Bab 2

441 353 636
                                    

Belajarlah untuk mempelajari apa yang telah kamu alami. Dan jika kamu sedang mempelajari apa yang belum kamu alami, maka pahami, agar kamu tak perlu mengulang lagi.

***

"Selanjutnya gue bakalan kasih soal mudah banget. Lo harus bisa mempraktikkan apa yang telah gue ajarkan. Gue cuman kasih lo waktu 20 detik. Dan lo harus ngitung pake tangan kosong!" jelas Rehan dengan tegas.

Dengan saliva yang ditelan bulat-bulat, dan dengan mata yang juga membulat, Al memandang kertas dan pensil yang sebelumnya ia pakai untuk mencoret-coret hitungan soal. Kini raib begitu saja, dirampas paksa oleh Rehan dengan wajah tak berdosanya.

"Lo ngasih waktu cuman dikit terus sekarang lo ambil juga kertas sama pensilnya. Apa-ap-," cerocos Al terpotong.

"Hasil dari -4 + 8 : (-2) x 2 + 5 -2 adalah?"

"Woy! Gue belum siap!!" protes Al tak terima.

"Waktu dimulai dari sekarang!" tegas Rehan lalu menekan tombol waktu di layar ponselnya.

Segala cara Al lakukan untuk membagi otaknya, sebelah mengingat soal dan sebelah lagi menghitung hasil soal. Keringat dingin yang keluar dari tubuhnya yang panas bercucuran begitu saja.

"Sstt ... jangan dikerjain! Demo aja demo! Ini gak adil buat lo!" hasut setan tak kasat mata di sisi kiri Al.

"No! Jangan dengerin dia. Sini gue bantu, oke dengerin yang gue omongin, tiga tambah empat sama dengan tujuh. Dua tambah dua sama dengan empat," bisik sosok tak kasat mata di sisi kanan Al.

Oke, sekarang otak Al terbagi menjadi tiga. Ia harus mengingat, menghitung, dan sisanya harus bisa mengatur seluruh tubuh untuk tidak terhasut oleh kedua sosok di sisinya.

Oh ayolah, di film-film yang Al lihat biasanya halusinasi seperti ini satu berwujud setan, dan satu lagi berwujud malaikat. Tapi mengapa di kedua sisi Al setan semua?

"Dua tambah dua sama dengan empat, dua kali dua sama dengan empat juga. Terus kenapa waktu tiga tambah tiga hasilnya enam tapi tiga kali tiga hasilnya sembilan?" tanya sosok di sisi kiri Al.

"Itu lo nya aja yang bego!" sungut sosok di sisi kanan, merasa tak habis pikir.

"Halah! Lo bingung kan jawabnya?" tanya setan di sisi kiri dengan wajah setannya. Singkatnya, si setan sedang menampilkan wajah setan. Paham, kan?

"Lo berdua diem anjim!!" sungut Al seraya menggebrak meja, Al benar-benar jengah kedua kedua makhluk yang langsung menghilang karena bentakan Al itu.

"Lo kenapa?" tanya Rehan dengan wajah bingungnya.

Al terdiam. Gue kenapa? Iya, gue kenapa ya? Tanya Al pada dirinya sendiri.

Al melirik ke sisi kanan dan kirinya. Kosong. Lah, dua orang kembaran gue kemana?

"Oke waktu habis."

"What?! Apa-apaan, lo jangan korupsi waktu!" sungut Al.

Rehan memutar bola matanya malas, lalu ia menunjukan detik waktu yang terus berjalan dan tengah berjalan menuju empat puluh detik.

"Ini korupsi waktu?" tanya Rehan dengan wajah datarnya yang hanya mendapat balasan berupa kekehan dari Al.

"Oke jawabannya berapa?" tanya Rehan.

"Jawaban? Oh, iya jawabannya ya?" Al balik bertanya.

Rehan mengangguk gemas. "Iya, Al."

"Jawabannya berapa ya? Oh, iya minus satu!" ucap Alan dengan lantang. Minus satu darimana? Tentu saja dari ... darimana, ya?

Al KhawarazmiWhere stories live. Discover now