#022

352 83 233
                                    

Siap vote dan ramein kolom komentar??
Gass,ngeengg🛵🛵

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Baru selangkah keluar pintu kelas. Nara dan Nacha kaget karena tubuh mungilnya dihadang oleh perawakan laki-laki tinggi, tegap dan atletis. Secara serentak, kedua gadis itu mendongak, menampilkan wajah garang dari senior sekaligus ketua suku berandalan Adhistama, Zargas Adikesuma.

Nara menghela napasnya gusar. "Apa?" tanyanya.

Seolah punya dendam terkesumat pada adiknya, tiba-tiba Zargas mendorong dahi Nara dengan telunjuknya. Nacha hanya cekikan dengan pemandangan yang ia lihat. "Cepet balik! Ngapain sih lo lama banget ditunggu! Ada acara balapan nih gua," beo Zargas berisik tidak karuan.

"Aduuuuhhh! main noyor-noyor kepala gue aja. Mau nantangin?!" jerit Nara sambil berkacak pinggang.

Zargas langsung bergaya menggulung lengan seragamnya, menatap tajam adiknya. Hampir saja dahi Nara kembali di toyor ulang oleh Zargas. Ucup dan Robi palah berlarian ke dalam kelas IPA 1 dengan napas yang memburu.

"Kenapa sih? Habis dikejar anjing? Atau liat setan?" desak Nevan saat melihat dua kunyuk belagu yang sedang cengep-cengep.

"Itu, i-itu di luar gerbang!" kata Robi terpotong, masih dengan napas putus-putus. "Rame... banget!" sambung Ucup.

Zargas mengabaikan Nara, berjalan mencengkeram kuat bahu dua kunyuk yang berprofesi sebagai penyanyi koplo dan gedangers di IPA1. "Ngomong yang jelas!!" tegasnya.

"Ada anak Laskar depan gerbang!!!"

"Tahan dulu di kelas sampai kondusif!!!"

"Jauhan dari gerbang!!"

Mendengar keramaian yang berlalu-lalang di luar kelas, serentak Jalu, Dito, Nevan, Zargas, Raga termasuk Nara, Nacha dan siapapun yang masih ada di dalam ruang IPA 1 buru-buru keluar kelas.

Salah satu siswa berlari ke arah Zargas. Melaporkan hal rusuh yang terjadi. "Bang, di luar rame anak Laskar. Mereka ngamuk ngga jelas," adu siswa yang tidak diketahui namanya.

Mendengar itu tangan Zargas mengepal. "Kumpulin berandal lain, sekarang!" titah Zargas pada Raga tentunya.

Nara memegangi lengan Nacha, takut-takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Beraninya lo ngibarin bendera kerusuhan di tanah sekolah gue, hh cih.

Beralih, pada kondisi di luar sekolah. Tepatnya, di depan gerbang Adhistama. Ramai gerombolan rakyat Laskar meraung, meneriaki dua nama Zargas dan Raga kuat-kuat.

Di barisan garda depan, ada Renal dan Leon lengkap sudah dengan senjata tongkat panjang di genggaman tangannya. Beberapa, terlihat berada di atas kuda besi sambil sesekali menggeber gas motor, ada juga yang menggantung pada gerbang Adhistama, persis seperti seekor monyet hutan.

"Woy!! Pengecut, keluar lo!!!" teriak Leon sembari memukulkan tongkatnya ke gerbang.

Sesuai dengan ucapan Renal kemarin, mereka akan kembali bertamu ke Adhistama setelah digagalkan oleh hujan. Tentunya, untuk balas dendam atas teparnya Bimo.

Raga Where stories live. Discover now