1

3K 241 35
                                    

Cuitan burung terdengar samar, Kageyama membuka mata dan hal pertama yang ia lakukan adalah mengecek layar ponsel. Ada beberapa pesan disana, ucapan semangat dari beberapa teman tim dan beberapa pesan dari penggemar.

Lelaki berambut gelap itu menghela napas, tak berniat membalas ataupun membukanya. Dia segera bangkit, meregangkan otot-ototnya lalu mandi.

Hari ini Kageyama pergi ke Tokyo untuk kamp pelatihan junior tingkat nasional. Selama di kereta dirinya mendengarkan musik lewat earphone. Meskipun wajahnya terkesan datar dan dingin, dalam hati ia merasa begitu terbakar dan bersemangat. Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa membuat debaran jantungnya menggila selain voli.

Setibanya disana, pemuda itu membuka alamat dan pergi ke tempat pelatihan. Semua orang berkumpul, beberapa ada yang ia ketahui namanya dan beberapa lagi tidak. Seperti biasa selama latihan

Kageyama cukup pendiam, membiarkan skill yang berbicara. Sosoknya bahkan yang paling penyendiri dari yang lain. Pernah sekali ia menyita perhatian orang-orang karena mengatakan Sakusa Kiyoomi biasa saja padahal lelaki itu termasuk dalam tiga Ace terbaik tingkat SMA di Jepang.

Lama latihan di Tokyo membuat Kageyama berkenalan dengan orang baru dan mendapat pengalaman, ia bahkan bisa melempar bola lebih tinggi dari biasanya. Sosoknya yang cuek dan paling menyendiri membuat beberapa orang penasaran selain Sakusa yang mempertanyakan bagaimana dia mengalahkan Shiratorizawa.

"Apakah orang seperti itu punya kekasih?" Ujar salah satu dari kumpulan orang itu, Sakusa menatapnya datar seolah membatin 'pertanyaan macam apa itu' lalu pergi dari gerombolan orang.

Sedang Miya Atsumu, yang sejak tadi memperhatikan latihan Kageyama tersenyum miring. "Bocah seperti itu pasti lebih sering memegang bola voli dari pada tangan seseorang."

Kalimatnya mendapat anggukan dari beberapa orang. Meskipun Miya Atsumu adalah setter terbaik di Jepang, sangat kompetitif dan memiliki standar tinggi. Ia terkesan lebih santai, tetap menikmati masa mudanya dengan berkencan dan senang-senang.

"Ja kalau begitu apa kau bisa menjadikannya kekasihmu?" Kekeh orang tadi, dengan nada mengejek. "Hahaha mana mungkin dia mampu, secara setter Karasuno itu sangat cuek" Balas kawannya.

Yang ditantang berbalik, berkacak pinggang sambil tersenyum miring. Matanya menyalak tajam, tersulut akan sesuatu bernama 'tantangan'. Seorang Miya Atsumu jika diberi tantangan sudah pasti akan ia menangkan.

"Sebaiknya kalian siapkan hadiah yang menarik." Jawabnya dengan seringai tipis di wajah tampannya.

"Ya, apapun yang kau mau nantinya."

Karena sedang lapar, dipikiran Atsumu hanya terbayang sebuah makanan, makanan kesukaannya. "Aku mau tuna"

"Oke oke, kau akan dapatkan tuna sebanyak yang kau mau jika berhasil, tapi jika gagal, kau yang harus mentraktir kami semua sepuasnya."

Lagi-lagi pemuda dengan semir rambut itu menyeringai. "Deal"

Atsumu melangkah ke tengah lapangan, menghampiri Kageyama dengan senyum lebarnya. "Tobio-kun.. Ayo lawan aku."

Sakusa dari kejauhan menggelengkan kepala, betapa konyolnya pemikiran Atsumu yang gampang terprovokasi dengan tantangan.

****

Setelah berakhirnya kamp latihan, Kageyama hendak kembali ke Miyagi. Semua orang telah bubar dan sebelum benar-benar meninggalkan area latihan, Atsumu menahan tangannya. "Tobio-kun."

"Miya-san, apa memerlukan sesuatu?" Wajahnya datar, hampir tidak menunjukan reaksi.

Atsumu tersenyum 'kulitnya sangat halus' ia pun melepaskan tangan Kageyama. "Sampai bertemu lain waktu."

That Baby Finally My Boyfriend (Atsukage)Where stories live. Discover now