Chapter 40

69 23 54
                                    

Happy reading 🤗

.

.

.

.

.

Suara langkah kaki memasuki sebuah ruangan yang berukuran tidak terlalu besar. Warna cat pada dinding yang telah tertutupi oleh debu. Walau penerangan di dalam gudang ini hanya seadanya, Zara dapat mengetahui dengan jelas bahwa tempat itu sudah lama tidak dihuni. Entah dimana Wildan membawa mereka.

Semakin lama langkah kaki tersebut mendekati keempat anak tersebut. Bermodalkan penerangan yang seadanya, berharap bahwa ada seseorang yang segera membawa mereka keluar dari tempat ini. Zara sudah terbiasa dengan tempat gelap dan kotor seperti ini, namun tidak dengan ketiga anak lainnya yang juga disekap bersama dengannya saat ini.

Ketika harapan tidak sesuai ekspektasi rasanya pasti sangat sakit. Pupus sudah harapan Zian, Salwa dan Salma. Mereka fikir, mereka akan segera keluar dari tempat ini. Ternyata? Apa yang baru saja mereka lihat? Justru pria tidak tau diri ini masih berani muncul dihadapan mereka.

"Lepasin kita!!" Zian menatap benci pria tinggi yang kini berada dihadapan mereka

"kenapa anda tega lakuin ini semua cuma demi Mama? Lihat? Bahkan anda tega mengorbankan darah daging anda sendiri?" kini giliran Zara yang angkat bicara

"Papa benar-benar jahat!" Salma juga sama kesalnya pada pria tersebut

"anda bahkan gak pantas kami panggil Papa!" sarkas Salwa

Bukannya menjawab, pria tersebut justru tertawa mendengar setiap umpatan yang baru saja ia dengar. Ia menghampiri ketiga saudara tersebut.

"psycho!" umpat Zian tepat dihadapan pria tersebut

"kalian pasti akan berterimakasih sama Papa, nak. Karna dengan begini, kalian bisa bertemu sama Ara, mama kalian. Papa yakin kal-" ucap pria tersebut seraya mengusap ketiga kepala anaknya

"jangan mimpi!" potong Zara

"buang semua mimpi om Wildan itu. Mama gak akan mungkin kesini cuma karna hal ini!"

Ya, pria tersebut adalah Wildan. Mendengar ucapan Zara, membuat darahnya mendidih. Ia menoleh ke kanan, dilihatnya Zara dengan tak sukanya. Dihampirinya Zara, kemudian menarik kasar rambut Zara.

"awhh.."

"gak usah ikut campur urusan saya dan jangan sok tau! Saya tau, bahkan sangat tau, kalau kelemahan Ara itu ada di kamu dan Zayn. Karna cuma kalian yang dia punya." smirk Wildan

"Lepasin kak Zara!" Salwa tak tega melihat Zara meringis kesakitan seperti itu

"Gak cukup semua penderitaan yang selama ini Om kasih ke Mama? Kalau Om benar sayang sama Mama, biarin Mama bahagia!" ucap Zara lantang tepat di depan wajah Wildan

"tau apa kamu tentang kebahagiaan! Itu bukan urusan kamu, anak kecil!"

"jelas urusan aku. Dia, Mama aku! Dan om gak pantas bersanding sama Mama!"

*Plakkk*

Wildan menampar keras Zara, "saya gak butuh pendapat kamu! Anak-anak kalian lihat kan? Siapa yang udah buat kita jauh dari Mama Ara? Seharusnya anak ini yang kalian benci-" Wildan menoleh pada ketiga anaknya yang menatap iba pada Zara

"bukan Papa" lanjut Wildan

"sinting!" umpatan itu berhasil lolos dari mulut Zian. Entahlah rasanya hari ini ia ingin banyak mengumpat pria psycho yang katanya "ayah kandung"nya

Zayn Zara [On Going]Where stories live. Discover now