Petak 14

609 120 0
                                    

Happy reading!!
.

.

.

Hari ini Tim SMA Pelita mendapat jadwal bertanding lagi untuk proses penyisihan menuju babak final.

Fajri sudah bersiap di kamarnya sedang memakai sepatu. Ia yang baru menyadari bingkai foto keluarganya tidak ada di nakas berencana untuk menanyakan kepada bibinya.

Sekarang Fajri sudah kembali di rumah karena kemarin sore maminya telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah seminggu di rawat.

Fajri senyum berseri-seri karena sudah bisa menghirup udara rumah bukan udara rumah sakit, "Pagi mami..."

Ike yang melihat anaknya tersenyum bersemangat tertular oleh senyumnya dan ikut bahagia. Ternyata anak yang selama ini dia khawatirkan tumbuh menjadi anak yang kuat dan ikhlas.

"Fajri..."

"Assalamu'alaikum..."

Terdengar teriakan dari luar rumah Fajri. Bibi yang mendengar langsung membukakan pintu dan menyuruhnya masuk. Fajri pun menyuruh bibi untuk mengajak Fiki dan zweitson makan bareng.

***
"Gini dong, ini Aji yang gue kenal! Ceria dan selalu bersemangat!" ujar Fiki merangkul Fajri. Kini mereka sudah berada di tempat turnamen.

Fajri, Fiki, dan Zweitson berjalan berangkulan bertiga menuju ke lapangan tempat mereka bertanding, sesekali menjadi objek perhatian orang-orang yang melihatnya

Fajri lambat laun sudah tampak lebih ikhlas dan menerima semua takdirnya dari Yang Maha Kuasa. Percuma juga harus larut dalam kesedihan yang bahkan orang yang ditangisi tak pernah perduli.

Tim SMA Pelita mulai bertanding dan berakhir dengan kemenangan, itu artinya besok malam adalah babak final untuk merebutkan juara. Tinggal selangkah lagi Fajri membawa timnya menuju kemenangan.

Seperti biasa, setelah turnamen mereka nongkrong sejenak di kedai tempat Shandy kerja untuk sekedar menghilangkan penat dan capek setelah bertanding.

Sepulang dari kedai Fajri berpisah dengan Fiki dan Zweitson karena hendak membeli obat untuk maminya.

Menikmati suasana sore sangat menyenangkan untuk Fajri, ia baru sadar ternyata kembali menjadi Fajri yang dulu yang selalu ceria adalah salah satu cara membahagiakan dirinya.

"Celline!" Fajri menghentikan laju motornya ketika mendapati gadis sedang berjalan kaki sendirian.

Gadis yang merasa dipanggil tersentak kaget melihat Fajri berhenti di depannya. "Eh kak Aji!"

Fajri clingak clinguk melihat ke sekitar Celline, biasanya Celline selalu bersama Alana dan kali ini Fajri tidak menemukan Alana. Itulah yang membuatnya heran.

"Kembaranmu si pacarnya Fenly?" tanya Fajri menatap Celline

"Udah pulang sama kak Fen!" jawab singkat Celline

"Lo dibiarin jalan kaki sama mereka?" nada bicara Fajri sedikit meninggi seperti ingin marah

"Bukan begitu kak, tadinya aku mau di jemput Abang tapi gak datang-datang. Yaudah aku jalan sembari nunggu kali aja ada bus atau taksi datang!" bohong Celline, ya mana mungkin abangnya mau menjemputnya.

"Kenapa gak naik ojol atau taksi online?"

Celline panik dan bingung harus jawab apa, ia hanya terdiam.

"Udah ayo gue anterin!" Fajri mengganti posisi tas ranselnya berada di Gendongan depan.

Fajri mengatungkan tangan kirinya yang semakin membuat Celline kebingungan. Apa maksud dari Aji?

"Ayo naik!" perintah Aji semakin menjulurkan tangannya

Sebelum mengantarkan Celline pulang, Fajri mampir ke apotek untuk membeli obat maminya yang sudah habis.

"Mami ka Aji masih sakit?"

Fajri hanya mengangguk, "Sekarang mami harus rutin minum obat dan gaboleh telat makan!"

Sebelum pulang Fajri juga mampir ke tempat jualan jus buah untuk membelikan Celline minum.

