Melyot #10

2.7K 344 51
                                    

×××× Melt Your Heart ××××

"Saya antar kamu pulang ya"  Setelah menikmati hidangannya aldebaran berniat meluluskan janjinya yaitu mengantarkan Andin agar tak terlalu malam tiba di rumah

"Iya Mas"

"Kamu mau take away makanan buat Mama kamu?" Tawar Al

"Gausah deh mas,lagian mama kan nggak boleh sembarangan makan" tolak Andin dengan halus dan memberikan alasan nya

"Mmm yaudah kalau gitu"

Setelah membayar semuanya Aldebaran pun mendekati Andin yang sedang mengobrol dengan rekan kerjanya semasa di cafe

"Ayo Ndin kita pulang" ajak Al yang membuat Andin sekaligus Santi,teman Andin menoleh ke asal suara

"Iya Mas. Bentar aku pamit dulu Sama Santi ya"

Andin pun pamitan pada rekannya lalu langsung berjalan beriringan dengan Al

"Kamu gapapa kan nganterin aku?" Tanya Andin gugup ketika hendak masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Al

"Iya,kan saya udah janji bakal anterin kamu" ucapan Aldebaran terdengar tulus

Andin pun meyakinkan perasaannya,toh ini adalah bagian dari perjanjiannya dengan Bu Rosa

Aldebaran mulai masuk mobil lalu melajukannya dengan kecepatan sedang karena jalanan sudah hampir sepi

"Rumah kamu dimana Ndin?" Tanya Al yang memang belum bertanya soal ini

"Jalan Paraguna nomor 33 blok C-4"

"Berarti masuk dulu ke jalan utama nya tuh jalan Lombok jaya kan?" Aldebaran yang seperti nya sudah tau daerah itu kembali bertanya pada wanita di dekatnya

"Iya Mas" Andin menoleh pada Al sambil tersenyum yakin

"Oiya Ndin..." Al yang sedang fokus menyetir kembali menatap Andin singkat

"Apa mas?" Andin mulai mendekatkan wajahnya ke telinga Al

"Nanti kamu bisa nggak temenin saya?"

"Kemana mas? Sekaligus aja bicaranya" Andin dengan sabar menunggu Al bicara karena daritadi pria ini begitu bimbang

"Besok sekitar jam setengah tujuh malam kamu bisa temenin saya ke undangan? Ada teman saya menikah dan saya ingin berangkat sama kamu" akhirnya Al menjelaskan maksudnya. Awalnya ia ragu, namun karena memang ia juga bermaksud meluluhkan hati Andin maka dari itu Al melawan rasa ragu itu. Karena... Andin memang pantas menjadi pendampingnya.

"Emmm beneran Mas kamu ajak aku? insyaAllah bisa sih,cuma sorenya aku mau anterin mama ziarah ke makam papa dan kakak ku" jawab Andin agar mereka bisa saling mengatur waktu

"Iya, syukurlah kalau kamu bisa. Gapapa,nanti setelah Maghrib saya jemput ke rumah kamu. Kebetulan resepsinya nggak jauh dari rumah kamu,makanya saya kepikiran untuk bawa pendamping,yaitu kamu"

'Blush!' Pipi Andin merona di tengah gelapnya mobil yang sedang melaju itu

Namun Andin harus kembali menetralkan perasaannya,kalau ini adalah sebuah perjanjian dan Andin harus menepati nya

"Boleh dong Mas,kamu jemput aku aja. Oiya besok dresscode nya gimana? Takutnya aku nanti salah kostum"

"Saya pakai jas warna maroon,kamu kalau mau disamakan warnanya boleh" Al menatap mata Andin sejenak sebelum kembali fokus pada jalanan

Andin terlihat berpikir sejenak "Ada deh aku dress panjang warna maroon,nanti biar aku siapin dulu"

"Yaudah kalau gitu. Kamu duduk manis aja di rumah,nanti saya jemput kamu ya Ndin. Dandan yang cantik,tapi jangan terlalu menor. Karena sebenarnya tanpa polesan make up pun kamu terlihat cantik"

Melt Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang