🌼 13 🌼

21 11 0
                                    

tok tok tok!

suara ketukan pintu kamar membuat ashlyn segera merapikan kertas-kertas dan alat tulis dimeja belajarnya.

"masuklah," sahut ashlyn dari dalam.

"sedang apa kak?" tanya felix yang memunculkan kepalanya dari balik pintu.

"tidak ada," balas ashlyn sembari bangkit berdiri menghampiri felix. "ada apa?"

"mau jalan-jalan tidak?"

"tumben sekali. kau merindukanku?" godanya pada felix.

felix mengedikkan bahunya. "ayolah, tidak ada penolakan."

.

.

.

"indah," gumam ashlyn. wajahnya tampak berseri-seri, terpana akan keindahan langit malam yang dilihat dari tempatnya saat ini.

"kak," panggil felix pelan.

"tidak ada jalan lain, felix," sahut ashlyn seolah tahu kemana arah pembicaraan felix.

"maksud kakak?"

"walaupun aku meninggalkannya, berusaha berhenti mencintainya, tetap saja bunga ini akan terus mekar. satu-satunya cara adalah dia harus mencintaiku, atau aku akan mati."

deg!

ucapan ashlyn seolah menjadi tamparan keras bagi felix.

kenapa ini harus terjadi pada kakaknya?

keluarganya satu-satunya, orang yang hanya dimilikinya saat ini.

ashlyn memegang tangan felix. "maaf," ujarnya sambil menatap felix dengan mata berkaca-kaca.

lagi-lagi, itu terasa sangat menyakitkan bagi felix.

________________________________

________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ONE DAY : 𝐃𝐀𝐈𝐒𝐘 [✓]Where stories live. Discover now