Fajri tahu Celline pasti kehausan setelah berjalan kaki yang jaraknya lumayan jauh. Sementara Celline hanya diam mengikuti semua kata Fajri.

Bahkan ibu penjual jus langganan Fajri mengira Celline adalah pacarnya, gak pernah Fajri membawa cewek ketika membeli jus buah. Hanya saja Fajri menyangkalnya mentah-mentah dan bilang jika Celline hanyalah sebatas teman dekat atau sahabat.

Sepanjang jalan mereka berdua banyak bertukar cerita menikmati suasana jalan di sore hari ditemani dengan langit senja yang indah.

***
"Makasih ya kak Aji!" Celline turun dari motor dan langsung ke teras rumahnya

Wajahnya sudah nampak ketakutan untuk masuk ke dalam rumah.

"DARI MANA AJA LO BARU PULANG JAM SEGINI?" gertak Delon. Delon adalah Abang Celline. Sikapnya memang keras dan kasar dengan Celline jika papahnya sedang tidak ada di rumah.

Fajri yang tak sengaja mendengar dari luar tersentak. Mengernyitkan dahinya kebingungan. Ada apa?

Tapi Fajri memilih mengabaikan dan melajukan motornya untuk pulang ke rumah, maminya pasti sudah menunggu untuk minum obat. Lagian Fajri tidak ada hak untuk ikut campur terlalu dalam dengan keluarga Celline.

Ia berusaha berfikir positif semoga tidak terjadi apa-apa dengan Cellline. Dan yang ia dengar semoga hanya amarah biasa seorang Abang kepada adeknya yang pulang terlambat.

***
Fajri pulang langsung memeluk maminya yang sedang menonton televisi hingga membuat maminya terkejut atas tingkah anak semata wayangnya. Menyium kening berulang kali sampai membuat Ike engap akibat pelukan Fajri yang tak lepas-lepas.

Bagaimana tidak, Fajri sudah 17 tahun yang pastinya juga badannya sudah gede dan tidak sekecil dulu waktu masih bayi.

Memang semenjak perceraian dan sakitnya Ike, Fajri lebih manja dan perhatian ke maminya. Tidak seperti dulu yang sangat cuek dan dingin dengan maminya.

Sekarang ia sadar dan tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ia punya. Ia tak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya. Jika Fajri tahu keadaan keluarganya akan berpisah seperti ini yang bahkan papinya sendiri sudah tidak perduli dengannya. Ia pasti akan memanfaatkan waktu kebersamaannya dulu yang kini sudah tidak dapat ia rasakan lagi.

***
Malam setelah mandi, Fajri kembali ke balkon kesayangannya. Ia menatap bintang-bintang, ada keyakinan di dalam dirinya jika almarhum adeknya juga sedang melihatnya.

"Celline!" Fajri tersenyum tipis

Fajri terbayang akan moment singkat sore tadi bersama Celline. Entah kenapa rasa di dalam dirinya ada kenyamanan tersendiri saat dekat dengan gadis itu.

Penampilan sederhana dan sikapnya yang kalem mungkin bisa meluluhkan banyak orang. Tapi ada sesuatu hal yang entah itu apa tidak bisa didefinisikan oleh seorang Fajri bisa nyaman dengan Celline.

Banyak cewek yang berteman dengannya, tapi ada sesuatu yang berbeda di diri Celline bagi Fajri

"Ah tidak boleh!" ketus Fajri

Fajri melanjutkan belajar, karena semenjak turnamen dan seleksi olimpiade Fajri sering tidak mengikuti pelajaran dikelas. Alhasil ia harus mengejar ketertinggalannya sendiri di waktu senggangnya.

Gada waktu free banyak untuk seorang Fajri yang banyak impian dan tanggung jawab.

"Duhhh banyak banget gue tertinggalnya!" gusar Fajri tak kala melihat-lihat catatan milik Alga. Alga adalah ketua kelas di kelasnya Fajri, ia selalu meminjam catatan milik Alga jika tertinggal materi.
.

.

.

Thanks for dropping by

Don't forget to vote and comment

See u

Nikmati semua yang ada sebelum tiada, karena sebuah penyesalan tak ada guna
-Fajri-

03/07/2021 ~ 21/04/2022

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang