SON OF THE GOD | CHAPTER 03

447 46 14
                                    

「!Memuat 13k kata!」
Bacalah secara perlahan.
─────────────────────

[03.1. Sekala Anka]

Tenggara, Koordinat 45° LU dan 99° BT.
Pegunungan Altai—mendekati Gurun Gobi.
26 Juli 2110.

KANVAS MALAM tidak sepenuhnya hitam pekat, keabu-abuan menyongsong disisipi kirana terang mengilat pembawa listrik dari strata awang-gemawang yang kian menggila bersama derasnya rinai yang berjatuhan tanpa mampu dihitung oleh siapa-siapa penghuni permukaan Bumi. Mega-mega di cakrawala berpesta-pora, bergandeng-gandeng, saling berdansa dengan angkuh dan bersatu-padu membuat koloni pembawa badai yang bisa dikatakan jadi salah satu yang terbesar setelah hampir sekian tahun lamanya tiada hujan yang turun lebat dan sederas hari itu (sebab biasanya hanya ada Virga—sebutan untuk hujan yang bahkan airnya sudah mengalami evaporasi sebelum menyentuh permukaan tanah, yang entah karena kelembaban yang terlalu rendah atau diakibatkan suhu yang terlampau tinggi).

Badainya berlagak seolah dia ingin menakuti manusia hingga ciptakan tremor sampai gigil yang berjalan seperti barisan semut—perlahan, tetapi menggigit dengan sengit, pula barangkali sampai mampu cita serengit. Sensasinya jua mampu ciptakan kelukur yang membuat adrenalin ikut membara bersama debar dalam dada yang tak lagi bernada teratur melainkan berdegup cepat dan melantur. Namun mana tahu, ketakutan tidak sepenuhnya jadi sebuah hal lumrah yang konon ada, kendatipun tidak selalu diumbar, beberapa di antara manusia yang masih punya nyawa, salah satu dari mereka tak akan gentar pada halilintar.

Kwon Seo-joon serta-merta membenahi rambutnya yang sudah benar-benar kuyup lantaran ditimpa air yang jatuh tak terkira dari awan mendung bergulung-gulung yang eksis jauh di atas kepalanya. Laki-laki yang memiliki tinggi 190 cm tersebut menyorot segala sisinya dengan cermat dan tepat, dia juga hanya mengandalkan cahaya yang dipancarkan oleh kendaraan dengan nama Inkas Huron APC*.Tindakannya bukan cuma untuk mencari-cari keberadaan Thuried atau makhluk buas non-Thuried yang bersembunyi di celah reruntuhan rumah, batang-batang pohon besar yang tak lagi utuh, atau bersemayam dalam tanah. Namun, juga guna menemukan presensi raga dari kumpulan manusia lain yang menjadi alasan Seo-joon menjeda dulu kepulangannya ke Arkthuried Mongolia selepas menjalankan misi bersama Armand Banks yang kini tengah membenahi Soulnaite miliknya yang bersimbah darah milik dari seekor monster (yang sebelumnya dinyatakan sebagai Thuried, tetapi ternyata hanyalah makhluk kriptid) sejenis cacing raksasa—barangkali telah mengalami evolusi filetik yang mana daksanya jauh lebih besar pun bersikap kelewat liar dari sejarah kemunculannya pada tahun-tahun lampau—sepanjang sepuluh sampai dua belas meter, tinggi enam kaki, dengan gigi-gigi tajam yang memenuhi rongga mulutnya—Gramberos*.

Potongan daging dari cacing raksasa itu tersebar di mana-mana, darahnya tersapu air hujan dan menyerap ke dalam tanah di muara akhir dari Pegunungan Altai. Sementara Seo-joon masih sibuk mencari, tak ayal rekannya jadi merasa kesal dan akhirnya melecutkan kata, “Apa yang kau cari, Seo-joon? Sekumpulan manusia yang tadi kau lihat jelas sudah pada mati—”

“Ada seseorang yang berhasil melarikan diri dari serangan Gramberos. Seorang anak perempuan, Banks.”

“Lupakan saja,” tukas lelaki berdarah Indonesia-Australia itu dengan resonansi suara yang terdengar seolah tak peduli. Dia mendekati mobil, berjalan ke arah pintu mobil di samping pintu untuk kemudi, membuka pintu itu lalu meletakkan Soulnaite miliknya di sana, lantas ditutup kembali. Kemudian Armand membuka pintu kemudi dan telah bersiap untuk masuk ke dalamnya. “Matahari masih membutuhkan waktu hingga tujuh jam lagi untuk kembali muncul. Kegelapan tidak pernah cocok dengan pertarungan. Kita tidak boleh lengah, Kwon. Siapa yang tahu bahwa akan ada Gramberos lain yang akan menyerang kita lagi nanti. Kau pikir mereka hanya satu, huh?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selenaite : Son of The GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang