Bab 6

18 7 4
                                    

"YEAY!!" sorak Al yang semula duduk dengan tegang, tapi sekarang bersorak senang bersama Rehan.

Kalian tahu apa yang terjadi? Ya, Al dan Rehan berhasil menjadi perwakilan olimpiade matematika tahun ini. Dan ini adalah bukti bahwa usaha tidak menghianati hasil.

Rehan juga berbahagia tentunya, karena untuk kesekian kalinya ia diberi kesempatan untuk mengikuti olimpiade. Dan Rehan semakin bahagia karena temannya, Al, juga lolos. Semua usahanya untuk membantu Al, ternyata tidak sia-sia.

"Lebay lo!" cibir Bayu yang melihat Al dan Rehan dengan tatapan tak suka.

Al berdecak dengan senyum miringnya. "Kenapa? Lo iri ya, hm? Udah gue bilang, kan, kalo posisi pertama lo bakal digantikan sama gue. So, terbukti, kan?"

"Lo cuman hoki!!" sungut Bayu.

Al hanya terkekeh, padahal dari kertas yang ia pegang, dapat terlihat jelas bahwa Al menduduki posisi pertama karena nilainya yang sangat besar, kedua Rehan, dan ketiga Bayu.

"Ke kantin, yuk!" ajak Rehan seraya merapihkan alat tulisnya.

Al pun mengangguk. "Ayo!"

"Heh, urusan kita belum selesai, ya!" kesal Bayu.

"Gue kenal lo aja kagak, jadi sejak kapan kita mulai ada urusan berdua, ya?" tanya Al dengan santai.

"Gini, nih. Baru aja lo bergaul sama Rehan yang kaya raya, udah sombong aja lo ya! Apalagi kalo jadi orang kaya beneran," cibir Bayu, "Lagian lo kenapa bantuin dia sih, Han? Padahal kan lo lebih cocok berteman sama gue. Kita jelas sederajat sama-sama orang kaya, lah si Al? Buat makan aja susah!"

Rehan ingin membantah apa yang Bayu katakan. Menurutnya, tak penting memandang 'derajat' dalam sebuah pertemanan. Toh, yang Rehan cari adalah teman yang bisa menerima Rehan apa adanya, bukan ada apanya. Tapi, baru saja Rehan membuka mulut, Al lebih dulu meladeni Bayu.

"Lo gak punya kaca apa di rumah, hah? Bukannya lo ya yang selama ini sombong karena harta keluarga lo? Gue miris ya sama lo, gara-gara gak punya temen yang bener-bener setia, malah nuduh gue temenan sama Rehan gara-gara harta!"

Wajah Bayu merah padam, bisa-bisanya ada orang yang berani berkata seperti itu padanya?

Bayu ingin memaki Al, tapi Al lebih dulu menepuk bahu Bayu. "Semoga sukses di olimpiade nanti, ya," ujar Al dengan smirk-nya lalu pergi ke kantin diikuti Rehan.

Bayu memukul tembok dengan keras yang seketika dapat terlihat bercak-bercak darah pada punggung buku jarinya.

"Awas aja ya lo, Al!!"

***

Lagi mager nulis tapi pengen up, jadi up nya cuman seuprit (╥╯﹏╰╥)ง






You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Al KhawarazmiWhere stories live. Discover now