dive into you

48 18 3
                                    

"chukkae!"
"aku tahu kalian memang luar biasa."

"tentu saja, tapi aku sedikit degdegan. Ah jantungku--"

An menertawakan ke alay an suaminya yang kini berambut pink. Walaupun begitu ia ikut senang, di akhir promosi comeback Chenle dan member nct dream yang lengkap mereka masih mendapat kemenangan, mungkin jika ia tidak salah hitung chenle sudah mengabari kemenangan ke 8 kali.

"kau sebaiknya makan, jangan minum saja." An mengingatkan Chenle untuk tidak terlalu sering minum wine.

"aku jarang minum, tapi sepertinya memang harus makan. Temani aku makan."

An mengangguk diseberang, melihat Chenle menggoreng telur untuk makan malamnya. Hp yang Chenle letakkan di meja menarik perhatian Daegal.

"Daegalie, aigu kamu sudah bangun?" An terkejut melihat Daegal yang kata Chenle tidur tadi.

"wae, kau lapar?" Chenle melihat kedatangan Daegal.

"hei, kau harus sering memandikan Daegal."

"aku tahu, tapi aku kan sibuk. Maaf nona."

"kan bisa meminta bantuan."

"dia tidak mau kalau bukan dengan ku tau."

"bagaimana kalau Daegal melupakanku. Sudah berapa musim ini, dia hampir satu tahun." An merasa sangat sedih.

"kau benar, akan lebih baik jika kau disini-"
"ah maaf, bagaimana dengan papa mu. Sudah membaik?"

An tau, Chenle membutuhkan dirinya disana dan ia pun sama rindunya. Tapi, papanya masih membutuhkannya, kondisi nya tidak kunjung stabil dan satu-satunya keinginan papanya adalah untuk melihat anaknya terus disampingnya.

Chenle mengerti, ia sendiri yang meminta An tetap tinggal dan menunggunya, walau ia pun tidak tahu kapan ia bisa libur.

"euh manager kim terus menelfon." Chenle yang sedang makan kesal karena manager mengganggunya, panggilan videonya dengan An menjadi terganggu.

"angkat saja dulu, mungkin saja penting."

Dengan setengah hati Chenle akhirnya mematikan panggilannya dengan An, menerima panggilan manager kim yang setia meneror.

"kenapa hyung?"

"ponsel satumu mati?"

"ah? Benar, lupa ku charger. Ada hal penting?" diri sendiri saja jarang di charger apalagi hpnya.

"penting sedikit mungkin, anak-anak sudah dengar semua kau juga harus tau."

"apa?" Chenle tidak sabar.

"kalian libur, seminggu."

"itu saja? Kau mengabari ku lewat telfon?"

"rumahmu terlalu jauh, lagian aku akan mengantar Jisung ke busan. Kau tidak kemana-mana kan?"

"eum, tidak. Sudah yaa bye."

Chenle melihat semua jadwalnya, semua sudah direkam kan?

"Paman Wen?"

"Bibi Tang, dimana Paman Wen?"

"diruangannya tuan."

"ouh, okay." Chenle meninggalkan makannya, berlalu kekamar Paman Wen.

"Paman Wen?"

"iya Chenle?"

"apa papa mengirim pekerjaan untuk ku kerjakan?"

"semuanya hampir selesai, kalau kamu membantuku hari ini."

Chenle menggaruk tengkuknya, "ayo selesaikan sekarang."

Investasi Cinta || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang