ANL

41 18 2
                                    

Chenle dan An mendapat beberapa perban, syukurnya tidak ada luka dalam. Dokter hanya menyarankan Chenle untuk di infus sekali dulu sambil istirahat dan menenangkan diri.

Sedang Chenle diruangannya, An pamit untuk menemui Gao Han. An sudah bertanya pada Su Lou dimana ruangan bodyguardnya itu, Chenle ingin melarang tapi ia tidak tahu juga apa alasannya melarang An pergi jadi dia mengangguk saja saat An pamit.

Tidak tau haru apa Chenle pergi ke ruangan tempat Sopir Kim di tangani, dokter masih berusaha menolongnya ia hanya bisa berdoa.

Chenle duduk di kursi rumah sakit, pikirannya mengingat sebulan lalu saat ia memanggil Gao Han diam-diam kerumahnya.

.........

"Han-ge?" An keruangan Gao Han dirawat.

"Nona baik-baik saja?" Su Lou yang menyapa, Gao Han tidur sejak mendapat perawatan dan meminum obat.

"Papa ku?"

"saya mengantar Paman An ke rumah." An mengerti setelah mendengar penjelasaan Su Lou.

"kenapa Han-ge bisa seperti ini?"

"semalam ada yang menculik Han-ge, seseorang yang ia tinggalkan demi kau." seorang pria berparas tegas masuk keruangan itu.

"Xiao Lang!" Su Lou menatap kesal rekannya, di tim mereka jika Su Lou adalah yang paling pandai memakai kendaraan, Xiao Lang seperti dokter untuk tim.

"apa kau tidak ingat dengannya Nona?" Xiao Lang menatap An yang sedikit ciut dengan kehadirannya.

Wanita itu menatap Gao Han yang masih terbaring, apa? Siapa dia?

Bersamaan dengan itu, Gao Han mulai mendapatkan kesadarannya, sepertinya seruan Su lou pada Xiao Lang tadi membangunkannya.

Hawa dingin seperti melingkupi ruang itu, Su Lou memilih menyeret Xiao Lang keluar meninggalkan An dan ketuanya berdua.

"kau baik-baik saja Nona?"

Dia memanggilku Nona setelah tadi dia memanggil namaku.

"Han-ge, apa kau-" An tidak yakin tapi ia mengingat sesuatu.

"apa kau yang dulu waktu aku di sekolah menengah selalu meminjamkan payung padaku?"

Gao Han tersenyum. Sebenarnya ia tidak berharap An akan mengingatnya.

Dulu, waktu Gao Han dikelas akhir sekolah atas, ia tidak sengaja menaruh perhatian pada murid sekolah menengah yang selalu kehujanan tiap keluar bis. Ia yang duduk dikursi belakang bis dengan tenang mulai merasa ingin tergerak untuk mengulur payung padanya.

Padahal Gao Han dulu sosok yang tidak suka menolong, ia bahkan tidak akrab dengan teman-temannya untuk apa ia ingin menolong?

Tidak tahan dengan itu, esoknya saat An keluar bisnya dan menggunakan tasnya untuk berlindung dalam guyuran air-lagi, An merasakan air tidak menyentuk kulitnya lagi ia melihat ke bawah dan menemukan kakinya berjalan beriringan dengan orang lain. An menoleh ke samping, mengetahui pria jangkung berseragam sekolah atas walau tertutup mantel ia tahu itu.

"kita searah, tidak masalah untuk berbagi payung." bohong Gao Han, jelas-jelas rumahnya masih jauh ia tidak seharusnya turun disana.

An yang bingung menurunkan tas hitamnya, berjalan beriringan dengan orang yang tidak ia kenal. Rupanya rumah An tidak terlalu jauh dari halte bis, Gao Han mengantarnya sampai dekat rumah. An tidak ingin banyak tanya karena ia pun tidak pintar bicara dengan orang asing.

Gao Han berdeham lalu mengucap sampai jumpa, An menunduk lalu berterimakasih. Siapa dia? bahkan mereka tidak terlihat berbagi payung, orang tadi jelas hanya menggunakan payung untuk memayungi An membuat dirinya sendiri basah semua.

Investasi Cinta || ᴄʜᴇɴʟᴇDove le storie prendono vita. Scoprilo ora