-13-

1K 277 38
                                    

Aahhhh anjir napa chapter nya kehapus sendiri lagi!!!!
Cape ngetik ulang🙂
Jadi monmaap kalo chapter nya pendek, lupa soalnya

Btw yg belum follow akun gue, follow dulu yuk
Yg mau di follback bilang aja
Biar tau juga kalo gue up cerita baru, tapi yg mau aja🙂





Jam menunjukkan pukul 09:37 malam.

Itu artinya masih ada waktu sebelum mereka memulai kembali permainan, jadi mereka semua berkumpul di lapangan dengan posisi duduk melingkar.

"Gue didatengin bang Jake," celetuk Sunoo.

"Hah?!"

"Iya bener, kemarin waktu gue sama Sunoo lagi berdua, bang Jake dateng, serem tau, pake acara ada angin kenceng sampe jendela kebuka, terus barang-barang pada jatoh sendiri," sahut Niki.

"Jake doang, gak ada yang lain kan?" Tanya Junkyu.

"Untungnya gak ada, kalo ada terus maen keroyokan kan gak lucu," balas Sunoo.

"Menurut kalian, mereka gak tenang apa gimana?" Tanya Jay.

"Ya pastinya lah, mana ada orang mati yang tenang kalo matinya dengan cara gak jelas gitu," balas Asahi.

"Kalian ngerasa aneh gak sih? Kenapa orang tua bang Jake, bang Hyunsuk, bang Hee, bang Yedam, sama Doyoung gak nyariin mereka?" Tanya Jungwon.

"Lah iya juga, kenapa mereka gak heboh?" Balas Yoshi.

"Pantes aja mereka gak nyariin, orang yang matinya aja ada di rumah mereka masing-masing," celetuk Jeongwoo.

"Hah?!" Teriak mereka kecuali Sunghoon dan Junkyu yang memang sudah tau.

"Gue, bang Sunghoon sama bang Junkyu liat bang Jake lewat pake motor, dan gue sendiri liat bang Hee ada di rumahnya," ucap Jeongwoo.

"Gue juga liat Yedam ada di kamarnya," sahut Asahi dengan nada datarnya.

"Kok bisa sih?!" Balas Yoshi.

"Apa ini tipuan iblis lagi?" Sahut Junghwan.

"Bisa jadi, bisa aja mereka nyamar jadi mereka yang udah gugur di permainan ini," ucap Asahi.

"Kalo gitu, si pelaku udah bener-bener gila," ucap Yoshi.

"Siapapun yang ngerasa pelakunya, mending ngaku aja, kita hentiin sampe disini, biar gak ada korban lagi," ucap Sunghoon.

"Ahahaha udah deh percuma, kalo si pelaku aja bisa gila banget sampe gunain iblis di permainan ini, dia gak akan ngaku gitu aja," ucap Junkyu.

"Bang Jungkyu bener, pelakunya itu udah kayak psikopat, jadi gak akan ngedengerin siapapun," ucap Niki.

"Kalo gue sih curiga sama Sunoo," celetuk Haruto.

"Masih perkara ruang pengawas cctv kemarin?" Tanya Jungwon.

Haruto mengangguk yakin, "gue yakin itu."

Sedangkan Sunoo hanya memutar bola matanya malas.

"Gue setuju sama Haruto, kenapa? Karena pasti ada alasan kenapa Jake datengin dia, kenapa Jake gak datengin yang lainnya juga?" Sahut Jay.

"Cih, kalo mau ngomong apalagi nuduh tuh pikir panjang dulu dong, siapa yang bunuh bang Jake? Niki kan? Nah lo semua lupa kalo Niki waktu itu lagi bareng gue, pikir pake logika dong, ya mungkin bang Jake mau datengin Niki selaku orang yang udah bunuh dia?!" Ucap Sunoo.

Semuanya terdiam mendengar penjelasan Sunoo, Niki pun sama, dia tidak marah saat dibilang yang sudah membunuh Jake, karena memang itulah kenyataannya.

"Kenapa diem? Baru nyadar? Baru kepikiran sama ucapan gue?!" Tanya Sunoo.

"Ck terserah, yang pasti gue gak akan ngerubah pendapat gue kalo lo adalah pelakunya," ucap Haruto.

"Maaf aja nih, gue malah curiga sama Asahi," ucap Sunghoon tiba-tiba.

"Asahi? Emang dia kenapa?" Tanya Yoshi.

"Gue masih inget waktu dia senyum-senyum sendiri disaat kita debat soal permainan ini di rumah Junghwan, kayak orang seneng liat perdebatan," ucap Sunghoon.

"Sorry aja ya bang, gue malah curiga sama lo," ucap Junghwan.

"Kenapa?"

"Ya gue heran aja, kenapa lo selalu lolos dan baik-baik aja setiap ketauan."

"Gue malah curiga sama Jeongwoo, gue masih gak yakin sama alasan dia waktu datang ke sekolah dan masuk ke ruang pengawas cctv," ucap Niki.

"Kok jadi gue?!"

"Udah dulu, oke sekarang kita ungkapin apa yang ada di pikiran kita, apa pendapat kalian, ayo," ucap Mashiho.

"Gue tetep pada pendirian gue kalo Sunoo itu pelakunya," ucap Haruto.

"Gue setuju sama Haruto," ucap Junkyu.

"Gue juga," sahut Jay.

"Gue tetep curiga ke Asahi," ucap Sunghoon.

"Gue sih gak akan curiga sama siapapun dulu, nunggu karma nyemperin si pelaku aja," ucap Yoshi.

"Gue juga, gue tim hore aja kalo si pelaku udah kena karma," ucap Jeongwoo.

"Heh jangan gitu dong, gak baik doain hal kayak gitu, nanti kena karma balik baru tau rasa," ucap Niki.

"Lo napa sewot gitu dah," balas Asahi.

"Waw pada nuduh satu sama lain rupanya, bagus bagus lanjutkan saya suka keributan."

Semuanya tersentak saat mendengar suara dari speaker.

"Tunggu, kalo pelakunya ada di sana, berarti gak ada diantara kita dong?" Tanya Junghwan.

"Pelakunya lebih dari satu," sahut Asahi.

"Udah deh, gak usah banyak basa-basi, kita langsung mulai aja permainannya."

"Jungwon silahkan tutup matamu dan mulai berhitung, kini kamu yang akan berjaga."

Mereka mulai berpencar saat Jungwon memberikan aba-aba dan mulai berhitung.

Kini mereka terpisah, tak percaya pada satu sama lain.

Kecuali Haruto, Junkyu, dan Jay yang satu pendapat bahwa Sunoo lah si pelaku, mereka memutuskan untuk bersembunyi bersama.

Sedangkan yang lainnya terpisah, mereka lebih memilih sendiri karena tak percaya siapapun.

Memang benar, seseorang yang harusnya paling kita percaya adalah kita sendiri, karena orang lain tak boleh dipercaya sepenuhnya, mereka, siapapun itu bisa berbohong, bahkan sahabatmu sendiri.

Sementara itu, Yoshi menarik Asahi ke ruang guru.

Yoshi mengunci pintu dan menatap Asahi dengan intens.


Jangan berpikiran yang aneh-aneh-!!


"Kenapa lo narik gue?!" Tanya Asahi.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo!"

"Apa?!"

"Kasih tau gue, apa yang lo tau!"

"Maksud lo?!"

"Lo tau sesuatu kan Asahi?!"

Tbc

[✓]Hide And seek | Treasure Ft. Enhypenحيث تعيش القصص. اكتشف الآن