[5/5]

2.7K 389 60
                                    

(Name) tidak habis pikir. Ternyata selama ini dirinya dekat dengan seorang gadis. (Name) tahu saat tidak sengaja melihat gadis yang mirip Senju.

Awalnya (Name) kira, gadis itu saudaranya Senju. Namun, panggilan dari salah satu lelaki di sana, menyadarkan (Name).

Senju membohonginya. (Name) sangat kecewa. Saat tidak sengaja bersitatap dengan Senju yang mengenakan pakaian sekolah, (Name) buang muka dan lari saat itu juga.

Senju terkejut. Buru-buru dia mengejar (Name), tapi (Name) pergerakannya sangat cepat.

"Sial! Maafkan aku, (Name)." Senju mengambil ponselnya. Menghubungi nomor (Name) berkali-kali meski tidak kunjung mendapat jawaban.

(Name) membanting pintu kamarnya. Bahkan sang ibu pun bingung dengan anak gadisnya yang terisak. Ibu (Name) berkali-kali mengetuk pintu kamar (Name).

"(Name) sayang. Kamu ada masalah? Jangan menangis, Sayang. Kamu bisa cerita pada ibu." Ibu (Name) berucap lembut.

(Name) terisak. Dia menutup wajahnya dengan bantal. Sebelum akhirnya (Name) membalas perkataan ibunya.

"Biarkan aku sendiri, Bu."

"Baiklah. Kalau butuh sesuatu, kamu bisa bilang, ya. Jangan lama-lama sedihnya."

Langkah kaki ibunya terdengar menjauh dari kamar (Name). (Name) mengecek ponselnya. Ada banyak panggilan tak terjawab dari Senju dan spam pesan masuk.

(Name) mematikan ponselnya. Menyimpan di atas nakas. Perlahan mata (Name) tertutup. Dirinya butuh istirahat untuk menenangkan diri.

Senju datang ke rumah (Name). Tapi yang menyambutnya bukan gadisnya itu. Melainkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Ya, ibu (Name).

"Tante, saya mau bertemu (Name)." Senju mengatakannya langsung.

Ibu (Name) tersenyum ramah. "Kamu Senju 'kan? Tante sering denger (Name) cerita tentang kamu."

Senju mengangguk canggung. Tidak menyangka (Name) sering menceritakan tentang dirinya pada ibu (Name).

"(Name) sepertinya sedang tidur. Tante gak tahu tiba-tiba dia pulang menangis."

"Saya minta maaf, Tante. Tolong sampaikan maaf saya pada (Name)." Tatapan Senju terlihat Sendu.

"Kalau (Name) ada waktu tolong katakan saya ingin bertemu." Setelah itu Senju berpamitan.

Ibu (Name) yang tadinya ingin bertanya akhirnya mengurungkan niatnya. Sepertinya (Name) dan Senju sedang mengalami masalah.

***

(Name) baru saja bangun tidur. Dia turun ke bawah untuk mengambil minum. Ibunya menghampiri (Name) dan menceritakan tentang Senju yang datang beberapa jam yang lalu.

(Name) hanya menanggapi seadanya saja. Untungnya ibu (Name) termasuk pengertian dan tidak banyak bertanya.

Di balkon kamarnya, (Name) memerhatikan bintang yang bercahaya terang. Dirinya menutup mata merasakan hembusan lembut angin malam.

Sekilas momen bersama Senju terlintas. Di mana (Name) dan Senju pernah menatap bintang dan berciuman di balkon ini. (Name) membuka matanya.

"Senju," lirih (Name) menahan cairan bening yang sebentar lagi akan tumpah.

Tidak jauh dari situ, ada Senju yang memerhatikan (Name) dari tempat persembunyiannya. Senju mengenakan jaket Brahman miliknya. Dalam kegelapan memerhatikan (Name) dengan pandangan sedih. Senju merindukan (Name).

(Name) mengaktifkan ponselnya. Mengirimi pesan pada Senju untuk bertemu besok sore di taman tempat biasa mereka bertemu.

Senju tersenyum membaca pesan (Name). Sepertinya sudah waktunya, Senju menjelaskan tentang dirinya pada (Name)

***

Sore hari.

(Name) duduk di atas ayunan menunggu Senju. Dirinya sengaja datang lebih awal. Tidak di duga, Senju datang lebih cepat.

(Name) dan Senju saling bertatapan.

"Senju."

"(Name)."

Keduanya mengatakan nama satu sama lain bersamaan.

"Kamu bisa duluan, (Name)." Senju mengalah membiarkan (Name) lebih dulu.

"Senju, mari akhiri saja," ucap (Name) pada akhirnya. Bibirnya tersenyum tapi tidak sampai di netranya.

"Kenapa, (Name)?" tanya Senju. Dia ingin menggenggam tangan (Name). Tapi (Name) menghindarinya. Hal itu membuat Senju merasa sakit tepat pada hatinya. Ini kali pertama (Name) menghindari sentuhan darinya.

(Name) tertawa getir. "Lucu, gak ada yang perlu diakhiri. Dari awal kita memang gak punya hubungan dan dari awal emang hubungan kita itu salah. Iya 'kan, Senju?"

"Aku rasa gak ada yang salah. Bahkan, kalau kamu bilang aku milikmu, (Name). Kita gak perlu ngerasa bersalah. Aku rasa, aku mencintaimu." Senju refleks menggenggam erat tangan (Name). Menatapnya dengan kesungguhan mendalam.

"Senju ... maaf, kita gak bisa bersama."

"Asal kita bisa saling memiliki, kamu gak perlu ngelakuin apa pun, (Name). Biar aku yang melakukannya untukmu." Senju berusaha meyakinkan (Name).

Namun, (Name) lagi-lagi melepaskan genggaman Senju. Dia menggeleng pelan.

"Sudah cukup. Selamat tinggal dan terima kasih, Senju." (Name) tersenyum dengan pandangan kosong, sebelum melangkah pergi.

Senju membatu. Dirinya tidak bisa mengejar (Name). Seolah ada pembatas tak kasat mata yang menghalanginya. Tatapan sedih dari mata Senju terlihat sangat jelas.

"Jadi ini akhirnya, ya?" Senju bergumam pelan sembari menahan air matanya.

"Aku akan tetap menunggumu, (Name)."

***

(Name) mengurung dirinya di kamar. Menangisi dalam diam perpisahannya dengan Senju.

"Aku juga mencintaimu, Senju," lirih (Name). Pandangannya tertuju pada gelang pemberian Senju. (Name) tidak pernah melepas gelang itu.

Karena suatu hal, (Name) tidak bisa bersama Senju. Jauh dalam dirinya, dia tidak peduli siapa Senju yang sebenarnya. (Name) benar-benar sangat mencintai Senju.

Melepaskan sesuatu yang sangat dicintai memang sangat menyakitkan. (Name) memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Entah sudah berapa lama dirinya menangis.

(Name) meraih ponselnya. Walpaper foto dirinya dan Senju yang tengah tersenyum bahagia, semakin membuat (Name) sesak. Sejurus kemudian, dia melempar asal benda pipih itu.

Kenyataan pahit mereka sulit untuk menyatu dan tidak mungkin bisa dipaksakan bersama.

(Name) harus mengakhirinya sebelum perasaan cinta (Name) pada Senju semakin dalam. Karena itulah, (Name) menerima tawaran orang tuanya untuk pindah ke rumah neneknya.

Dengan pergi sejauh mungkin, (Name) berharap bisa melupakan Senju-- cinta pertamanya. (Name) berencana memulai hidup barunya. Melupakan apa pun yang pernah terjadi di masa lalu.

Melupakan kenangan indah sesaat bersama Senju. Namun, enggan merasakan jatuh cinta lagi.

---End---

Sofia || Senju x FemReader✔Where stories live. Discover now