4

4 3 0
                                    

Flash back

"Sayang kamu hari ini sekolah lho!" teriak seorang wanita paruh baya.

"Iya bunda ini Zee lagi siap-siap," balas Zee dari atas–kamar Zee.

Hari ini adalah hari pertama Zee masuk sekolah offline karena kemarin-kemarin dia hanya sekolah online. Bukan tanpa alasan Zee kamarin memang tidak berada di Indonesia jadilah dia mengikuti pelajaran dengan online.

"Aduh sepatu gue mana sih," gerutu Zee sembari terus mencari sepatu yang dia maksud.

"Nah ini dia." Dengan cepat Zee memakai sepatu itu lalu dia keluar dari kamar, sebelum benar-benar keluar dari kamar Zee terlebih dahulu berhenti di depan cermin besar miliknya.

"Oke, gue udah cantik," ujarnya di depan cermin lalu dengan cepat dia turun ke bawah.

"Bunda Zee udah selesai!" pekik Zee sembari menuruni anak tangga.

Setelahnya ia langsung menuju meja makan untuk sarapan dengan wajah bahagia ia duduk dan langsung mengambil roti. "Ayah mana, Bun?" tanya Zee.

"Kenapa kamu cari ayah, kangen ya kamu sama ayah." Laki-laki paruh baya dengan uban di rambutnya itupun datang ke meja makan dan duduk di samping putrinya ini dengan wajah yang ceria.

"Ayah hari ini ngantor lagi ya?" tanya Zee sembari memakan roti.

"Iya, Sayang. Ayah kerja juga kan buat Zee supaya Zee bisa beli apa yang Zee mau," jawab ayahnya.

Zee tersenyum lebar. "Sayang deh sama ayah," ucap Zee.

"Sama bunda nggak sayang ya kamu," sosor bundanya yang tengah memasak di kompor bersama dengan seorang pembantu rumah tangga.

"Zee sayang kok sama bunda asalkan bunda masakin Zee nasi goreng kuning," balas Zee dengan senyum jahilnya.

Bunda Zee hanya tertawa pelan lalu berjalan menuju meja makan dengan membawa semangkuk ukuran sedang nasi goreng kuning yang Zee maksud.

"Nih nasi gorengnya udah bunda masakin," ujar bundanya.

"Wahhh bunda baik banget sama Zee, Zee jadi sayang deh sama bunda." Zee bangkit lalu memeluk bundanya dengan perasaan senang.

"Ayah nggak di peluk?" tanya ayahnya.

Zee pun langsung beralih memeluk sang ayah.

"ZEE! LU SEKOLAH NGGAK!" teriak seseorang di luar rumah Zee.

Zee langsung melepas pelukannya dan beralih menatap jam tangan yang melingkar di tangannya. "Zee telat," ucapnya dengan mata yang melotot.

Dengan gerakan cepat Zee langsung mengambil tasnya yang ada di bangku, lalu mulai berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Ayah, Bunda! Zee berangkat ya!" teriak Zee saat sudah berada di depan pintu.

"Zee! Bekalnya lupa nih!" teriak bundanya. Namun, tidak di dengar sang anak.

"Aduhh gimana nih bekalnya kelupaan," ucap bunda pada ayah Zee.

"Yaudah ntar suruh Dirga aja yang anterin ke Zee," saran ayah Zee.

"Tapikan Zee belum tau sama Dirga ayah," balas bunda.

Ayahnya hanya tersenyum. "Nanti juga tau, udah sini bunda makan bareng ayah. Mau ayah suapin?" tanya ayah Zee.

"Apaan sih ayah," balas bunda malu-malu.

Zee beserta dua temannya keluar dari mobil putih dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

meet to partOnde histórias criam vida. Descubra agora