Hari demi hari berganti, sinar matahari beralih tergantikan dengan sorot rembulan malam. Terhitung sudah satu bulan yang lalu kejadian naas itu terjadi. Kini Arga sudah bisa berjalan normal kembali. Sebenarnya hal itu terjadi sejak satu minggu yang lalu, namun perihal Adara???
Perihal wanita itu, ia masih tak kunjung bangun hingga detik ini. Sedangkan Arga, selalu mengunjunginya ketika ia pulang sekolah. Bahkan hampir setiap hari Arga menginap disana karena ingin senantiasa ada disamping Adara
Tentang kecelakaan itu, Aldani terus menyuruh orang kepercayaan nya untuk menyelidiki nya. Ia tak mau orang yang sudah sempat membuat keluarganya berduka lepas begitu saja.
"Ar, gue ikut ya pengen liat Dara juga" rengek Raga
Cowok itu sudah mengetahui kondisi Adara ketika Arga masih 2 minggu dalam masa pemulihan. Awalnya memang Raga sempat drop, namun Givella dan Aldani berhasil membujuk cowok itu dengan mengatakan bahwa Adara hanya tertidur, bukan meninggal dunia. Maklumlah, Raga masih tak mengerti pasti maksud dari kondisi 'koma' tersebut
Cowok dengan kaus putih santai dan celana berbahan levis selutut itu hanya mengangguk kecil menjawab pertanyaan Raga
"Oke sepuluh menit, gue siap - siap" seru Raga, sambil dengan cepat bergegas menuju ke kamarnya
Arga duduk di sofa ruang keluarga, tangannya sibuk dengan ponsel nya. Sesekali mengerutkan kening karena membaca sesuatu yang ditampilkan di layar ponselnya. Namun tak lama kemudian, tiba - tiba Aldani datang dengan langkah nya yang tegas namun cepat. Arga mengalihkan pandangannya ke arah papa nya tersebut dan memandangnya heran
"Bajingan!" maki Aldani tiba - tiba, sambil terus saja melangkah masuk ke kamarnya
Arga yang merasa ada ketidak beresan disini segera memasukkan ponselnya kedalam saku celana nya, kemudian beranjak dari duduknya melangkah ke arah ruang kamar orang tuanya
"Kenapa pah?" tanya nya bingung, ketika Aldani kembali keluar dari sana
Aldani menoleh dengan tatapan yang serius, "Ayo ikut papa," ajaknya
Arga mengerutkan kening, "ada apa?" batinnya
Raga yang sudah selesai bersiap dan tengah melangkah cepat menuruni tangga pun segera memanggil Arga ketika mendapati cowok itu melangkah menuju keluar rumah
"Ar, tungguin!" teriaknya
Arga menoleh, "Udah, dirumah dulu" sahutnya, "Ntar gue jemput" sambungnya
Raga menghentikan langkahnya, membiarkan Arga pergi keluar rumah. Ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa sih pah?" tanya Arga bingung
Aldani menoleh dengan tatapan murka, "Bajingan musuhmu itu, hanya berani main belakang doang!" maki laki - laki itu
Arga terdiam, berusaha mencerna perkataan papa nya. "Musuhku?" batinnya
"Darren?" tanya Arga memastikan
"Siapa lagi kalo bukan dia" jawab Aldani ketus
"Kenapa emangnya pah?" tanya Arga lagi
"Udah membuat kamu kehilangan anakmu, masih mau tanya kenapa" jawab Aldani. Kini tangan laki - laki itu menggenggam erat stir kemudi, melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju ke suatu tempat
Mendengar hal itu, mata Arga menyalang tajam. "Anjing!" umpatnya. Ia teringat kembali dengan sumpahnya, akan menghabisi Darren jika sampai Adara kenapa - napa.
"Papa sudah tau tadi pagi, anak buah papa berhasil menangkap orang yang mengemudikan mobil yang menabrak kamu dan Adara waktu itu" jelas Aldani. Tangan kiri nya beralih ke atas tuas gigi mobil, kemudian menaikkannya satu kali untuk menambah kecepatan mobilnya
![](https://img.wattpad.com/cover/253438829-288-k919050.jpg)
YOU ARE READING
ARGA : THE SAVAGE BOY {END}
Teen Fiction📌SEQUEL OF MARRIED A BAD BOY📌 ⚔️CAKRAWALA GENERASI KE-2⚔️ {Yang belum baca langsung cek profil author} ARGA! Jika ayahnya adalah seorang bajingan, maka Arga lebih dari kata itu! Jika ayahnya dikenal sebagai laki - laki brengsek, maka Arga lebih da...