2. KEJUTAN HARI SENIN

21 14 1
                                    

Sebelum kalian baca part kali ini, aku mau ingatkan sekali lagi kalau cerita ini diikut sertakan dalam writing marathon.
.
Kalau kalian menemukan kesamaan blurb dan nama panggilan tokoh (Chika, Chiko & Cellin) itu karena memang sudah diatur oleh pihak penyelenggara sesuai tema yang kami para peserta pilih. Jadi, bukan plagiat ya :)
.
Oke, cuma itu yang mau aku sampaikan. Happy reading guys♡
.
Jangan lupa vote dan komennya, kalau bisa share juga ya ke teman-teman kalian!!
.
.
.
[Play music : Hwang In Yeop - It Starts Today]

Cellin yang baru saja sampai di kelas XI IPA 1 A, menatap sebal pada Chika yang duduk dengan tenang sambil tersenyum lebar kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cellin yang baru saja sampai di kelas XI IPA 1 A, menatap sebal pada Chika yang duduk dengan tenang sambil tersenyum lebar kepadanya. Jam setengah enam tadi saat ia sedang asyik menonton kartun, Chika menelepon dirinya dan berkata bahwa semua siswa-siswi disuruh datang cepat hari ini. Jelas ia yang panik segera pergi ke sekolah, tapi sesampainya di sana malah sepi.

"Gue tahu lo mau gue jadi rajin, Chik. Tapi nggak jam segini juga lo nyuruh gue datang." Cellin menjitak kepala Chika sebagai pelampiasan kekesalannya, kemudian duduk di kursi kosong samping sahabatnya itu. "By the way, lo jam berapa sampai di sini?"

"Jam setengah enam." Dengan santainya, Chika berkata demikian sembari mengusap kepalanya.

"Lo mau datang ke sekolah atau mau gentayangan di sini?" sindir Cellin, memancing dengusan dari Chika.

"Sebagai murid yang baik itu, kita harus datang ke sekolah sebelum bel berbunyi supaya nggak terlambat." Chika tersenyum manis, tapi tidak dengan Cellin yang hanya menatapnya datar.

"Gue curiga sama lo, Chik. Kalau lo gabut, pasti lo berantakin rumah terus dibereskan lagi, kan? Saking rajinnya lo itu," ucap Cellin.

Chika tertawa pelan. "Gue kalau gabut malah bikin soal jawab matematika sendiri, kadang gue juga tes ingatan tentang rumus-rumus matematika yang gue belajar waktu SMP."

"Udah rajin pakai banget, gabutnya antimainstream lagi." Cellin menggeleng pelan. "Gue makin curiga kalau lo bukan manusia. Ayo ngaku, lo salah satu spesies alien yang datang dari planet lain, kan? Ngaku sekarang atau gue ruqyah lo?"

Cellin meletakkan telapak tangannya di atas kepala Chika dan berniat membacakan doa, tapi Chika lebih dulu menepis tangannya dengan raut wajah sebal.

"Heh! Lo kira gue kerasukan?!" Chika melotot galak ke arah Cellin. "Lagian, mana ada alien yang secantik dan sepintar gue?"

"Iyain deh biar cepat." Cellin memutar bola matanya malas. "Oh iya, Chik. Soal yang gue kirim ke lo semalam, lo udah pernah dapat?"

"Yang mana?" Chika segera mengeluarkan handphonenya untuk mengecek soal yang Cellin kirimkan semalam. Namun, ia baru ingat bahwa paket datanya habis kemarin sore. "Lo bilang aja deh soalnya apa, paket gue habis."

EnemigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang