Bab 1

4 0 0
                                    

Hari ini, aku mendapatkan jadwal kerja shift siang, jadi seperti biasa aku pun bersiap untuk segera berangkat ke kantor. Setelah siap, lengkap dengan drescode kerjaku, hijab instan yang cocok untuk style kantoran, baju lengan panjang berbahan kain berwarna hitam, lengkap dengan outer berwarna abu dan rok hitam, aku pun berangkat menggunakan motor matic merah yang tadi sempat aku panaskan.

Dalam waktu 30 menit, aku pun sampai di kantor dan langsung menuju meja kerja yang saat itu menjadi giliranku.

"Hai Pak Tama, assalamualaikum," sapa ku pada partner kerjaku hari ini yang sudah duduk sejak pagi di meja kerjanya, tepat di samping kanan meja kerjaku.

"Wa'alaikumsalam Seri," jawab Tama sambil menoleh padaku yang sudah duduk di kursi depan meja kerja.

Tama adalah atasanku di kantor. Tapi terkadang dia pun bekerja bersama kami sebagai staff di bawahnya. Makannya hari ini dia bisa bekerja sejajar denganku, meja kerjanya maksudnya. Walaupun dia juga punya meja kerjanya sendiri.

Dan satu lagi, sebenarnya aku dan Tama lahir pada tahun yang sama, tapi aku segan memanggilnya hanya dengan nama saja. Sebab dia atasanku, sebagai bentuk penghormatanku padanya, aku pun memanggilnya dengan sapaan Pak Tama. Kalau udah ketemu di luar kantor sih, aku berani berani aja manggil dia dengan nama Tama.

Seperti beberapa waktu lalu saat kami bertemu di luar kantor untuk kolaborasi membuat konten youtube di channel pribadiku.

"Tam, makasih looh udah mau aku ajakin colab di channel youtube aku.. nanti aku share videonya ke drimu kalau videonya udah upload ya!" kataku saat kita sudah selesai shooting sore itu.

"Iya, makasih juga udah mau ajakin aku colab. Semoga obrolan kita tadi bermanfaat yah.." balas Tama.

"Amiin"

Kembali pada rutinitas kerja ku hari ini, layar komputer sudah menanti untuk kusapa. Seperti biasa, ada data pencapaian harian perusahaan yang harus mulai kurekap. Tapi aku tidak bekerja sendiri, di sini tugasku adalah membantu Pak Tama melengkapi data-data yang sudah dia rapihkan sebelumnya di layar excel.

"Ser, aku solat dulu yah. Kamu lanjutin dulu kerjaanku yang udah setengahnya kukerjakan, gak apa apa kan?" kata Tama sambil beranjak dari kursi yang didudukinya.

"Oke siap Pam Tama!" jawabku tanggap.

Tanpa perlu Tama jelaskan lagi apa yang harus kukerjakan, aku pun sudah paham. Karena sudah 9 bulan aku kerja di sini dan 9 bulan juga aku memahami ritme kerja di kantor. Jari-jariku pun mulai lihai menari di atas keyboard, mengetik informasi-infromasi yang harus ku input di file excel yang sudah berisi banyak data.

Sambil terus mencermati data-data yang ku input di layar komputer, sesekali ku angkat telepon yang berdering di depanku. Biasanya, telpon dari klien perusahaan atau dari rekan kerja yang lain.

Kriing.. kriiing..

"Halo selamat siang, dengan Prima Rate Company ada yang bisa kami bantu?" sapaku pada penelepon di sebrang sana.

"Iya mbak, ini saya mau kasih info, .............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................., terima kasih mbak," tutupnya panjang lebar. Saking panjangnya informasi yang ku terima dari klien, sampe aku lupa data terkhir yang harus ku input ke excel sudah sampai mana. Huft.

"Siapa ser?" Sapa Pak Tama yang muncul dari belakangku.

"Itu barusan klien Pak Tama. Dia kasih data tambahan soal project yang lagi digarap sama tim," jawabku sambil menoleh ke arahnya.

Apakah Dia Jodohku? (Part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang