Bab 19 : Maaf?

470 66 1
                                    

Happy Reading ~

.
.
.

"Bri, kita mau kemana?" tanya Hafshah yang terduduk di belakang motor Brian

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Bri, kita mau kemana?" tanya Hafshah yang terduduk di belakang motor Brian.

"Pulang, tapi mampir dulu ke rumah aku ya,"

Brian membawa Hafshah ke rumahnya. Hafshah sebenarnya jarang sekali mengunjungi rumah Brian, mungkin ini kunjungan kedua atau ketiga kalinya bagi Hafshah.

Orang tua Brian sangat sibuk bekerja, jadi jarang berada di rumah. Brian di rumah dengan kakak perempuannya dan juga asisten rumah tangga mereka.

Orang tua Brian mengenal Hafshah dengan baik, tapi kakak perempuan Brian tidak menyukainya. Karena hal itu lah Hafshah jarang sekali berkunjung ke rumah Brian.

"Tapi Kak Oliv-"

"Dia gaada dirumah," potong Brian. Ia tahu betul bahwa Olivia, kakaknya, tidak menyukai Hafshah.

Hafshah mengangguk pasrah. "Yaudah,"

"Tapi aku gamau kalo berduaan doang dirumah," tambahnya.

"Kamu takut sama aku?" tanya Brian.

"Bukan gitu Bri,"

"Ck. Kan ada Bibi,"

"Yaudah iya,"

Mereka kini sudah berada di ruang tamu rumah Brian.

"Makasih Bi," ujar Hafshah kepada Bi Sumi, asisten rumah tangga Brian.

Bi Sumi kembali lagi ke dapur.

"Kamu temenin aku disini ya, sampe Mama Papa pulang," pinta Brian.

Hafshah mengangguk sambil tersenyum.

Mereka berdua bercengkrama di ruang tamu sambil sesekali tertawa kecil seakan melupakan pertengkaran diantara sahabat-sahabatnya tadi siang.

Sore itu Hafshah menghabiskan waktu bersama Brian. Mereka memang jarang sekali bertemu seperti ini, tidak seperti Erlan dan Galina yang hampir setiap minggu bertemu.

Hafshah sangat menyayangi Brian. Baginya, Brian adalah laki-laki satu-satunya yang mampu membuatnya nyaman.

Sama hal nya seperti Brian yang menyayangi Hafshah. Baginya, Hafshah adalah wanita lembut yang dapat menenangkannya dan menghiburnya.

Terkadang ada sifat egois masing-masing dari mereka. Brian yang posesif tak jarang membuat Hafshah merasa terkekang.

Pernah suatu hari, mereka bertengkar hanya karena Hafshah yang melirik-lirik laki-laki lain saat mereka sedang makan di cafe. Se-posesif itu memang, padahal Hafshah juga tidak sengaja melihat laki-laki yang memang -hmm tampan itu. Jadilah sejak saat itu Hafshah hanya bisa pasrah dan menuruti apapun yang Brian perintahkan.

GEZELLIGHEID [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora