0. Fara dila

12 1 0
                                    

farahdy_

Tenggelam. Kini aku tidak terlihat lagi di permukaan. Jatuh terlalu jauh mencari dunia yang nyaman. Aku benci dihina, aku benci dicaci, dan aku benci dikasari. Dunia nyata terlalu kejam untuk kutinggali. Hei! lihat sekarang, aku menemukannya, duniaku yang baru. Orang-orang menyapaku dengan ramah. Aku sangat diterima dan dihargai di sini. Tidak ada pertemuan langsung, kau bebas menyembunyikan identitasmu. Ya, termasuk wajah aslimu. Kau juga bisa menjadi orang lain di sini. Orang-orang akan tetap menerimamu, kau hanya perlu menjaga sikapmu.

Tapi ... ternyata aku keliru. Di sini sama saja dengan kehidupan nyataku. Masih ada hinaan dan cacian. Sepertinya fisik memang di atas segalanya. Bukan, kali ini bukan aku korbannya. Tapi, bedanya dia orang yang hebat. Dia seakan tutup telinga atas hinaan orang-orang. Dia berhasil menjadi dirinya sendiri. Aku tertegun, selama ini aku hanya manusia bertopeng. Berusaha menyembunyikan identitas asliku agar bisa diterima orang-orang. Hei, bodoh! Lantas dengan topeng itu kau merasa baik-baik saja? Tidak. Kukatakan dengan jujur bahwa aku tidak baik-baik saja, aku tersiksa. Tenggelam di dunia virtual bukan solusi untukku. Hanya saja selama ini aku kurang bersyukur. Aku yang tidak bisa menerima diriku sendiri. Akhirnya, kuputuskan untuk kembali ke permukaan, meninggalkan topeng yang kupakai di dunia virtual. Mencoba hidup di kuhidupan sesungguhnya. Belajar menerima dan menjadi diriku sendiri.

Kesalahan :
• setelah tanda baca (?)/(!), diikuti kapital.

Biarkan Jari BicaraWhere stories live. Discover now