki itu masih berdiri disana mungkin tidak bergerak sejak keluar beberapa saat lalu

Manik mint nya dengan cepat menatap tajam (name) tanpa lepas sedikit pun. Anak itu sudah dibuat mencurigakan dengan tatapan mencurigakan yang selalu di terimanya beberapa hari ini

"DUA MINGGU INI KU LIAT KAMU NGIKUTIN ADEK TERSAYANG KU TERUS!! DIKAU SEMACAM STALKER KAH?! TAU SEMUA JADWAL DAN KEGIATAN MUI SAMPE NGIKUTIN DIA BELANJA MINGGUAN," seru Yuichiro, orang yang paling (name) hindari sejak hari itu

Memang benar, dua minggu ini (name) mulai menjalin hubungan sederhana dengan Muichiro tapi berkali-kali juga ditolak bahkan dianggap tembok

Tapi menjadi stalker terlalu berlebihan sebenarnya, dia juga tidak akan pernah terobsesi pada seseorang. Amarah (name) mulai terpancing, rasanya ingin memukul wajah didepannya hingga mulut cerewetnya tak bisa mengelurakan cuitan lagi

"Beneran ngestalk adek ku? Stalker tuh crispi ih- gak ada kerjaan lain apa?" Lanjut Yuichiro yang masih diwajarkan amarah (name)

"Jujur deh Stalker, kamu pasti nyimpen potonya Mui sampe mana? Dia lagi ganti baju? Pas dia mandi? Trus berapa barang yang kamu ambil abis dia pegang? Serem juga preman sekolah kita ternyata stalker"

"GAK OSAH GEER YA CEBOL!! MINIMARKET INI TUH PALING DEKET DAN TERJANGKAU KEMALASANKU, URUSAN KETEMU MAHLUK SEPERTIMU ITU CUMAN KEBETULAN YANG KATANYA ORANG-ORANG JODOH TAPI KATAKU SIH HOAX!!" Amuk (name) yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, ingin rasanya dia memasukkan sesuatu pada mulut anak itu

"Jodoh? GAK GAK GAK MUNGKIN!!" Yuichiro menggeleng kepalanya kuat, lalu kembali menatap (name) "jadi kamu nempel-nempel di Mui kayak benalu tuh buat apa?" Tanya nya dengan penekanan

"Dih, kepo amat bukan urusan mahluk rese sepertimu,"

"Aku kan kakaknya, urusan menyaring kotoran dalam pertemanan Adek tersayang ya tugasku"

"Kamu mendingan pulang dah, gak bisa diriku ini deket-deket burung beo, rumah sakit mahal, sakit nih kuping," (name) mengusap telinganya

"EMANG DIKAU MINTA DIPU-" ucapan Yuichiro berhenti dengan suara hujan deras

Hujan deras mengguyur dengan cepat, padahal tadi jelas-jelas tak ada tanda-tanda gerimis walau awannya memang abu-abu sejak (name) pergi keluar

Melihat sekeliling, orang-orang yang pada berlindung dari derasnya hujan dan sedikitnya kendaran yang lewat membuat (name) mengehela nafas. 'Aku malas harus berada disini sampai hujan reda, pasti tidak ada bus dengan hujan sederas ini dan sepertinya bakal lama redanya'

Just Say It! •|• Mui × ReadersWhere stories live. Discover now