Chapter 2: The Battleground

635 105 15
                                    

Sudah cukup lama sejak aku pergi ke negara lain. Terakhir kali aku ke luar negeri adalah dua tahun yang lalu untuk pertukaran pelajar di Hungaria. Karena kesibukanku, acara ke luar jadi selalu tertunda. Tapi sekarang aku di sini, menapakkan kaki di Melbourne hanya untuk Kim Jennie, sepupuku tercinta. Aku memiliki kewajiban untuk meramaikan acara pamerannya, dia telah menciptakan sesuatu yang besar. Jennie dengan usianya yang saat ini baru 25 tahun, telah menyelesaikan studinya dan akan mendapatkan gelar doktor dari dua universitas, dari Korea dan Australia. Dia benar-benar jenius. Dia bilang padaku kalau fokus penelitiannya adalah Mixed Reality yang merupakan sesuatu yang tidak lazim sering digunakan saat ini. Misalnya jika kita ingin mencoba pakaian atau produk fashion lainnya tanpa harus mengenakannya, kita cukup berada di depan cermin ajaib dan pakaian itu secara otomatis bisa kita kenakan. Teknologi Mixed Reality juga telah diterapkan pada dunia medis dimana senior-seniorku sekarang melakukan bedah dengan bantuan teknologi ini. Ada sensor yang dapat memproyeksikan suatu organ dalam bentuk real dan tiga dimensi sehingga para dokter dapat melihat kerusakan organ tersebut saat operasi.

Saat ini, di usiaku yang 26 tahun, aku sendiri telah menyelesaikan masa magangku sebagai dokter pembantu, dan aku akan segera membuka praktik sendiri sebagai seorang dokter sesungguhnya di salah satu rumah sakit ternama di Seoul. Aku hanya beruntung, sebenarnya rumah sakit itu adalah milik kakekku yang juga kakeknya Jennie. Dan karena kakek rasa itu tidak cukup bagiku, maka dia menyuruhku untuk melanjutkan studi di saat yang bersamaan untuk menjadi dokter spesialis. Aku sangat tertarik untuk berfokus pada neurologi, dan untuk itu aku butuh waktu 2 tahun lagi untuk menyelesaikan studi ini. Karena alasan itu juga, aku tidak bisa berlama-lama di Australia. Aku hanya bisa menghabiskan liburan singkatku selama 2 minggu di sini.

Soal Australia, aku cukup terkejut dengan perbedaan realita yang ada di sini. Aku suka Melbourne, semuanya terasa berbeda dengan Seoul. Saat ini adalah musim dingin di Seoul, tetapi sekarang adalah musim panas di Melbourne. Aku sangat senang dengan perbedaan suasananya. Selain itu, jika aku lihat ke sekeliling, aku dapat menemukan wajah baru, meskipun penampilan mereka sederhana di sini, tetapi mereka cukup menarik. Ada beberapa orang kulit putih yang menarik perhatianku juga sedari tadi, aku jadi berpikir bagaimana jika aku mencoba berkenalan dan berkencan dengan bule saja?

Sebenarnya aku sudah frustasi dengan yeoja Korea. Sangat sulit untuk menemukan mereka yang juga tertarik pada perempuan, dan masalah kedua adalah aku tidak merasa ada yeoja Korea yang menarik lagi. Mungkin aku belum usai dengan masa laluku karena gadis itu. Mungkin alasan ini juga yang telah membuatku tidak tertarik lagi pada yeoja Korea, karena aku rasa Chaeyoung adalah yeoja Korea yang paling menarik dan hanya dia tipeku. Bukan hanya soal wajah, tetapi juga kepribadiannya. Aku sangat mencintai kepribadiannya. Tuh kan gagal move on lagi. Benar, mungkin ada baiknya jika aku menaruh suka pada orang lain saja. Mungkin aku harus mencari teman kencan di Australia. Aku harus move on. Hwaiting, Jisoooyaa...

"Eonnie, palli..." Jennie kemudian datang menghampiriku lalu menyuruhku untuk berjalan lebih cepat. "Pamerannya akan segera dimulai."

Aku mengikuti perintah Jennie untuk berjalan lebih cepat, aku sangat bersemangat dan tidak sabar untuk bermain game yang Jennie katakan. Dia sudah menjelaskan padaku semalaman tentang apa yang ada di sini, dan bagaimana aku bisa menggunakannya. Ketika aku masuk di musium ini, aku sangat takjub, karena pemandangan di sekitar sangat ekstravagan. Bangunannya sangat besar dibaluti dengan dekorasi yang antik dan elegan. Ketika aku masuk kesini, rasanya seperti aku memasuki istana kerajaan Inggris. Dan kemudian, orang-orang berseragam di kanan kiriku menyambutku dengan menundukkan badannya hampir 90 derajat saat kami berjalan melewatinya.

"Wow apa sekarang sudah menjadi Raja?" Aku berteriak dengan bangga pada Jennie.

"Mereka bukan orang sungguhan, jangan terlalu bangga. Tetap saja kau hanya Jisoo eonnie." Jennie lagi-lagi mengejekku.

Mixed Reality [Chaesoo] (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang