20

3.3K 188 3
                                    

Maaf kalo banyak typo ya... Aku ngak baca ulang bagian ini

*****

Cintya meminta Andri supaya menemuinya hari ini. Tya tidak ingin terlalu larut dalam masalah ini. Semuanya harus segera diselesaikan. Sebelum bertemu dengan Andri, Cintya lebih dahulu mengunjungi kediaman kakaknya. Dan memang benar, Visya tengah hamil.

Cintya sempat terkejut dengan apa yang ia lihat tadi. Visya sangat manja pada kakaknya. Dan itu sangat membuat kakaknya Bian bahagia. Cintya ikut bahagia menyaksikan keluarga kakaknya itu. Ia harap, hanya dirinya yang memiliki kisah tragis rumah tangga. Jangan sampai keluarga kakaknya juga ikut seperti dirinya.

Omong omong, ia sudah melupakan perjanjiannya dulu dengan sang kakak waktu menitipkan Faby. Ia sudah tidak peduli sama sekali dengan alasan Bian dulu yang membantu Danu.

Cintya sudah duduk dihadapan Andri yang tengah menunduk. Ia tanpa basa basi langsung menanyakan hal  yang sangat ia ingin tahu jawabannya langsung dari Andri.

"Gia itu memang mantan pacar aku. Dia yang udah aku sia-siain waktu itu. Dan Aska juga, dia anak aku yang ngak aku ketahui keberadaannya dulu."

Cintya memejamkan matanya. Antara sedih, kecewa ,lega juga bahagia. Sedih karena ia lagi-lagi merasa dipermainkan, kecewa karena dirinya tidak tau dari awal semua kebenaran ini. Lega dan bahagia karena akhirnya sahabatnya bertemu kembali dengan cintanya.

"Aku minta maaf, Cintya."

"Ngak papa. Justru kita harusnya bersyukur. Dengan adanya pertemuan kita, kamu secara tidak langsung bertemu lagi sama Gia dan juga Aska. Dan aku juga, mungkin dengan ini, tuhan ngasih tau aku kalo aku emang udah gak punya jatah jodoh lagi" ujar Cintya terkekeh di akhir kalimatnya.

"Kamu gak boleh ngomong gitu, Tya. Tuhan pasti punya seseorang yang lebih baik dari aku buat kamu.".

"Hhmm... Mungkin. Tapi aku udah gak mau nyari lagi. Sebenernya aku emang gak mau lagi berhubungan sama siapapun. Aku ngelakuin ini cuma mau nurutin perkataan Bunda aja. "

"Aku bisa bantu kamu nyari seseorang. Aku bisa jamin, dia gak akan nyakitin kamu kayak mantan suami kamu".

"Kayaknya gak usah deh. Lagian bentar lagi juga aku mau pergi. Mau ngurusin restaurant punya orangtua di luar kota. Nanti aku pasti sibuk banget. Percuma juga punya cowok kalau ujung ujungnya gak bisa saling perhatian. Buang buang waktu -."

"- tapi, Gia gimana?"

Andri menghela nafas. "Susah kayaknya kalau mau balik lagi sama dia. "

"Gia masih cinta sama kamu."

"Iya, tapi aku ngak  tahu Gia mau terima aku lagi atau enggak."

Cintya mengernyit.

Andri yang melihat raut wajah penuh tanya Cintya akhirnya menjelaskan semuanya pada Cintya.

"Gia gak mau nerima aku karena kita udah tunangan. Katanya, Dia gak mau rebut aku dari kamu. Dia gak mau bikin kamu sedih dan kecewa"

"Ck... Gia itu mikirnya berlebihan banget."

"Aku juga udah ngomong gitu sama Gia. Aku udah jelasin kalau aku sama kamu belum melibatkan perasaan. Tapi Gia tetep gak mau."

"Kamu tenang aja. Aku bakal bantu kamu nanti,"

Andri tersenyum. "Makasih, Cintya."

Cintya mengangguk.

******

Dikediaman keluarga Gia, seperti yang mamah Gia ucapkan kemarin, mereka kedatangan tamu yang akan menjadi tetangga mereka lagi.

Gia duduk di dekat mamah dan papah nya seraya memangku Aska. Dihadapannya, Deon bersama ibunya yang dulu merupakan tetangga sekaligus orang yang sering bertengkar bersama nya dijaman sekolah dasar.

Gia baru ingat setelah ia melihat wajah Deon.

"Gimana kabar kamu, De?" Tanya mamah Gia memulai obrolan.

" Aku baik Tante. "

" Hai... " Deon menyapa Gia yang menatapnya sedari tadi. Gia tersenyum lembut.

"  anak kamu cantik banget ya?." Ungkap mamah Deon seraya memperhatikan Gia yang hanya tersenyum manis.

" anak kamu juga ganteng, tau. Ngak nyangka ya. Anak kita udah pada besar. Perasaan baru kemarin mereka rebutan botol minum diluar rumah. "

" bener juga. Perasaan baru kemarin kita ajak anak anak liburan. "

Deon, Gia dan ayahnya hanya tersenyum mendengar perkataan tersebut. Mereka melanjutkan obrolannya.

" kita makan dulu, yuk. Aku udah siapin makanan special buat tamu special hari ini. " ujar mamah Gia.

" waduh... jadi ngerepotin. "

" enggaklah. Aku seneng tau kamu pindah lagi kesini. Ngak kesepian nanti aku. "

" Mah, aku mau kekamar dulu. Aska udah tidur. " Ujar Gia yang dibalas anggukan kepala oleh Mamahnya.

Mamah dan papah Gia berjalan lebih dulu ke arah meja makan diikuti mamah Deon dibelakang.

Masih ada Deon yang sedari tadi menatap Gia. Bahkan saat Gia sudah beranjak pergi, matanya mengikuti ke mana Gia pergi. Deon tersenyum simpul.

" Deon. " Deon mengerjap lalu menoleh ke arah mamahnha yang tadi memanggilnya. " Malah, bengong. Ayuk makan. "

Deon mengangguk lalu berjalan menghampiri mamahnya.

*******

Cintya berjalan seraya mendorong keranjang belanjaannya. Entah kenapa hari ini ia sangat ingin berbelanja. Padahal tidak ada barang penting yang harus ia beli. Cintya berkeliling di rak makanan ringan dan mengambil beberapa cemilan disana.

Omong-omong, Cintya akan segera memberitahu kepada keluarganya dan keluarga Andri mengenai dirinya dan Andri yang tidak bisa melanjutkan pertunangan mereka. Dan setelah itu, ia akan segera pergi keluar kota ini untuk mengurus restaurant orang tuanya. Mengenai orangtuanya, ia harap Bunda nya itu tidak terlalu memikirkan dirinya nanti.

Cintya beralih pada rak yang memajang berbagai macam coklat. Ia berbinar saat melihat coklat kesukaannya yang sayangnya hanya tinggal tersisa satu bungkus disana.

Saat hendak mengambil coklat tersebut, tangan Seseorang juga menyentuh coklat tersebut. Cintya mengernyit.

"Maaf, mbak, saya sudah lebih dulu..."

Ucapan Cintya terhenti saat ia melihat wajah orang tersebut.

Wanita dihadapannya juga tak kalah terkejut. Ia melepaskan coklatnya dan kini Cintya yang memegang coklat sepenuhnya.

" Kamu-..."

" Maaf, mbak. Itu buat mbak aja. " Saat wanita itu hendak pergi, Cintya langsung menahan pergelangan tangan sang wanita.

" Tunggu. Saya kenal kamu. "

" Maaf mbak, saya harus pergi." Ujar wanita tersebut seraya berusaha melepas tangannya dari cekalan Cintya.

"Ra... Ayo cepetan. " Wanita itu segera melepaskan genggaman tangan Cintya dan berlari ke arah orang yang memanggilnya.

Cintya mematung. Ia kenal dengan wanita tadi. Ya, dia ada dimasa lalunya. Dia orang yang masuk dalam rumah tangga dirinya dan Danu. Dia..

"Rara..." Lirih Cintya.

The Ex (END||REVISI)Where stories live. Discover now