getting better

61.2K 4.3K 166
                                    

Seminggu berlalu. Kini hubungan Bian dan Andrea mulai membaik. Setelah kejadian Bian yang mengeyel untuk pulang bersama dengan Andrea, Bian memaksa Andrea untuk mendengarkan penjelasannya.

Dia menjelaskan semua. Kecuali tentang perjodohan. Bian hanya mengaku jika dia telah mengkhianati Andrea, itu saja. Dengan kata-kata manis dan janji-janjinya untuk tidak mengulangi lagi, Bian berhasil membuat Andrea yang awalnya sangat kecewa, jadi memberikan Bian kesempatan lagi.

Bian bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Andrea. Sudah seminggu ini, dia sama sekali tidak menemui Flora. Bahkan pesan ataupun telepon dari Flora, tidak Bian balas satu pun.

Well. Sepertinya Bian sudah sadar sekarang. Tapi dia masih belum bisa memutuskan hubungannya dengan Flora. Dia mencintai Andrea tapi di satu sisi Bian juga tidak mau mengecewakan papanya.

Dia sudah sangat salah, membiarkan Flora masuk ke dalam hidupnya. Hanya karena merasa bosan pada hubungannya dengan Andrea yang sudah lama terjalin, lalu Bian malah memberikan harapan kepada Flora.

Mengabaikan masalah-masalah yang berkecamuk dipikirannya, Bian mengalihkan pandangan pada Andrea yang berada di sampingnya. Bian kini tengah menunggu Andrea membuat tugas di perpustakaan.

"Masih lama?" tanya Bian pada Andrea yang masih sibuk dengan laptopnya.

Andrea menoleh, "Enggak, bentar lagi."

Sebentar bagi Andrea itu bisa satu atau dua jam. Dari tadi saat ditanya Bian masih lama atau tidak, pasti jawaban Andrea sebentar lagi sebentar lagi.

Sudah hampir dua jam keduanya berada di perpustakaan. Sebenarnya tadi Andrea menyuruh Bian untuk pulang lebih dulu. Tapi Bian menolak, dan berakhir menunggu Andrea yang dari tadi fokus dengan laptop.

"Emang harus sekarang banget selesainya?"

"Nggak juga sih,"

"Yaudah, nanti aja lanjut di rumah." usul Bian sudah sangat bosan.

Siapa coba yang tidak bosan? Hanya duduk-duduk saja, menemani Andrea yang sedari tadi fokus membuat tugas tanpa mengajak bicara Bian. Bermain ponsel pun sudah Bian lakukan untuk menghilangkan kebosanannya. Tapi tetap saja tidak berpengaruh.

"Nanggung, Bii." jawab Andrea yang sudah kembali fokus pada laptopnya.

Andrea itu tipe orang yang kalau sedang rajin apapun akan diselesaikannya sampai lupa dengan sekitar. Tapi kalau sedang malas, ya semuanya akan ditunda-tunda.

"Nggak capek mata lo mantengin laptop terus?"

Andrea menggeleng.

"Nggak capek jari lo ngetik terus?" tanya Bian belum menyerah.

Andrea menggeleng.

Bian menghela nafas, "Ayolah Ya. badan gue udah pegel nih." bujuknya.

"Lo pulang duluan aja deh. Gue kan juga nggak minta ditungguin." suruh Andrea karena pertanyaan-pertanyaan Bian mengganggu fokusnya.

"Nggak mau."

"Diem makanya." jawab Andrea mulai jengah dengan kerewelan Bian. Setelah kejadian minggu lalu memang Bian jadi banyak bicara jika bersama Andrea. Itu sih menurutnya.

"Gu—" belum selesai Bian bicara, telunjuk Andrea sudah berada di mulut Bian. Andrea menggeleng, memperingatinya agar tidak bicara lagi.

Bian mengalah. Lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja.

1 jam kemudian...

Perpustakaan sudah sangat sepi. Andrea baru selesai dengan tugasnya. Benar kan. Sebentar bagi Andrea itu sampai satu jam.

BIREA✓ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang