0. Nadia

15 1 0
                                    

ZyreXse

Tenggelam sudah. Pikiran yang bersautan sukses membuatku tenggelam hingga dasar. Sudah berapa lama aku di bawah sini? Hanyut perlahan oleh kungkungan dalam diri. Berusaha bertahan di permukaan, sebelum akhirnya jatuh hingga dasar. Sebenarnya aku bingung harus melakukan apa di sini. Sudah berhari-hari ku terus menyelam tanpa henti. Bahkan kini ku masih bisa merasakan sisi diriku yang lain mencari celah yang lebih dalam untuk tenggelam.

Dorongan dari atas sana belum berhenti sama sekali. Dan, hei! Kapan ia akan menarikku ke permukaan? Padahal ia sudah berjanji tidak akan dalam. Tapi dia justru membawaku memasuki palung beracun ini. Tidakkah cukup ia memaksaku tenggelam? Mencekoki berbagai macam spekulasi tanpa henti. Tidakkah cukup ia membuatku terinfeksi pikiran negatif yang ia berikan? Sampai kapan aku dapat bertahan di dasar sini. Toksisitas di sekitarku terlalu tinggi. Mungkin sebentar lagi aku bisa hancur berkeping-keping. Terhimpit banyaknya pikiran-pikiran negatif yang hanya membuat luka bertambah sakit. Agh! Dia membuat ini semakin rumit. Sebentar, siapa dia? Bukankah dia adalah bagian dari diriku? Tidak, bukan. Dia tidak mungkin diriku karena dia adalah biang kerok dari ini semua. Dan aku adalah korbannya! Tidak mungkin dia bagian dari diriku! Aku tidak mungkin membunuh diriku sendiri. Benar, kan? Dan spekulasi negatif yang menenggelamkan ku kini, tidak mungkin dihasilkan oleh pikiranku sendiri. Itu---itu sama saja bunuh diri.

Kesalahan :
• kesalahan kata 'ku'
• kata 'dan' tidak untuk awal kalimat

Sudah direvisi :
Tenggelam sudah. Pikiran yang bersautan sukses membuatku tenggelam hingga dasar. Sudah berapa lama aku di bawah sini? Hanyut perlahan oleh kungkungan dalam diri. Berusaha bertahan di permukaan, sebelum akhirnya jatuh hingga dasar. Sebenarnya aku bingung harus melakukan apa di sini. Sudah berhari-hari kuterus menyelam tanpa henti. Bahkan kini kumasih bisa merasakan sisi diriku yang lain mencari celah yang lebih dalam untuk tenggelam.

Dorongan dari atas sana belum berhenti sama sekali. Hei! Kapan ia akan menarikku ke permukaan? Padahal ia sudah berjanji tidak akan dalam. Tapi dia justru membawaku memasuki palung beracun ini. Tidakkah cukup ia memaksaku tenggelam? Mencekoki berbagai macam spekulasi tanpa henti. Tidakkah cukup ia membuatku terinfeksi pikiran negatif yang ia berikan? Sampai kapan aku dapat bertahan di dasar sini. Toksisitas di sekitarku terlalu tinggi. Mungkin sebentar lagi aku bisa hancur berkeping-keping. Terhimpit banyaknya pikiran-pikiran negatif yang hanya membuat luka bertambah sakit. Agh! Dia membuat ini semakin rumit. Sebentar, siapa dia? Bukankah dia adalah bagian dari diriku? Tidak, bukan. Dia tidak mungkin diriku karena dia adalah biang kerok dari ini semua. Aku adalah korbannya! Tidak mungkin dia bagian dari diriku! Aku tidak mungkin membunuh diriku sendiri. Benar, kan? Spekulasi negatif yang menenggelamkan kukini, tidak mungkin dihasilkan oleh pikiranku sendiri. Itu---itu sama saja bunuh diri.

Biarkan Jari BicaraWhere stories live. Discover now