5

1.5K 173 23
                                    

"Terimakasih tumpangan dan susunya, Miya-san.." Kageyama membungkuk setelah turun dari motor Atsumu. Yang lebih tua tersenyum, mengacak rambut Kageyama.

"Miya-san berhentilah merusak rambutku dan juga kau tidak perlu repot-repot membelikanku susu setiap bertemu"

Atsumu turun dari motornya, ia mendekatkan wajahnya membuat Kageyama sedikit mundur. "Daijoubu, aku sama sekali tidak keberatan. Sampai ketemu lagi, Tobio-kun"

Saat Atsumu berbalik, Kageyama menahan tangannya. "Miya-san, aku serius. Aku tidak enak jika kau begini, mengucap terimakasih saja rasanya kurang."

Kageyama melihat kearah plastik berisi puluhan susu dan yogurt. Ia sangat senang.

"Kalau begitu, ini." Atsumu menunjuk pipinya, mengarahkannya ke wajah Kageyama.

"Nani?" Kageyama bingung, ada nyamuk apa bagaimana?

"Cium disini Tobio-kun. Tunjukkan rasa terimakasihmu dengan benar"

"Eh.."

Tobio melihat ke kiri dan kanan, memastikan jalanan sepi dan tidak ada orang lain disana. Pemuda itu sedikit berjinjit, mengecup pipi Atsumu sekilas. Wajahnya merah padam saat melakukannya.

Kala ia mundur, Atsumu tak dapat menahan diri, ia menangkup pipi Kageyama lalu mencium bibirnya. Melumat bibir bawah dan menyesapnya.

"Mmhh.." Kegayama melenguh pelan di tengah ciuman itu, matanya tertutup, terlalu malu untuk melihat sekitar dan yang sedang terjadi.

Atsumu menggigit bibir bawah Kageyama, membuatnya terpekik dan membuka mulut. Kesempatan yang tidak dilewatkan oleh Atsumu. Lidahnya menerobos masuk, mengabsen gigi dan langit mulut Kageyama.

"Mmbhh m-miya san.." Kageyama mendorong dada Atsumu saat napasnya sesak.

Keduanya terengah-engah. Mata mereka mengunci. Wajah Kageyama semerah tomat, begitu kontras dengan kulitnya yang putih.

Sekilas Atsumu mengusap liur di bibir Tobio, lalu membelai halus pipinya. Pemuda itu maju dan menempelkan keningnya ke kening Kageyama. "Istirahatlah dan mimpikan aku"

Kageyama tidak bisa berkata apa-apa. Lututnya terasa lemas seketika.

****

"Oi! Bakayama, kenapa akhir-akhir ini kau sering melamun?"

"Hah?" Kageyama yang tidak sadar kalau jadi sering melamun memilih mengabaikan ucapan Hinata. "Fokus latihan saja Hinata boke!!"

"Kau yang dari tadi tidak fokus!!"

Mereka berdua berdebat beberapa saat seperti biasa. Sugawara dan yang lainnya menggeleng melihat tingkah mereka lalu lanjut latihan.

Sudah tiga minggu sejak kejadian malam itu, Atsumu tidak pernah datang menemui Kageyama lagi. Dan Kageyama entah mengapa merasa ada yang kurang?

Bukan susu atau yogurt gratis yang ia rindukan, tapi sosok menyebalkan yang selalu mengantar dua benda kesukaannya itu yang kini ia cari-cari.

Tapi jika diingat, dirinya sendiri yang menyuruh Atsumu agar jangan datang lagi, sekarang sungguhan tidak datang malah dia sendiri pula yang sebal.

Tin tin

Suara motor membuat Kageyama menepi. "Tobio-kun!! Lama tidak bertemu ne"

"Miya-san!" Mata Tobio membulat, sedikit kesenangan akhirnya bertemu yang ia cari-cari. Tapi tak lama wajahnya kembali datar, gengsi.

"Kau merindukan aku ya? Aku juga merindukanmu kok, naiklah aku ajak ke suatu tempat"

"Tidak bisa Miya-san, aku mau latihan lagi" Dia memang mau latihan dengan Hinata di lapangan.

That Baby Finally My Boyfriend (Atsukage)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt