8

1.3K 159 7
                                    

"Tsumu berhentilah pulang pergi ke Miyagi, ngomong-ngomong apa kau bawa oleh-oleh makanan?" Osamu melihat kearah saudaranya yang baru pulang rumah.

"Iya iya, tidak ada" Ia langsung masuk dan beristirahat.

***

Satu bulan berlalu, Atsumu tidak datang ke Miyagi, ia disibukan dengan latihan dan turnamen, belum lagi ujian kenaikan kelas, hal yang sama juga dialami Kageyama.

Kini ia sedang belajar bersama Hinata dan Yachi di rumah Yachi. Gadis itu menyiapkan semangkuk cemilan dan minuman segar.

Belajar bersama hampir tiap hari mereka lakukan karena Kageyama walaupun wajahnya kelihatan pintar, ia sama sekali tidak mengerti pelajaran, terutama bahasa Inggris. Kalau Hinata dari wajah juga sudah ketahuan.

"Bagaimana, kalian paham atau ada yang harus aku ulangi?" Ujar Yachi.

Kageyama dan Hinata mengangguk.

"Ehh belum paham lagi ya.." Yachi menggaruk belakang kepalanya, lalu mengajari mereka sekali lagi.

Setelah belajar mengajar selesai. Yachi menatap kearah Kageyama.

"Ano, a-aku dengar rumor tentang Kageyama-san dan Atsumu-san apa itu benar?" Yachi sedikit ragu ingin bertanya tapi rumor itu sudah menyebar luas.

Hinata menatap antusias pada Kageyama, ia juga sangat penasaran dengan hubungan mereka.

Kageyama bersedekap, matanya terpejam. "Rumor yang mana?"

"E-etto, katanya Atsumu-san memacari Kageyama-san hanya karena taruhan?"

"Ehh nani?!!!" Mata Hinata terbelalak. Ia malah baru dengar rumor itu, wajar anak voli jarang berkomunikasi dengan anak reguler. Mereka hanya latihan, latihan, dan latihan.

Sama halnya dengan Hinata yang kaget, dalam hati Kageyama juga sangat terkejut mendengar ada rumor seperti itu, tapi wajahnya berusaha terlihat tenang. "Entahlah, mungkin benar" Jawabnya.

Yachi dan Hinata saling memandang, lalu perlahan melihat kearah Kageyama.

"Kageyama.." Hinata merasa iba. "Yachi!! Dari mana kau dapat rumor begitu??"

"E-ehh eto.. Aku mendengarnya dari temanku, katanya taruhan itu dimulai sejak pelatnas"

Tangan Kageyama mengepal diatas pahanya. Ia menunduk. Kedua temannya masih belum sadar.

"Hah? Berarti itu sejak awal-awal Atsumu-san sering kemari? D-dari mana temanmu itu tau Yachi, jangan mengada-ada"

"Atsumu-san sangat terkenal di sekolahnya, apapun yang dia lakukan atau ucapkan pasti semuanya tau, temanku memiliki pacar anak Inarizaki, jadi begitulah.. Karena itu a-aku mau memastikan dari Kageyama-san langsung.. Sepertinya rumor itu tidak benar, aku merasa Atsumu-san tulus-"

"Aku pamit pulang dulu." Kageyama berdiri dari tempatnya, ia mengepak buku-buku dan alat tulisnya.

"Kageyama" Hinata ikut berdiri. Kageyama mengabaikannya, pemuda itu pergi keluar, Hinata buru-buru menarik tangannya.

"Kageyama.."

"Lepas!!!"

Karena Hinata lebih pendek, jadi meskipun Kageyama menunduk ia bisa melihat raut wajahnya. Ia tidak menangis, namun terlihat begitu terluka dan frustasi. Hinata melepaskan tangannya pelan, Kageyama sedang perlu waktu sendiri.

***

Lelaki berambut raven itu berjalan pulang seraya terus memandang ke tanah. Ucapan Yachi terngiang di otaknya, begitu juga dengan kenangan dia dan Atsumu.

Dulu sekali Kageyama pernah bertanya pada dirinya sendiri apa tujuan Atsumu yang tiba-tiba baik dan peduli padanya. Apa karena ini?

Tangannya mengepal. Tetes air dari kelopak matanya mengucur begitu saja. Rasanya sesak. Seketika otaknya dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif dan bayang-bayang Atsumu yang tengah tertawa licik.

Sampai di rumah, Kageyama masuk ke kamar dan mengunci pintu, ia membenamkan wajahnya pada bantal, membiarkan air matanya tumpah.

Apa ini alasan Atsumu sudah tidak menjumpainya lagi? Lelaki itu sudah mendapatkan apa yang dia mau dan sekarang Kageyama dibuang. Rasanya hampir sama ketika ia SMP tidak ada yang menerima toss darinya. Bahkan lebih sesak karena disini cinta dan kepercayaan Kageyama yang dirusak.

"Aku membencimu Atsumu-san.." Gumamnya dengan napas tersenggal, ia menangis sesenggukan di kamarnya sendirian.

****

"Untuk apa ini?"

Atsumu bingung saat Gin dan temannya yang lain memberi satu box empat tingkat berisi sashimi fatty tuna.

"Kau menang taruhan kau lupa?" Ujarnya

"Taruhan?" Atsumu bahkan sudah melupakan taruhan itu.

Yang ia ingat dan percayai adalah ia mendekati Kageyama karena ia menyukainya, dan menjadikan Kageyama yang pertama karena ia mencintainya. Tidak ada sangkut pautnya dengan taruhan lagi.

"Baiklah, terimakasih" Tapi namanya Atsumu, ia tetap menerima makanan gratis itu, membagikannya dengan Osamu.

"Liburan kenaikan kelas, Otousan dan Okkasan mengajak liburan"

"Eh, aku tidak bisa, aku mau menemui Tobio-kun" Jawab Atsumu.

Osamu menatapnya datar. "Ya kau temuilah dulu sehari dua hari Tobio-kun mu itu, ini liburan keluarga Tsumu apa kau tidak merindukan Otousan dan Okkasan?"

Atsumu teridam. Ia sangat jarang bertemu orang tuanya, mereka sangat sibuk begitupun dirinya. Momen liburan keluarga adalah waktu yang sangat langka. Bisa dibilang Atsumu dan Osamu hanya bertemu orang tua mereka satu tahun sekali saat liburan.

****

Masa ujian kenaikan kelas telah berakhir, itu artinya sebentar lagi anak kelas tiga akan lulus.

Bagi anak-anak voli, momen kelulusan adalah sesuatu yang membahagiakan sekaligus menyayat hati. Senior mereka sudah seperti kakak bagi mereka. Tanaka dan Nishinoya bahkan menangis saat pengumuman kelulusan.

Tradisi prom mulai berlaku dsekolah-sekolah. Diadakan dua hari sebelum liburan kenaikan kelas. Masih sekitar dua minggu lagi.

Kageyama dan Atsumu tidak memiliki kontak satu sama lain, hanya saja Atsumu sering menelpon lewat nomor ibu Kageyama namun Tobio selalu menolak alasannya sakit tenggorokan atau terlalu malu. Padahal yang sebenarnya, ia tidak mau lagi mendengar suara Atsumu. Dia sakit hati.

Dia yang sudah pendiam kini jadi makin pendiam. Saat pulang sendiri tak sengaja sore itu Kageyama berpapasan dengan senior sekaligus saingan yang selalu ia anggap hebat. Oikawa Tooru.

Oikawa sebenarnya tak ingin memanggil Kageyama, tapi wajah lesu lebih ke sedih itu membuatnya penasaran, lagipula mengejek kouhai nya yang satu ini adalah hal yang menyenangkan.

"Tobio-chan! Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?" Oikawa terkekeh.

Kageyama hanya membungkuk sopan lalu kembali berjalan, mengherankan. Jika begini Oikawa jadi sungguhan penasaran.

Grep

Ia menahan pundak yang lebih muda. "Dooshite?"

Kageyama hanya diam, kepalanya menunduk.

"Ja, karena aku baru saja lulus aku ingin sedikit berbaik hati mentraktir mu" Oikawa merangkul pundak Kageyama, aneh tidak ada penolakan sama sekali. Anak laki-laki itu seperti kehilangan emosi.

Hinata dan teman-teman timnya juga menyadari perubahan Tobio, penyakit marah-marahnya menghilang, begitu juga dengan emosinya yang lain.

That Baby Finally My Boyfriend (Atsukage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang