Chapter 11

1.8K 213 5
                                    

******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

******

Apartemen Yibo sangat praktis, anggun dan mahal. Sebuah apartemen dengan perabot tertata indah, ruang makan dan ruang tengah yang terbuka dan luas, dapur serba praktis yang bisa membuat hidup Yibo lebih mudah, dan dua kamar tidur.

"Mau minum?" Yibo menunjuk pada sederetan botol minuman di rak samping

Zhan berdiri tegak, tak bergerak di seberang ruangan. "Apakah perlu?" tanyanya tajam

"Aku perlu." Yibo meringis. "Jadi, kau bisa menemaniku."

"Kalau begitu, liqueur saja. kalau tidak ada. Tia Maria."

Untung ada. Dan Yibo bersyukur selama beberapa saat bisa lepas dari ketegangan di antara mereka berdua saat menuang minuman.

Yibo menyodorkan minumannya pada Zhan sebelum ia sendiri meneguk wiskinya. Kehangatan yang ditimbulkan dari minuman itu membuatnya nyaman. Perasaannya mengatakan beberapa menit berikutnya adalah masa-masa kritis bagi hubungannya dengan Zhan, kalau masih ada hubungan di masa mendatang.

Yibo meneguk wiskinya lagi sebelum membuka mulut. "Aku kenal Cheng Xiao beberapa bulan yang lalu." Katanya langsung to the point. Kuakui aku yang memulai perkenalan itu untuk kepentingan aku sendiri."

"Jadi Cheng Xiao yang menjadi sumber terpecayamu?"

"Sampai batas-batas tertentu." Yibo mengaku hati-hati

Zhan menatap marah pada Yibo, "Dan seberapa jauh istilah 'tertentu' itu?" sinisnya.

"Sampai sejauh dia mempunyai informasi yang kuinginkan." Jawab Yibo kecut

"Tentang diriku?"

"Ya." Malam ini tidak berjalan seperti yang Yibo harapkan, begitu juga percakapannya.

"Dan persisnya dalam bentuk apa perkenalan kalian berlangsung? Kalau aku boleh tahu."

"Aku belum pernah tidur dengan Cheng Xiao, kalau itu yang ingin kau tanyakan." Tukas Yibo, "Kau harus menghargai seleraku, Zhan Zhan."

Zhan mengangkat bahu, tidak peduli. "Menurut kebanyakan pria, Cheng Xiao jauh lebih dari sekedar menarik."

"Kalau begitu mereka buta, atau bodoh!" sergah Yibo kasar. "Cheng Xiao punya banyak sederetan laki-laki di ranjangnya, dan aku tidak mau tergabung di dalamnya."

Zhan tersenyum, "Kudengar ranjangnya sangat menakjubkan."

"Aku tidak mau tahu!" jawab Yibo kasar

"Tidak?" Zhan mendesah, rasa tegang mulai meninggalkannya. Ia menjatuhkan diri ke salah satu sofa di dekatnya di antara tumpukan bantal. "Pasti gampang melihat bahwa aku dan Cheng Xiao tidak cocok satu sama lain." tambahnya datar

Yibo mengangguk. "Aku sangat mengerti kenapa perasaanmu seperti itu."

Zhan terdiam. Mendadak matanya menjadi sangat hitam dan besar, mendominasi wajahnya yang memucat. "Bagaimana kau tahu? Aku percaya banyak hal bisa dilakukan Cheng Xiao. Tapi tidak dengan yang itu? aku tidak percaya Cheng Xiao bercerita padamu kalau dia mencoba mengambil Annie dariku." Zhan menggeleng, "Cheng Xiao ...."

OWN YOUR HEART ✓Where stories live. Discover now