⊰ l i m a ⊰

11 3 0
                                    

               Vote+komen+follow me!!

                                    ♪
                                    ♪
                                    ♪

Karena kaget, Shaena menimpa tubuh Jaehyun gadis yang tidak terlalu tinggi itu menatap dada bidang lelaki yang jauh lebih tinggi darinya. Sedangkan lelaki itu segera mengambil pijakan yang sesuai agar tidak oleng dan jatuh ke sawah.

Seseorang tertawa akan insiden itu, bahkan tawanya mampu membuat orang tadi menitihkan air mata. Jaehyun memegangi bahu Shaena lalu menatap manik indah kecoklatan milik gadis di hadapannya, bisa Jaehyun lihat raut ketakutan dari gadis ini.

Dengan tiba tiba Jaehyun menendang pantat orang tadi, membuat satu kaki nya masuk ke lumpur yang ada di sawah. Orang itu menatap kemusuhan Jaehyun, namun memalingkan wajahnya saat Jaehyun memperlihatkan tatapan tajamnya.

"Ojo berduaan toh, nanti yang ketiga setan loh" Orang tadi membiarkan kakinya yang terkena lumpur, dan malah menjahili Jaehyun yang sedang mode sewot.

"Iya, kamu setan nya!" Mengusap pelan bahu Shaena lalu menegakkan tubuhnya dihadapan Jaehyun.

"Loh ku kira Mbak Mawar, ternyata bidadari surga" Mingyu nama dari orang itu, mencolek dagu Shaena lalu mengedipkan matanya sebelah untuk menggoda Shaena.

Tidak tau saja Mingyu jika Jaehyun sudah menatap dirinya nyali, serasa singa yang ingin menerkam mangsanya kapan saja. Shaena sedikit tidak nyaman dengan Mingyu, menyembunyikan tubuhnya di belakang Jaehyun seakan meminta perlindungan.

"Jenenge sopo?" Mengulurkan tangannya di hadapan Shaena, berniat jabat tangan dengan gadis di hadapannya. (Namanya siapa?)

"Ndak usah sok iya iya" Jaehyun menggandeng tangan Shaena, mengajak gadis itu untuk melangkah lebih jauh ke depan meninggalkan Mingyu sendiri di belakang.

"Opo toh jae, sewot aja"

"Sewot, Sirah mu bledug!" Bahkan di kalimat nya Jaehyun menyelipkan nada sirik kepada Mingyu. (Sewot, kepala mu meletus)

"Eh Ndak ya, kepala ku ndak bledug kok, Ndak usah fitnah" Dibalas Mingyu dengan nada nyentrik ala drinya.

           →→→→→🍂🍂🍂←←←←←

Jalannya masih sama, namun entah hanya Shaena saja yang merasa atau bagaimana tapi sepertinya jalan ini lebih jauh dari pada saat berangkat. Keadaan sunyi, ketika Mingyu berhenti menggoda Shaena dan Jaehyun yang memilih menutup mulut.

Obor di tangan pun seakan tak ingin padam padahal selalu menyala, Mingyu sendiri tadi membawa obor, namun dia matikan untuk menghemat bahan bakar karena Jaehyun sudah memegang satu.

Dari sini Shaena sudah bisa melihat cahaya cahaya yang berada cukup jauh, mungkin itu penerangan penduduk desa. Jika seperti ini, ia lebih memilih menjadi kucing saja yang BAB di pasir dan tak usah menggunakan air.

"Jae, mosok yo aku iri karo koe loh" Ditengah kesunyian ini, Mingyu berucap. (Jae, masak aku iri sama kamu loh)

"Iri gimana lagi toh Gyu? Nasib kita itu ndak jauh beda, kamu siang kerja toh? Aku Yo sama," jawab Jaehyun seandainya.

"Aku iri sama kamu gara gara kamu punya orang tua yang dukung apa mau mu, kamu pengen sekolah? Di bolehin, kalo soal kerja aku Yo iso kerjo setiap balek sekolah" menatap ke bawah dimana kakinya berpijak, Mingyu terlihat murung dengan senyum tipis tetap berada di bibirnya. (Kalo soal kerja aku juga bisa kerja setiap pulang sekolah)

The Past/Jung JaehyunWhere stories live. Discover now