2030Z Part 5. First Aid Box

26 22 9
                                    

"Aduh kenapa gue bisa ke kunci di sini sih," ucap diana.

Ternyata diana terkunci di sebuah ruangan, dia tidak bisa keluar, dia terus berteriak meminta tolong, sudah 1 jam dirinya terkurung.

"Tolong! Tolong! Ada orang? Heyy.. Bukain pintunya!" Teriak diana. Tapi tidak ada yang menolong nya.

Diana terus menggedor gedor pintu, ia berharap bisa keluar dari sana, tapi tetap saja usahanya itu nihil. Diana kemudian pasrah dengan keadaan, ia sudah bingung, cara apa lagi yang harus dia lakukan.

********

Di tempat lain, valdy sedang berjalan dengan hati hati, ia mencari cari kotak p3k di rumah itu, dia sudah periksa semua ruangan tapi tidak ketemu, valdy memutuskan untuk pergi ke ruang bawah tanah, siapa tau di sana ada kotak p3k.

Ia turun dengan hati hati, ruangan itu tidak terlalu gelap hanya saja lampu nya yang remang remang membuat suasana menjadi mencekam, valdy selalu siaga dengan senapan nya, kemudian ia melihat lihat ke sekeliling.

Kemudian ia menemukan sebuah laci, valdy berjalan menuju laci itu, ia membuka semua laci dan mencari cari kotak tersebut.

"Kotak p3k, p3k, ah.. Ini dia ketemu." Ucap valdy.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari kemudian valdy memasukan kotak p3k itu ke dalam tas nya, tapi perasaan valdy tidak enak, ia segera memakai tas nya, dan saat ia bangun dan membalikan badan nya tiba tiba.

Arggghhhhh... Khaaaaahhh...!!!

Ada seorang zombie yang menyerangnya secara tiba tiba. Valdy menahan zombie menggunakan senapan nya. Zombie itu terus saja mendorong tubuh valdy. Valdy kesulitan dan kewalahan, kemudian dia menarik senapan nya lalu dengan cepat menghantam kan senapan itu ke kepala zombie.

Zombie itu terpental, dan valdy segera menembak kepala nya. Kepala zombie itu seketika pecah, dan darah nya mengenai baju dan wajah valdy.

Setelah di rasa aman, valdy kemudian segera keluar dari ruang bawah tanah, dan mencari melva.

"Mel, kita kemana lagi nih?" Bisik desi di belakang nya.

"Perasaan gue udah gak enak nih." Difya.

"Lo masuk angin dif?" Bisik desi.

"Ihhh... Apaan sih, bukan itu." Difya.

"Shuutt.." Melva.

Kemudian desi dan difya diam, susana menjadi hening seketika. Melva memastikan di depan mereka tidak ada zombie. Lalu tiba tiba ada sesuatu yang bergerak di belakang.

Mereka bertiga dengan ketakutan menoleh ke belakang, lalu di dalam kegelapan muncul sesosok manusia yang penuh dengan darah.

"Zo.. Zombieee!!" Teriak difya.

Orang itu langsung menutup mulut difya.

"Shuuuttt...." Ternyata itu adalah valdy.

"Apaan sih val, ngagetin aja!" Melva.

"Iya nih, mana lo banyak darah. Lo abis ngapain sih." Desi.

"Tadi gue ke ruang bawah tanah, di sana ada zombie nyerang gue, terus gue hantem deh kepala nya, ya gini badan sama muka gue kena darah nya." Jelas valdy.

Difya berusaha melepaskan tangan valdy dari mulutnya.

"Ehh.. Sorry dif." Kata valdy, lalu ia melepaskan tangan nya.

"Heuhh.. Lo val ada ada aja, kalo dateng tuh coba pake salam dulu!" Omel difya.

"Terus, lo kenapa tadi teriak?" Tanya valdy.

"Ya.. Gue, gue kaget lah." Jawab difya.

"Untung aja teriakan lo itu gak ngundang zombie dateng ke sini." Valdy.

Difya kesal dengan valdy, kemudian melva menyuruh mereka untuk melanjutkan perjalanan mereka, valdy mengikuti dari belakang.

2030Z [WE ARE THE LAST]Where stories live. Discover now