Chapter 4: Former Future

342 62 8
                                    

Jisoo POV

Aku melajukan mobil dengan kencang karena harus mengejar waktu saat ini, sebelum pukul setengah 7 malam. Mobil ini sebenarnya bisa berjalan sendiri tanpa kemudiku, tapi entah kenapa sekarang aku tidak percaya bahwa mobil ini akan bisa melaju lebih cepat dari kendaliku sendiri. Sesaat setelah aku sampai di depan alamat yang teman-temanku berikan, aku menghentikan mobil yang aku kendarai, tepat di sebuah panti asuhan. Kemudian, aku turun dari mobil untuk melihat lebih dekat ke suatu acara yang sedang diadakan di halaman panti asuhan tersebut, tetapi sepertinya acaranya sudah usai. Aku berjalan sampai hendak memasuki pagar panti asuhan tersebut.

"Maaf, apakah kau membutuhkan sesuatu?" Seorang gadis remaja bule berseragam pramuka menanyaiku. Di sampingnya ada seorang gadis remaja Asia lain dengan seragam yang sama. Aku rasa mereka adalah siswa sukarelawan untuk acara ini.

"Tidak, aku hanya ingin bertemu dengan..." Sebelum aku banyak menjawab, aku kemudian mendengar beberapa orang sedang asyik berbicara dengan bahasa Korea dan berjalan mendekati pagar.

"Aku rasa kita tidak perlu hadir ke acara perayaan itu." Seorang pria paruh baya berkata dengan bahasa Korea yang sangat lancar. Tampaknya benar bahwa mereka orang Korea.

"Kenapa begitu, Ayah? Aku rasa tidak ada salahnya. Lagipula banyak orang yang tidak mengerti tentang masalah itu. Dan kau tau, dongsaeng-ku juga termasuk yang mensukseskan acara itu." Wanita muda yang mungkin adalah anaknya kemudian merespon pada pria paruh baya tadi, yang aku rasa adalah ayahnya.

Mereka terus berjalan dan berhenti tepat di depanku setelah mereka melihat aku di sini. Mereka juga berhenti berbicara seketika.

"Mohon maaf, acaranya sudah selesai, Miss. Hanya saja jika kau ingin memberikan donasi..." Salah satu gadis remaja itu kemudian berbicara padaku dengan bahasa Inggris. Namun, pandanganku masih tertuju pada ketiga orang sekeluarga ini. Ayah, ibu, dan anak sulungnya. Lalu, anak bungsu mereka adalah...

"Oh, ada apa anak-anak? Apakah mungkin nona ini butuh sesuatu?" Wanita paruh baya kemudian menyela pembicaraan remaja bule tadi dengan bahasa Inggris yang sudah sangat lancar dan terdengar seperti native speaker pula. Aku tidak punya pilihan lain, tetapi hanya membungkuk kepada ahjumma yang sangat aku hormati, lalu kepada suaminya, dan anak sulungnya.

------

3rd POV

"Ya, Ryujin-a, aku tidak mengerti kenapa kita harus membiarkan Kim Jisoo pergi sendiri?"

"Itu karena... " Jawab bocah paling muda di dalam mobil otomatis yang melaju secara stabil dengan kecepatan 45 Km / jam.

"Aku kira dia ingin mencari Park Chaeyoung, tetapi seharusnya dia tahu Park Chaeyoung akan berada ke tempat itu, mungkin juga dengan keluarganya." Moonbyul yang tadi bingung menambahkan.

"Bukan begitu, Moonbyul sunbae." Shin Ryujin menyela. "Tadi Jisoo sunbae meminta kita untuk pergi duluan. Mungkin Seulgi sunbae lebih paham dengan rencananya."

"Hmm, baiklah kalau itu memang sudah direncanakan secara matang oleh Seulgi."

-----

Kim Jisoo membungkuk sampai 90 derajat di hadapan keluarga yang sudah ia cari sejak dulu.

"Terima kasih banyak, Tuan dan Nyonya Park." Kim Jisoo menyunggingkan senyuman saat orang-orang di hadapannya tidak bisa melihat wajahnya.

"Kim Jisoo." Panggil wanita muda di situ, membuat Jisoo kembali berdiri tegak dengan menundukkan kepalanya.

"Ikut aku." Alice Park meminta Jisoo untuk mengikutinya. Namun, sebelum itu, ia meminta orang tuanya untuk pergi terlebih dahulu.

"Eomma, appa, kalian pergi saja terlebih dahulu. Aku mungkin akan menyusul."

Mixed Reality [Chaesoo] (GxG)Where stories live. Discover now