O2

1.1K 209 20
                                    

Selepas kejadian yang buat otak Taehyung berhenti bekerja, MOS tetap dilanjutkan. Setelah puas menyoraki Taehyung, Mingyu menengahi walau pemuda itu masih tertawa sambil memegangi perutnya. "Udah - Haha, udah, udah. Masuk barisan lagi sana. Kita mau lanjutin acaranya," katanya.

Taehyung ingin protes. Dahinya berkerut tak suka. Ingin beri sanksi adik kelas barusan, tapi kenapa tidak ada satupun anggota OSIS-nya yang mengungkit?! Ingin protes, tapi kemudian teriak nyalang Mingyu terdengar. Ah, sudahlah.

Taehyung berusaha lupakan.

Berusaha. Kata kuncinya berusaha, oke?

"Mana nametag kamu?"

Ada dendam, ceritanya. Oleh sebab itu, Taehyung sengaja mendatangi baris pemuda itu sebelum Mingyu sampai. Ia bahkan langkahi tiga barisan di depannya hanya untuk sampai di tempat berdiri tersangka, yang lain biarlah jadi urusan Mingyu, pikirnya.

Sekali lagi, tanpa dosa, adik kelas itu berucap, "nggak ada, Kak."

Berkacak pinggang, Taehyung pincingkan mata. "Kenapa nggak ada?"

Pemuda itu lalu menerawang, matanya melayang-layang. Taehyung kira ia sibuk cari alasan agar Taehyung tidak marahi, tau-tau, ia balas santai, "nggak ada alasan, sih, Kak."

Sabar.

"Kamu tau, kan, itu atribut buat MOS?"

Sang adik kelas mengangguk.

"Tapi kakak tau nggak ada cara lain supaya tau nama orang?"

Dahi Taehyung berkerut. Lebih lagi ketika adik kelas tersebut sodorkan tangannya. Tak sempat Taehyung bertanya, tak ingin pula cowok itu menunggu jawab serta izin, ia tarik tangan Taehyung.

Mereka berjabat. Senyum usil pemuda itu datang lagi.

"Jeon Jeongguk, Kak. Salam kenal."

Taehyung lantas tarik tangannya, sempatkan lirik tajam cowok di depan mereka yang curi-curi pandang.

"Saya nggak tanya."

"Nggak kenal maka tak sayang, Kak."

Taehyung putar bola matanya. "Nggak bakal sayang juga, sih."

"Sekarang. Nggak tau siang nanti." Lalu cowok itu - Ah, Jeongguk namanya - tersenyum. Sedangkan Taehyung sedang simpan rapat-rapat nama seisi kebun binatang.

"Pisah barisan." Taehyung bilang, tegas.

Jeongguk nurut, tanpa wajah jengah apalagi protes. Sebelum pindah barisan, ia sempatkan berbalik, ucapkan sedertan kalimat sebelum menjauh dari tempat Taehyung berdiri.

"Saya emang nggak pakai nametag, tapi saya ramal kakak cuman hapal nama saya."

Hah?

Ya Tuhan, kok benar?!

Sepanjang kegiatan, dahi Taehyung berkerut. Penyebabnya bukan terik matahari, tapi karena Jeon Jeongguk dan wajah menyebalkannya menari-nari di kepala. Oh, betapa ingin Taehyung jejalkan ayam geprek ke wajahnya.

Dan, tolong ingatkan Taehyung agar tidak melirik cowok itu di barisan sebelah lagi. Tak lagi-lagi ia mau melihat Jeongguk mengerling mata kepadanya.

"Itu mah modus, Tae. Kalo dia pakai nametag, cuman lo baca sekilas terus lo lupa." Kata Jimin begitu waktu Taehyung selesaikan ceritanya di jok belakang motor Jimin.

"Modus gimana?!"

"Kalo dia pakai nametag, cuman lo baca sekilas terus lo lupa." Kata Jimin. "Coba deh, sebutin nama nametag adek kelas yang lo ingat."

Taehyung bungkam.

"Kan."

Taehyung menukik. "Dia nyebelin, Jim!"

"Ya, makanya lo ingat."

Oh, Tuhan. Pupus sudah harapannya untuk menikmati MOS tahun ini. Jeon Jeongguk itu, apa maunya, sih? []

MELTING. / KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang