6. Ikut lomba

320 62 6
                                    

"Selamat pagi, Kak Jaemin..."

Renjun membuka matanya, memeluk erat Jaemin yang mungkin masih tertidur. Hawa dingin membuat Renjun sangat nyenyak tidur semalam. Ia meraba wajah Jaemin, menentukan apakah kakaknya itu masih tertidur atau sudah bangun.

"Kak!"

"Enggh!!" Jaemin menguap, membuka matanya saat merasakan geli pada leher. Ia melihat Renjun yang tersenyum dan mulai bangun dari tempat tidur.

Renjun berjongkok, membuat Jaemin tertawa sedikit pelan. "Ngumpulin nyawa dulu. Sini naik lagi."

Ank itu naik lagi ke kasur samping Jaemin, berbaring dan memeluk dirinya sendiri. Mengetahui Renjun kedinginan, akhirnya Jaemin meraih tubuh Renjun agar memeluknya.

Suara berisik dari dapur, itu ibu. Sedang memasak agaknya, kalau bapak jam segini belum bangun, masih ngorok.

Dua anak yang sedang pelukan menutup matanya, angin dingin yang masuk ke kamar sepertinya membuat mengantuk kembali. Mereka tertidur beberapa menit sebelum ibu datang dan membangunkan mereka.

"Bangun, udah pagi..." ucap ibu, ia menyapu dan dengan sengaja menabrakkan sapu itu ke meja hingga berbunyi mengganggu.

"Ibuk mah! Nganggu orang tidur aja!" protes Renjun, ia bangun dan mengucek matanya. Jaemin duduk, menepuk Renjun bermaksud untuk mengantarkannya ke kamar mandi.

Renjun dan Jaemin ke kamar mandi, meninggalkan ibu yang tengah menyapu kolong ranjang.

Sesampainya di kamar mandi, dengan hati-hati Renjun mendudukkan Jaemin di closet setelah melepas celana.

"Kamu mau mandi sekalian?" tanya Jaemin sambil berusaha memakai celananya kembali.

"Iya, Kak Jaemin juga kan?"

"Mandi sendiri ya kamu."

"Yahh... Ayo mandi sekalian!"

"Nanti aja,"

Byur...

"Renjun!!"

Tiba-tiba Renjun menyiram Jaemin, dia terkekeh, belum saja melihat ekspresi wajah Jaemin sekarang yang tengah asam.

"Kan udah basah,"

Jaemin mendecak, dia membuka seluruh pakaiannya lalu membalas perbuatan Renjun. Ya Renjun nggak terima dong.

"Apasih! Emang aku ada salah sama Kak Jaemin?!"

Renjun seperti ingin menangis, dia kaget dengan air dingin itu. Sebelum menjadi lebih dingin, dia melepas pakaiannya.

Suara gaduh dari kamar mandi membuat ibu kesal, ia mengetok pintu. Saking ramenya di dalam, ibu sampai meninggikan ketokkannya.

"Heh, jangan rame-rame, nanti bapakmu bangun marah-marah ibu nggak mau nolongin loh!"

Jaemin mencubit perut Renjun untuk diam. Mereka tak menjawab omelan ibu, karena di dalam kamar mandi nggak boleh rame.

Renjun keluar hanya memakai handuk kecil melilit di tubuhnya, ia berlari ke kamar untuk mengambil handuknya Jaemin.

"Aduh! Ibukk...."

Jidat Renjun terpentok pinggiran tembok, ia berteriak sampai membuat bapak bangun dan berlari menghampirinya.

Melihat Renjun menangis, ibu langsung memeluk Renjun dan memijit pelan jidatnya. Bapak geleng-geleng, lalu ke kamar mandi memberitahu Jaemin yang tengah panik memanggil Renjun.

"Makanya, nggak usah lari!"

"Aaa, aku malu, cuman pake handuk doang."

Ibu tertawa. "Ngapain malu? Biasanya kamu juga ibu mandiin."

1. The Best Step Brother | JaemRen ✓Where stories live. Discover now