Melyot #14

1.9K 319 36
                                    

×××× Melt Your Heart ××××

Setibanya di rumah sakit, aldebaran kembali membopong tubuh Mama Ratih dan membawanya ke ruang IGD. Rendy memarkirkan mobilnya dan mobil Al sementara 3 wanita lainnya,Andin,Novia dan Tante Maya mengikuti Al dari belakang

30 menit dokter memeriksa kondisi mama Ratih,Andin gusar dan masih saja menangis sesenggukan

"Dua orang dari keluarga Bu Ratih bisa ikut ke ruangan saya?" Ujar dokter dengan jas putih dan melihat ke arah mereka

"Biar Andin dan saya dok" Tante Maya menjawab dan menggenggam tangan Andin,mengajaknya berdiri

Mereka pun berjalan mengikuti langkah dokter lalu masuk ke ruangan yang suasananya sepi

"Silahkan duduk" ucap dokter yang bernama 'Yasmin' . Andin membaca papan nama yang berada di atas meja itu

"Jadi gini, kondisi Bu Ratih bisa dibilang parah. Benturan di kepalanya membuat gumpalan darah terbentuk,tepat di belakang otaknya. Dan juga ternyata sel kanker Bu Ratih kembali tumbuh, sel-sel darah putihnya kembali melemah walau sudah dilakukan tindakan transplantasi"

Andin terdiam,menatap satu titik. Pikirannya semu dan mimik wajahnya sendu. Ia tak bisa mengucapkan apapun selain menangis. Begitu pula Tante Maya,ia memejamkan mata sambil beristighfar terus-menerus

"Kami harap keluarga bisa ikhlas ya, karena kalau dilakukan operasi besar kami takut kondisi Bu Ratih makin melemah" dokter Yasmin mengucapkan dengan nada lemah,mungkin ucapannya takut menyakiti keluarga pasien

"Dok...apa gaada tindakan lain untuk menolong mama?" Andin mulai menatap mata dokter walau pikirannya melayang jauh,tak bisa membayangkan kemungkinan yang tidak pernah ingin terjadi di hidupnya

"Kami akan mengencerkan dahulu darah di kepala bagian belakangnya,kalau berhasil dan tidak ada kerusakan pada syaraf otaknya,tindakan operasi atau kemoterapi akan kami rekomendasikan"

"Kalau begitu lakukan tindakan secepatnya ya Dok,kami mohon" Tante Maya merapatkan kedua tangannya di depan dada dengan mata yang sembab

"Tentu Bu,pasti akan kami usahakan"

"Sekarang kami akan pindahkan Bu Ratih ke ruang ICU"

Dokter Yasmin beranjak dari duduknya diikuti oleh Andin dan Tante Maya. Mereka kembali duduk di ruang tunggu dengan lesu, membuat Novia, Aldebaran dan Rendy penasaran

"Ibu... Gimana kondisi Mama?" Novia memecah keheningan dengan bertanya sambil duduk di samping kanan Tante Maya,sementara di sebelah kiri Tante Maya ada Andin duduk dengan mata sembab

"Ada penggumpalan darah di belakang kepala Teh Ratih,juga sel kankernya kembali tumbuh membuat kondisinya drop dan belum sadar"

"Astagfirullahhalladzim..." Novia kembali menangis kali ini dengan tubuh bergetar dan memeluk Tante Maya

"Ndin.." setelah mendengar penjelasan Tante Maya barusan, Aldebaran dengan sigap duduk di samping Andin dan langsung merengkuh tubuh wanita muda itu

Andin kembali menangis,kali ini di pelukkan Al yang wangi tubuhnya bisa membuat lebih tenang

"Mama mas... Aku gamau ditinggalin sama Mama"

"Hikss...aku gasanggup mas,aku pengen bareng-bareng sama Mama terus" tangisan Andin begitu memilukan membuat Al kembali mengeratkan pelukannya dan mencium pucuk kepala Andin. Pria itu merasakan kalau kondisi Andin saat ini begitu buruk,ia pernah berada di kondisi seperti ini,maka dari itu ia harus memenangkan Andin sebaik dan sebisa mungkin

"Saya paham Ndin..."  Elusan tangan Al di bahu Andin membuat tangisnya makin pecah,Andin tak bisa berpikir jernih sekarang. Yang ia mau,Mama Ratih harus bisa disembuhkan

Melt Your HeartWhere stories live. Discover now