Tanpa Suara

675 71 5
                                    

double up hehe






milsun





Suasana cafe siang itu tidak terlalu ramai. Sunwoo mengajak kekasihnya untuk mengunjungi cafe favorit mereka –mencari inspirasi menggambar katanya– karena bosan berdiam diri terus di rumah.

Hyunjae sedari tadi hanya diam saja, sibuk memperhatikan lelaki manis di hadapannya yang tengah membuat arsiran sebuah gedung tua yang terletak di seberang cafe.

Kopi yang masih tersisa setengah cangkir ia biarkan mendingin, terlalu fokus memandangi kesayangannya. Akan mengulum senyum saat melihat si kesayangan mengerutkan alis karena arsiran rumit yang dibuatnya, sesekali mengerucutkan bibir, lalu tersenyum manis jika dirasa hasil arsirannya sesuai dengan yang ia mau.

Hyunjae meraih tangan Sunwoo yang menganggur di atas meja, digenggamnya tangan halus itu, dielusnya punggung tangan Sunwoo dengan ibu jari.

"Diminum dulu itu frappe nya, nanti es batunya cair."

Sunwoo mendongak, menatap Hyunjae sebentar. Pensil yang digunakan sedari tadi ditaruh di atas buku sketsa.

Sunwoo menggerakkan jari jarinya, 'nanti dulu, ini belum selesai, tanggung.'

Melirik cangkir kopi milik Hyunjae, Sunwoo kembali menggerakkan jari jarinya. 'Kakak sendiri kopinya masih ada!'

Hyunjae melemparkan senyum, "maunya ngeliatin kamu aja."

Sunwoo mendengus pelan, menggigit pipi dalamnya menahan rasa malu akibat perkataan lelaki tampan di hadapannya.

Diraihnya kembali pensil 2B yang tergeletak, melanjutkan arsiran gedung model lama yang sebentar lagi selesai. Masih dengan Hyunjae yang mengelus tangan kiri Sunwoo sembari menatapnya penuh damba.

Hyunjae tidak peduli dengan ucapan orang orang yang bertanya tanya mengapa pemuda setampan dirinya –yang mendekati kata sempurna mau menjalin kasih dengan seseorang yang cacat, memiliki kekurangan, seperti Sunwoo.

Hyunjae tidak peduli dengan ucapan mereka yang menyayangkan pilihannya menambatkan hati kepada seorang pemuda yang biasa saja, tidak sekaya dirinya.

Hyunjae tidak peduli dengan itu semua.

Karena bersama dengan Sunwoo, ia bisa menjadi diri sendiri, merasakan bagaimana diperlakukan sebagaimana manusia biasa yang tidak memandang status dan materiil semata.

Dan, Hyunjae bisa merasakan cinta dan kasih sayang yang tulus, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Meskipun terkendali dalam berkomunikasi, itu tidak menjadi penghalang bagi Hyunjae untuk merajut kisah kasih dengan Sunwoo.

Sunwoo-nya itu istimewa.

Bagaimana dengan Sunwoo sendiri? Memang, ada masa dimana Sunwoo terdistraksi dengan perkataan di luar sana yang membicarakan tentang dirinya, membuatnya ragu untuk melanjutkan hubungan dengan Hyunjae.

Sunwoo memang kehilangan kemampuannya dalam berbicara, namun telinganya masih berfungsi dengan baik. Terkadang ia berharap agar kemampuan mendengarnya juga diambil agar tidak usah mendengar ucapan jahat orang orang yang ditujukan kepadanya.

Namun Hyunjae meyakinkan dirinya, menenangkannya, memberi sejuta pujian dan afeksi.

"Kamu itu istimewa. Tidak ada orang lain yang sepertimu. Jangan dengarkan mereka, cukup dengarkan aku saja, ya?"

Itulah kalimat penenang yang Hyunjae selalu katakan untuknya.

Sunwoo meletakkan pensil yang digunakan untuk mengarsir. Gambarnya sudah selesai. Ia meregangkan tubuhnya sebentar. Arah pandangnya menuju ke pria di hadapannya yang masih menatap dirinya dengan bertopang dagu sembari tersenyum hangat.

"Udah selesai?"

Sunwoo mengangguk semangat, menunjukkan hasil gambarnya kepada Hyunjae.

"Bagus sekali, Sunwoo-ku hebat"

Mendengar pujian yang diberikan, satu senyuman cerah hadir di wajah Sunwoo, dengan pulasan merah semu menyertai di pipi.

"Mau langsung pulang?"

'Ngga, mau di sini dulu. Boleh?'

"Tentu"

Masih menggenggam tangan Sunwoo, Hyunjae mengelus logam kecil yang melingkar di jari manis lelaki manis yang kini menyeruput frappe miliknya dalam diam. Logam kecil yang juga melingkar dengan pas di jari manis Hyunjae. Berdenting kecil saat kedua logam itu bertemu.

Bukti keseriusan hubungan mereka.

Sudah kubilang, Hyunjae tidak peduli akan ucapan orang orang sok tahu itu.

Asal bersama dengan Sunwoo, ia bahagia.

Sunwoo pun begitu.

Hyunjae menepuk tangan Sunwoo pelan. Sunwoo yang sedang memperhatikan jalanan melalui kaca jendela di samping tempat mereka duduk mengalihkan fokusnya, dengan sorot mata bertanya yang ditujukan untuk pria di hadapannya.

Hyunjae mengulurkan tangannya ke hadapan Sunwoo. Melipat keseluruhan jarinya kecuali jari kelingking, lalu membuka lipatan jari telunjuk, dilanjut dengan ibu jari.

"I Love You"

Sunwoo tergelak kecil, kekehan manis yang tidak bisa didengar keluar dari belah bibirnya.

Kedua tangan Sunwoo meraih tangan Hyunjae yang masih menunjukkan simbol itu. Membuka lipatan jari yang lain, melukis gambar ♡ di atas telapak tangan yang terbuka.

Sunwoo menatap pria-nya, memberikan senyum manis. Sedetik kemudian menarik tangan Hyunjae untuk menutupi wajahnya, merasa malu.

Hyunjae tertawa kecil dibuatnya.















Selesai.

Makasih buat dukungannya semuaaa ♥♥♥

aster • milsunOù les histoires vivent. Découvrez maintenant